Cerita Lutfi Soal Capeknya Jadi Mendag
A
A
A
MENGABDIKAN diri bekerja untuk negara dan menjadi seorang menteri memang bukan pekerjaan mudah. Setumpuk beban ada di pundak para pembantu presiden tersebut.
Tak terkecuali yang dirasakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. Pria yang kerap dikatakan sebagai menteri dengan paras tampan ini mengaku menjadi Mendag sangat melelahkan.
"Di perdagangan itu sepertinya sulit, tapi sebetulnya tidak seperti yang saya pikirkan. Tapi satu fungsinya, kerjanya capek," ujar dia di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Lelahnya menjadi Mendag dirasakan Lutfi karena urusan yang bermacam-macam. Terlebih, ketika berhadapan dengan konsumen dengan berbagai tingkah dan karakter berbeda-beda.
"Berhadapan dengan consumer itu begini kalau benar, yang diuntungkan itu diam. Kalau salah yang dirugikan itu sangat keras. Jadi makanya saya bilang, harga naik salah, harga turun salah," kisahnya.
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengungkapkan bahwa Mendag merupakan wasit yang baik dan adil.
Karena itu, menjadi Mendag pun harus pintar sebab nantinya akan bersinggungan dengan regulasi. "Memberikan insentif dan melarang disinsentif. Jadi musti cerdas," jelas Lutfi.
Pria yang didapuk untuk menggantikan Gita Wiryawan ini menilai, Mendag juga berfungsi sebagai komunikator yang jitu.
"Kalau disuruh pilih, mana yang pertama, adalah komunikator yang jitu. Kedua, wasit yang adil, dan ketiga baru aturan," pungkas pria yang menjabat sebagai Mendag ke-32 pada 14 Februari tahun ini.
Tak terkecuali yang dirasakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. Pria yang kerap dikatakan sebagai menteri dengan paras tampan ini mengaku menjadi Mendag sangat melelahkan.
"Di perdagangan itu sepertinya sulit, tapi sebetulnya tidak seperti yang saya pikirkan. Tapi satu fungsinya, kerjanya capek," ujar dia di Gedung Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Lelahnya menjadi Mendag dirasakan Lutfi karena urusan yang bermacam-macam. Terlebih, ketika berhadapan dengan konsumen dengan berbagai tingkah dan karakter berbeda-beda.
"Berhadapan dengan consumer itu begini kalau benar, yang diuntungkan itu diam. Kalau salah yang dirugikan itu sangat keras. Jadi makanya saya bilang, harga naik salah, harga turun salah," kisahnya.
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengungkapkan bahwa Mendag merupakan wasit yang baik dan adil.
Karena itu, menjadi Mendag pun harus pintar sebab nantinya akan bersinggungan dengan regulasi. "Memberikan insentif dan melarang disinsentif. Jadi musti cerdas," jelas Lutfi.
Pria yang didapuk untuk menggantikan Gita Wiryawan ini menilai, Mendag juga berfungsi sebagai komunikator yang jitu.
"Kalau disuruh pilih, mana yang pertama, adalah komunikator yang jitu. Kedua, wasit yang adil, dan ketiga baru aturan," pungkas pria yang menjabat sebagai Mendag ke-32 pada 14 Februari tahun ini.
(rna)