HSBC Optimis Jokowi Bawa Angin Segar Investasi Asing
A
A
A
JAKARTA - Head of HSBC Securities Service Indonesia Supranoto Prajogo optimis, pemerintahan baru di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membawa angin segar bagi investasi asing di Indonesia.
"Kalau lihat ke depan dengan adanya pemerintahan baru, asing sepertinya sangat menaruh harapan besar pada pemerintahan baru. Inflow yang masuk ke Indonesia akan banyak," ujarnya di Gedung WTC, Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Namun, rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digaungkan Jokowi menjadi tantangan tersendiri bagi bursa saham dan investasi.
"Di BEI akan terjadi kenaikan dan penurunan. Hal ini jadi tantangan investor untuk memilih saham yang tergantung kondisi ekonomi di Indonesia," tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam menanamkan modalnya asing tidak hanya memperhatikan kondisi bursa, namun juga tingkat perekonomian Indonesia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Sehingga, kenaikan harga BBM subsidi yang akan berdampak pada kenaikan inflasi dan dampak turunannya pada nilai tukar rupiah akan menjadi faktor yang diperhatikan investor.
"Kalau asing punya dolar. Mereka investasi ke rupiah. Investor perhatikan bukan hanya kondisi bursa tapi perekonomian kurs mata uang Indonesia terutama kurs dolar terhadap rupiah," pungkasnya.
"Kalau lihat ke depan dengan adanya pemerintahan baru, asing sepertinya sangat menaruh harapan besar pada pemerintahan baru. Inflow yang masuk ke Indonesia akan banyak," ujarnya di Gedung WTC, Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Namun, rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digaungkan Jokowi menjadi tantangan tersendiri bagi bursa saham dan investasi.
"Di BEI akan terjadi kenaikan dan penurunan. Hal ini jadi tantangan investor untuk memilih saham yang tergantung kondisi ekonomi di Indonesia," tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam menanamkan modalnya asing tidak hanya memperhatikan kondisi bursa, namun juga tingkat perekonomian Indonesia serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Sehingga, kenaikan harga BBM subsidi yang akan berdampak pada kenaikan inflasi dan dampak turunannya pada nilai tukar rupiah akan menjadi faktor yang diperhatikan investor.
"Kalau asing punya dolar. Mereka investasi ke rupiah. Investor perhatikan bukan hanya kondisi bursa tapi perekonomian kurs mata uang Indonesia terutama kurs dolar terhadap rupiah," pungkasnya.
(izz)