Pertamina MOR VII Imbau Masyarakat Tak Panik

Kamis, 30 Oktober 2014 - 18:06 WIB
Pertamina MOR VII Imbau Masyarakat Tak Panik
Pertamina MOR VII Imbau Masyarakat Tak Panik
A A A
MAKASSAR - Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi mengimbau masyarakat tidak melakukan pembelian BBM dalam jumlah berlebihan atau panic buying, terkait rencana kenaikan harga BBM.

Menurut Consumer Relation PT Pertamina MOR VII Sulawesi Ibnu Adiwena, kebiasaan membeli BBM dalam jumlah besar jelang kenaikan harga sebaiknya tak dilakukan. Sebab, ketersediaan stok untuk BBM di area Sulawesi dijamin aman.

Bahkan, saat ini ketersediaan mencapai 11-16 hari ke depan baik untuk premium, solar hingga minyak tanah.

"Kami siap memasok kebutuhan masyarakat untuk BBM, saat ini juga belum ada kepastian kapan dan berapa harga dinaikkan. Tugas kami hanya melakukan kontrol terhadap ketersediaan stok, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mencari BBM," jelasnya saat dihubungi, Kamis (30/10/2014).

Ibnu mengatakan, saat ini untuk area sulawesi ketersediaan premium mencapai 60.000 kilo liter mencapai sekitar 11 hari ke depan. Khusus Makassar kebutuhan per hari mencapai 1700 kl.

Sementara, untuk ketersediaan stok solar mencapai 33.600 kl untuk 10 hari ke depan dengan konsumsi perhari di Makassar mencapai 1.155 kl.

Begitupun dengan stok minyak tanah mencapai 7.400 kl di area Sulawesi untuk keperluan selama 16 hari.

"Atas kondisi tersebut, Kami mengimbau masyarakat, tidak melakukan panic buying. Tak hanya itu, masyarakat diharapkan mengonsumsi BBM sesuai kebutuhan dan tidak perlu membeli berlebihan," tuturnya.

Apalagi, ungkap dia, perlu disadari BBM bersubsidi khususnya barang publik dan kalau membeli berlebihan dan melakukan penimbunan sama saja mengambil hak orang lain.

Jika hal itu terjadi, tentu pelaku tindakan penimbunan akan ditindak tegas. Pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengantisipasi agar tidak terjadi tindakan penimbunan dengan melibatkan aparat kepolisian.

"Jika menemukan pelanggaran atau kelangkaan stok masyarakat diimbau menghubungi call center di 500.000," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0619 seconds (0.1#10.140)