BEI Bidik 35 Emiten Baru Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis tahun depan 35 perusahaan bisa menjadi perusahaan tercatat di pasar modal.
Selain itu, 60 emiten juga diyakini akan melakukan pencatatan tambahan, baik berupa penerbitan saham baru (rights issue) ataupun saham bonus. Hal itu diperkuat dengan optimistis sejumlah kalangan bahwa perekonomian tahun depan akan semakin baik. Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, membaiknya perekonomian pada tahun depan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
"Karena itu BEI tetap berkomitmen terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses perdagangan. Dengan mewujudkan infrastruktur dan perdagangan yang semakin andal," tuturnya seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta kemarin. Ito memaparkan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan BEI untuk mendatangkan emiten baru.
Di antaranya meyakinkan calon emiten keuntungan yang diperoleh jika menjadi perusahaan terbuka. Seperti alternatif yang lebih luas memperoleh pendanaan untuk rencana ekspansi serta menjamin keberlangsungan usaha di masa datang. Dengan begitu, dalam beberapa tahun ke depan BEI dapat memenangkan persaingan dengan bursa-bursa lain yang ada di kawasan regional. Itulah sebabnya, BEI akan terus melakukan investasi di bidang teknologi informasi.
Antara lain pada sinkronisasi, optimasi, dan peningkatan pada beberapa bagian di sistem perdagangan. Ito memproyeksikan, ratarata nilai transaksi harian saham sepanjang 2015 mencapai Rp7 triliun. Dengan jumlah hari bursa sebanyak 245 hari. Asumsi tersebut bisa terjadi karena jumlah investor dan saham yang diperjualbelikan di pasar modal terus meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian dan kelas menengah di Indonesia.
Tahundepan, ungkapIto, BEI juga menargetkan 49 emisi obligasi korporasi dan 65 seri obligasi negara. Rata-rata volume transaksi harian surat berharga negara (SBN) yang dilaporkan melalui centralized trading platform value added service (CTP VAS) diproyeksikan mencapai Rp4,03 triliun. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian obligasi korporasi diperkirakan Rp1,71 triliun. Ada beberapa asumsi makro yang dijadikan landasan BEI dalam menetapkan target tahun depan.
Di antaranya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,40-5,70%. Laju inflasi di kisaran 5,50-5,75%. Suku bunga surat perbendaharaan negara tiga bulan 6,20%. Suku bunga deposito rupiah 8,20% serta kurs rupiah Rp12.000. Menanggapi itu, Direktur Utama Valbury Asia Securities, Johanes Soetikno mengatakan, target yang dicanangkan BEI terlalu optimistis. Apalagi pada tahun depan pasar modal sangat dipengaruhi oleh regional karena terkait dengan dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Terlalu optimistis. Saya pikir yang realistis hanya 25 emiten saja. Mudah-mudahan bisa direalisasikan,"arapnya. Begitu pula dengan target lain. Dia mengakui Presiden telah menunjuk anggota kabinetnya, namun diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi nasional.
Hermansah
Selain itu, 60 emiten juga diyakini akan melakukan pencatatan tambahan, baik berupa penerbitan saham baru (rights issue) ataupun saham bonus. Hal itu diperkuat dengan optimistis sejumlah kalangan bahwa perekonomian tahun depan akan semakin baik. Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, membaiknya perekonomian pada tahun depan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
"Karena itu BEI tetap berkomitmen terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses perdagangan. Dengan mewujudkan infrastruktur dan perdagangan yang semakin andal," tuturnya seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta kemarin. Ito memaparkan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan BEI untuk mendatangkan emiten baru.
Di antaranya meyakinkan calon emiten keuntungan yang diperoleh jika menjadi perusahaan terbuka. Seperti alternatif yang lebih luas memperoleh pendanaan untuk rencana ekspansi serta menjamin keberlangsungan usaha di masa datang. Dengan begitu, dalam beberapa tahun ke depan BEI dapat memenangkan persaingan dengan bursa-bursa lain yang ada di kawasan regional. Itulah sebabnya, BEI akan terus melakukan investasi di bidang teknologi informasi.
Antara lain pada sinkronisasi, optimasi, dan peningkatan pada beberapa bagian di sistem perdagangan. Ito memproyeksikan, ratarata nilai transaksi harian saham sepanjang 2015 mencapai Rp7 triliun. Dengan jumlah hari bursa sebanyak 245 hari. Asumsi tersebut bisa terjadi karena jumlah investor dan saham yang diperjualbelikan di pasar modal terus meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian dan kelas menengah di Indonesia.
Tahundepan, ungkapIto, BEI juga menargetkan 49 emisi obligasi korporasi dan 65 seri obligasi negara. Rata-rata volume transaksi harian surat berharga negara (SBN) yang dilaporkan melalui centralized trading platform value added service (CTP VAS) diproyeksikan mencapai Rp4,03 triliun. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian obligasi korporasi diperkirakan Rp1,71 triliun. Ada beberapa asumsi makro yang dijadikan landasan BEI dalam menetapkan target tahun depan.
Di antaranya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,40-5,70%. Laju inflasi di kisaran 5,50-5,75%. Suku bunga surat perbendaharaan negara tiga bulan 6,20%. Suku bunga deposito rupiah 8,20% serta kurs rupiah Rp12.000. Menanggapi itu, Direktur Utama Valbury Asia Securities, Johanes Soetikno mengatakan, target yang dicanangkan BEI terlalu optimistis. Apalagi pada tahun depan pasar modal sangat dipengaruhi oleh regional karena terkait dengan dilaksanakannya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Terlalu optimistis. Saya pikir yang realistis hanya 25 emiten saja. Mudah-mudahan bisa direalisasikan,"arapnya. Begitu pula dengan target lain. Dia mengakui Presiden telah menunjuk anggota kabinetnya, namun diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi nasional.
Hermansah
(bbg)