Penyaluran Kredit BTN Tumbuh 14,5%

Selasa, 28 Oktober 2014 - 11:42 WIB
Penyaluran Kredit BTN Tumbuh 14,5%
Penyaluran Kredit BTN Tumbuh 14,5%
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat penyaluran kredit senilai Rp110,54 triliun hingga September 2014, meningkat 14,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp96,53 triliun.

“Secara umum industri perbankan masih mengalami sejumlah tekanan di antaranya oleh ketatnya likuiditas serta situasi politik pascapemilihan presiden beberapa waktu lalu yang turut berdampak pada perlambatan ekonomi nasional. Kendati demikian, kami mampu tumbuh di atas rata-rata industri,” ungkap Direktur Utama BTN Maryono dalam paparan kinerja keuangan kuartal III/2014 perseroan di Jakarta kemarin.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK), lanjut dia, perseroan berhasil mencatat sebesar Rp101,84 triliun pada kuartal III/2014, naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp88,54 triliun. “Peningkatan DPK diperoleh berkat kerja keras dalam pengumpulan dana masyarakat baik melalui tabungan maupun prioritas,” paparnya.

Maryono menjelaskan, kenaikan DPK sebesar 15% tersebut di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan yang hanya 11,63%. Selain DPK yang tumbuh, penyaluran kredit BTN juga di atas industri perbankan yang hanya 13,43%. Meski DPK dan kredit mengalami pertumbuhan, laba bersih BTN turun sebesar 28% dari Rp1,05 triliun pada kuartal III/2013 menjadi Rp755 miliar per September 2014. Menurut Maryono, penurunan laba bersih karena perseroan harus meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp490 miliar dari sebelumnya pada kuartal III/2013 sebesar Rp330 miliar.

“Selain itu, biaya bunga juga sangat tinggi. Itu yang membuat laba bersih menurun,” katanya. Dia menjelaskan, perseroan berhasil memperbaiki tingkat kesehatannya dengan meningkatkan kualitas kredit. Itu tercermin pada tren penurunan rasio kredit yang berpotensi macet atau non performing loan (NPL) di level 4,85% (gross) atau 3,63% (nett). Kondisi ini menjadi catatan positif perseroan ketika tren NPL industri perbankan yang justru meningkat.

Penurunan NPL tersebut dikontribusi oleh perbaikan kualitas kredit konstruksi dan KPR tanpa melakukan write off. “Bank BTN berkomitmen untuk terus memangkas rasio kredit bermasalah dan menargetkan NPL berada di bawah 4% pada akhir tahun 2014,” katanya.

Maryono menambahkan, berbagai strategi yang dilakukan Bank BTN untuk mencapai target tersebut di antaranya membentuk dua unit kerja khusus yaitu Consumer Collection & Remedial Collection (CCRD) yang bertanggung jawab mengelola kualitas kredit konsumer dengan umur tunggakan kurang dari 360 hari serta Asset Management Division (AMD) yang bertanggung jawab menangani kualitas kredit konsumer dengan umur tunggakan lebih dari 360 hari dan melakukan penjualan atau pelelangan kredit komersial yang sudah tidak dapat ditagih atau direstrukturisasi bagi debitur yang kooperatif.

Menurut Maryono, kualitas aset kredit Bank BTN tercatat cukup baik. Ini tercermin dari asset recovery Bank BTN yang berhasil dilakukan perseroan selama ini. Pada 30 Desember 2013 total outstanding kredit NPL tercatat Rp4 triliun. Pada 2014 perseroan mempunyai target dapat melakukan recovery sekitar Rp1 triliun. Pada kuartal III/2014 recovery asset telah mencapai sebesar Rp831 miliar. “Akhir 2014 kami optimistis recovery akan dapat dilakukan sesuai target,” ujar Maryono.

Selain itu, BTN juga berhasil menurunkan rasio kredit berbanding simpanan atau loan to deposit ratio (LDR), dari 109,04% pada Kuartal III/- 2013 menjadi 108,54% pada Kuartal III/2014. Keberhasilan menurunkan rasio kredit ini akan lebih terlihat jika dilihat dari loan to funding ratio (LFR). Ini karena core business BTN dalam pembiayaan perumahan juga memanfaatkan sumber dana jangka panjang lain.

Rakhmat baihaqi
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8334 seconds (0.1#10.140)