XL Siapkan Capex Rp7 T
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp7 triliun pada tahun depan.
Dana tersebut berasal dari internal dan eksternal, namun perseroan belum memastikan persentase dari kombinasinya. Sebagian besar dananya akan dipergunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan perseroan. Presiden Direktur EXCL Hasnul Suhaimi mengatakan, perseroan akan menyiapkan belanja modal yang tidak berbeda dengan tahun ini yakni sekitar Rp7 triliun. Untuk kebutuhan itu, perseroan akan menyiapkan beberapa strategi pendanaan.
“Sebagian dari loan. Ada juga dari internal,” ucap dia kepada wartawan di sela-sela peringatan “18th XL Anniversary” di Jakarta kemarin. Hasnul menjelaskan, tahun depan perseroan mempersiapkan diri meningkatkan kualitas layanan data dari 3G ke 4G. Karena itulah, kemungkinan besar sebagian investasi pada tahun depan akan diarahkan untuk mengadopsi teknologi 4G. Setiap 1.000 BTS memerlukan investasi sebesar USD100 juta. Saat ini perseroan memiliki 47.000 BTS.
Menurutnya, kebutuhan layanan internet berkecepatan tinggi sudah menjadi kebutuhan. Bahkan hampir seluruh negara ASEAN telah mengadopsi teknologi 4G. Itulah sebabnya, EXCL mengaku tengah melakukan uji coba layanan real mobile 4G- Long Term Evolution (LTE). “Sedang diujicobakan. Di lima titik di Jakarta. Untuk kebutuhan ini, kami menginvestasikan Rp3 miliar dari capex 2014,” ungkap dia. Uji coba tersebut, lanjut Hasnul, perseroan membangun ekosistem pendukungnya. Seperti penyediaan ponsel yang mampu beroperasi di jaringan 4G-LTE dan terjangkau untuk semua konsumen.
Perseroan juga menjalin kerja sama dengan sejumlah penyedia ponsel dan ekosistem pendukung. Seperti Sony Mobile, LG Mobile, Intel Corporation, Speedup, dan BlackBerry. Menurut dia, pelanggan layanan internet EXCL mencapai 32 jutaan atau 51% dari total pelanggan 62,9 juta. Perseroan telah melakukan modernisasi seluruh jaringannya dan telah tuntas pada 2013.
Selain itu, EXCL juga telah memiliki jaringan infrastruktur fiber optik sepanjang lebih dari 30.000 kilo meter. Jaringan tersebut telah siap dipergunakan untuk mengimplementasikan layanan Hotrod 4G-LTE. Sebelumnya perseroan melakukan pembelian aset dengan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP), salah satu perusahaan penyedia menara terkemuka di Indonesia, yang telah dinyatakan sebagai pemenang dari proses tender yang berjalan selama tiga bulan yang diselenggarakan XL terkait dengan penjualan 3.500 menara telekomunikasi, dengan nilai pembelian sebesar Rp5,6 triliun.
Hasnul mengatakan, XL juga mendapatkan persyaratan sewa yang kompetitif sebagai penyewa utama yang memberikan manfaat bagi XL berupa penghematan atas belanja modal dan biaya operasional perusahaan. “Pembayaran transaksi seluruhnya dalam bentuk tunai tanpa pembayaran lain dalam bentuk saham atau komponen lain yang ditangguhkan yang akan dilakukan saat penyelesaian transaksi,” ungkapnya. Menurut dia, penjualan menara kepada STP merupakan sebuah langkah positif untuk mencapai strategi penurunan aset (asset light strategy).
Dengan begitu, sumber daya manusia yang ada semakin fokus dalam bisnis inti dan menjamin tercapai pengalaman pelanggan yang terbaik. “Penjualan ini membuat XL dapat merealisasikan sebagian nilai dari portofolio menara XL dengan harga yang terbaik dengan disertai syarat dan ketentuan transaksi yang memberikan keuntungan bagi perusahaan,” paparnya. Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawi jaya menilai, saham perseroan masih berpotensi menguat. Sampai akhir tahun ini saham EXCL diperkirakan berada di kisaran Rp5.800-6.000 per saham.
“Ada potensi naik sebab bisnisnya masih jalan. Apalagi, bisnis telekomunikasi termasuk kebutuhan pokok masyarakat,” katanya. Namun, dia mengingatkan tingginya rasio utang EXCL. Apalagi sebagian utang perseroan dalam bentuk dolar AS.
