IHSG Diprediksi Bergerak di Kisaran Support 5.000-5.050
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan diprediksi bergerak di rentang support 5.000-5.050 dan resistance 5.087-5.115.
Analis dari Woori Korindo Securities, Reza Priyambada menyebutkan, bahwa doji star mendekati middle bollinger band (LBB). MACD masih turun dengan histogram negatif yang memendek.
"RSI, Stochastic, dan William's %R mencoba berbalik naik," ujar Reza dalam risetnya, Minggu (26/10/2014).
Dia mengatakan, laju IHSG dapat bertahan di atas target support (4.910-4.950) dan kembali mampu melampaui target area resistance (5.038-5.065).
Reza menjelaskan, meski IHSG terkena aksi jual, namun masih dapat ditahan dan diimbangi dengan aksi beli. "Sama kuatnya daya beli dan jual membuat IHSG berada di persimpangan," imbuhnya.
Untuk itu, lanjut dia, tetap cermati sentimen yang ada dan diharapkan tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking agar potensi kenaikan lanjutan IHSG masih ada.
Di sisi lain, pelaku pasar diharapkan tidak terlalu menjadikan susunan nama menteri menjadi satu-satunya sentimen penggerak pasar dan menjadi keputusan bertindak dalam melakukan trading saham maupun obligasi.
"Lebih fokuslah kepada nama-nama saham maupun obligasi yang masih dapat memberikan potensi rebound maupun gain dibandingkan fokus dan menghabiskan waktu terhadap nama-nama menteri, yang belum tentu dapat memberikan gain secara langsung," terangnya.
Analis dari Woori Korindo Securities, Reza Priyambada menyebutkan, bahwa doji star mendekati middle bollinger band (LBB). MACD masih turun dengan histogram negatif yang memendek.
"RSI, Stochastic, dan William's %R mencoba berbalik naik," ujar Reza dalam risetnya, Minggu (26/10/2014).
Dia mengatakan, laju IHSG dapat bertahan di atas target support (4.910-4.950) dan kembali mampu melampaui target area resistance (5.038-5.065).
Reza menjelaskan, meski IHSG terkena aksi jual, namun masih dapat ditahan dan diimbangi dengan aksi beli. "Sama kuatnya daya beli dan jual membuat IHSG berada di persimpangan," imbuhnya.
Untuk itu, lanjut dia, tetap cermati sentimen yang ada dan diharapkan tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking agar potensi kenaikan lanjutan IHSG masih ada.
Di sisi lain, pelaku pasar diharapkan tidak terlalu menjadikan susunan nama menteri menjadi satu-satunya sentimen penggerak pasar dan menjadi keputusan bertindak dalam melakukan trading saham maupun obligasi.
"Lebih fokuslah kepada nama-nama saham maupun obligasi yang masih dapat memberikan potensi rebound maupun gain dibandingkan fokus dan menghabiskan waktu terhadap nama-nama menteri, yang belum tentu dapat memberikan gain secara langsung," terangnya.
(dmd)