Bank DKI Catat Pertumbuhan DPK 15,3%
A
A
A
JAKARTA - Bank DKI mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,3% menjadi Rp27,8 triliun pada kuartal III/2014 dari periode sama 2013 sebesar Rp24,1 triliun.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, pertumbuhan ini didorong pertumbuhan tabungan dan deposito masing-masing 13,57% dan 27,57%.
Struktur DPK Bank DKI didominasi deposito yang mencapai Rp15,83 triliun per September 2014 atau 56,93% dari keseluruhan DPK.
Giro Bank DKI per September 2014 tercatat Rp7,73 triliun atau sebesar 27,81% dari total DPK dan tabungan per September 2014 mencapai Rp4,2 triliun per September 2014 atau 15,26% dari keseluruhan DPK.
Meski demikian, Eko tetap mewaspadai potensi likuiditas yang diperkirakan akan tetap mengalami pengetatan.
Khususnya DPK dari Pemprov DKI Jakarta, di mana puncak realisasi pencairan APBD utamanya kepada kontraktor Pemprov DKI Jakarta akan terjadi pada akhir tahun.
"Bank DKI tetap menggenjot perolehan DPK hingga akhir tahun," kata dia dalam rilisnya, Kamis (23/10/2014).
Caranya, melalui sejumlah program kerja sama antara Bank DKI dan dinas-dinas Provinsi DKI Jakarta seperti pembayaran rumah susun, pembukaan rekening pedagang kaki lima.
"Bank DKI juga akan menggenjot fee based income, melalui layanan Virtual Account Cash Management System," ujarnya.
Mengenai laba, meski kredit dan DPK tumbuh dua digit namun laba hanya tumbuh 8% dari Rp615 miliar pada kuartal III/2013 menjadi Rp665 miliar pada periode yang sama tahun ini.
(Baca: Bank DKI Salurkan Kredit Rp22,84 T)
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, pertumbuhan ini didorong pertumbuhan tabungan dan deposito masing-masing 13,57% dan 27,57%.
Struktur DPK Bank DKI didominasi deposito yang mencapai Rp15,83 triliun per September 2014 atau 56,93% dari keseluruhan DPK.
Giro Bank DKI per September 2014 tercatat Rp7,73 triliun atau sebesar 27,81% dari total DPK dan tabungan per September 2014 mencapai Rp4,2 triliun per September 2014 atau 15,26% dari keseluruhan DPK.
Meski demikian, Eko tetap mewaspadai potensi likuiditas yang diperkirakan akan tetap mengalami pengetatan.
Khususnya DPK dari Pemprov DKI Jakarta, di mana puncak realisasi pencairan APBD utamanya kepada kontraktor Pemprov DKI Jakarta akan terjadi pada akhir tahun.
"Bank DKI tetap menggenjot perolehan DPK hingga akhir tahun," kata dia dalam rilisnya, Kamis (23/10/2014).
Caranya, melalui sejumlah program kerja sama antara Bank DKI dan dinas-dinas Provinsi DKI Jakarta seperti pembayaran rumah susun, pembukaan rekening pedagang kaki lima.
"Bank DKI juga akan menggenjot fee based income, melalui layanan Virtual Account Cash Management System," ujarnya.
Mengenai laba, meski kredit dan DPK tumbuh dua digit namun laba hanya tumbuh 8% dari Rp615 miliar pada kuartal III/2013 menjadi Rp665 miliar pada periode yang sama tahun ini.
(Baca: Bank DKI Salurkan Kredit Rp22,84 T)
(izz)