Hermansah
Dana tersebut berasal dari internal dan eksternal, namun perseroan belum memastikan persentase dari kombinasinya. Sebagian besar dananya akan dipergunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan perseroan. Presiden Direktur EXCL Hasnul Suhaimi mengatakan, perseroan akan menyiapkan belanja modal yang tidak berbeda dengan tahun ini yakni sekitar Rp7 triliun. Untuk kebutuhan itu, perseroan akan menyiapkan beberapa strategi pendanaan.
“Sebagian dari loan. Ada juga dari internal,” ucap dia kepada wartawan di sela-sela peringatan “18th XL Anniversary” di Jakarta kemarin. Hasnul menjelaskan, tahun depan perseroan mempersiapkan diri meningkatkan kualitas layanan data dari 3G ke 4G. Karena itulah, kemungkinan besar sebagian investasi pada tahun depan akan diarahkan untuk mengadopsi teknologi 4G. Setiap 1.000 BTS memerlukan investasi sebesar USD100 juta. Saat ini perseroan memiliki 47.000 BTS.
Menurutnya, kebutuhan layanan internet berkecepatan tinggi sudah menjadi kebutuhan. Bahkan hampir seluruh negara ASEAN telah mengadopsi teknologi 4G. Itulah sebabnya, EXCL mengaku tengah melakukan uji coba layanan real mobile 4G- Long Term Evolution (LTE). “Sedang diujicobakan. Di lima titik di Jakarta. Untuk kebutuhan ini, kami menginvestasikan Rp3 miliar dari capex 2014,” ungkap dia. Uji coba tersebut, lanjut Hasnul, perseroan membangun ekosistem pendukungnya. Seperti penyediaan ponsel yang mampu beroperasi di jaringan 4G-LTE dan terjangkau untuk semua konsumen.
Perseroan juga menjalin kerja sama dengan sejumlah penyedia ponsel dan ekosistem pendukung. Seperti Sony Mobile, LG Mobile, Intel Corporation, Speedup, dan BlackBerry. Menurut dia, pelanggan layanan internet EXCL mencapai 32 jutaan atau 51% dari total pelanggan 62,9 juta. Perseroan telah melakukan modernisasi seluruh jaringannya dan telah tuntas pada 2013.
Selain itu, EXCL juga telah memiliki jaringan infrastruktur fiber optik sepanjang lebih dari 30.000 kilo meter. Jaringan tersebut telah siap dipergunakan untuk mengimplementasikan layanan Hotrod 4G-LTE. Sebelumnya perseroan melakukan pembelian aset dengan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (STP), salah satu perusahaan penyedia menara terkemuka di Indonesia, yang telah dinyatakan sebagai pemenang dari proses tender yang berjalan selama tiga bulan yang diselenggarakan XL terkait dengan penjualan 3.500 menara telekomunikasi, dengan nilai pembelian sebesar Rp5,6 triliun.
Hasnul mengatakan, XL juga mendapatkan persyaratan sewa yang kompetitif sebagai penyewa utama yang memberikan manfaat bagi XL berupa penghematan atas belanja modal dan biaya operasional perusahaan. “Pembayaran transaksi seluruhnya dalam bentuk tunai tanpa pembayaran lain dalam bentuk saham atau komponen lain yang ditangguhkan yang akan dilakukan saat penyelesaian transaksi,” ungkapnya. Menurut dia, penjualan menara kepada STP merupakan sebuah langkah positif untuk mencapai strategi penurunan aset (asset light strategy).
Dengan begitu, sumber daya manusia yang ada semakin fokus dalam bisnis inti dan menjamin tercapai pengalaman pelanggan yang terbaik. “Penjualan ini membuat XL dapat merealisasikan sebagian nilai dari portofolio menara XL dengan harga yang terbaik dengan disertai syarat dan ketentuan transaksi yang memberikan keuntungan bagi perusahaan,” paparnya. Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawi jaya menilai, saham perseroan masih berpotensi menguat. Sampai akhir tahun ini saham EXCL diperkirakan berada di kisaran Rp5.800-6.000 per saham.
“Ada potensi naik sebab bisnisnya masih jalan. Apalagi, bisnis telekomunikasi termasuk kebutuhan pokok masyarakat,” katanya. Namun, dia mengingatkan tingginya rasio utang EXCL. Apalagi sebagian utang perseroan dalam bentuk dolar AS.
Hermansah
(ars)