WTI Perpanjang Penurunan Terendah dalam 22 Bulan
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang penurunan dari harga terendah dalam 22 bulan di tengah spekulasi bahwa meningkatnya stok minyak Amerika Serikat menambah pasokan di pasar global, yang mendorong harga menuju kondisi bearish.
Kontrak berjangka (futures) turun sebanyak 1,1% di New York, penurunan untuk kali kelima dalam enam hari. Survei Bloomberg menjelang rilis Administrasi Informasi Energi (EIA) memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebanyak 2,5 juta barel menjadi 364,2 juta pada pekan lalu dan akan menjadi level tertinggi dalam dua bulan.
Kontrak berjangka telah terkoreksi karena suplai shale gas meningkatkan produksi minyak AS ke level tertinggi dalam hampir 30 tahun di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Para produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menanggapi dengan memangkas harga, memicu spekulasi bahwa mereka akan bersaing di pasar daripada mengurangi pasokan.
"Itu terserah OPEC untuk melakukan sesuatu karena AS tidak akan memperlambat produksi. Pasar khawatir dengan skenario suplai-permintaan," kata analis di Fat Prophets David Lennox seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (14/10/2014).
Minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November turun sebanyak 91 sen menjadi USD84,83 per barel dan berada di USD85,17 pada pukul 11.55 siang waktu Sydney. Kontrak terkoreksi 8 sen menjadi USD85,74, kemarin dan menjadi penutupan terendah sejak Desember 2012.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 17% di atas rata-rata 100 hari. Harga telah turun 13% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman November turun sebanyak 79 sen atau 0,9% ke USD88,10 per barel. Harga itu turun USD1,32 ke USD88,89, kemarin dan merupakan harga terendah sejak Desember 2010.
Premi minyak mentah patokan Eropa tersebut terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,10, turun dibandingkan kemarin sebesar USD3,15.
Kontrak berjangka (futures) turun sebanyak 1,1% di New York, penurunan untuk kali kelima dalam enam hari. Survei Bloomberg menjelang rilis Administrasi Informasi Energi (EIA) memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebanyak 2,5 juta barel menjadi 364,2 juta pada pekan lalu dan akan menjadi level tertinggi dalam dua bulan.
Kontrak berjangka telah terkoreksi karena suplai shale gas meningkatkan produksi minyak AS ke level tertinggi dalam hampir 30 tahun di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Para produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menanggapi dengan memangkas harga, memicu spekulasi bahwa mereka akan bersaing di pasar daripada mengurangi pasokan.
"Itu terserah OPEC untuk melakukan sesuatu karena AS tidak akan memperlambat produksi. Pasar khawatir dengan skenario suplai-permintaan," kata analis di Fat Prophets David Lennox seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (14/10/2014).
Minyak WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November turun sebanyak 91 sen menjadi USD84,83 per barel dan berada di USD85,17 pada pukul 11.55 siang waktu Sydney. Kontrak terkoreksi 8 sen menjadi USD85,74, kemarin dan menjadi penutupan terendah sejak Desember 2012.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 17% di atas rata-rata 100 hari. Harga telah turun 13% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman November turun sebanyak 79 sen atau 0,9% ke USD88,10 per barel. Harga itu turun USD1,32 ke USD88,89, kemarin dan merupakan harga terendah sejak Desember 2010.
Premi minyak mentah patokan Eropa tersebut terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,10, turun dibandingkan kemarin sebesar USD3,15.
(rna)