BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 5,1%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2014 mencapai 5,1%. Pertumbuhan itu terutama didorong oleh konsumsi swasta, pemerintah, perbaikan ekspor, dan investasi.
“Pertumbuhan ekonomi kita perkirakan 5,1%. Tapi, kita lihat saja. Minggu depan kan dirilis oleh BPS,” ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta kemarin.
Perry menjelaskan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan adalah membaiknya ekspor, khususnya di sektor manufaktur dan komoditas, ke India, dan negara lainnya. Sementara, ekspor ke China sejauh ini masih mengalami penurunan. “Nah, setiap 1% penurunan (ekspor) China, dampaknya sekitar 0,5% ke kita,” ujar dia.
Namun, BI optimistis pada kuartal IV akan ada perbaikan. Pertumbuhan di kuartal tersebut diperkirakan mencapai 5,2%. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut adalah konsumsi pemerintah yang semakin membaik dan adanya perbaikan dari sisi ekspor dan investasi.
Sementara, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh stabil di tingkat 5,8%. Sementara, pada 2014 pertumbuhan ekonomi melambat meski masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara setingkat.
Lebih lanjut Agus mengatakan, ekspor yang melemah dan penghematan belanja pemerintah akan menekan pertumbuhan menuju batas bawah di kisaran 5,1–5,5%. Dia memaparkan, pada akhir kuartal IV konsumsi rumah tangga berada pada level 5,2%, sementara konsumsi pemerintah pada angka 0,5%. Sedangkan, pada 2015 diprediksi pertumbuhan ekonomi membaik pada kisaran 5,4–5,8%.
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan menuturkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan akan melambat di kisaran 5%. Kenaikan suku bunga jangka pendek oleh Bank Sentral Amerika Serikat serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.
Dia memperkirakan, akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi akan menyentuh level 5,3%, sedangkan kenaikan harga BBM serta kenaikan suku bunga Amerika mendorong BI untuk melakukan kenaikan suku bunga acuan BI Rate sekira 100 basis poin (bps). “Kenaikan harga BBM serta kenaikan BI Ratediperlukan untuk mempersempit defisit transaksi berjalan,” paparnya.
Kepala Ekonom BII Juniman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini akan berada pada angka 5,08%. Angka ini sedikit melambat dibandingkan kuartal II/2014. Perlambatan ini dipicu belanja pemerintah, ekspor, serta konsumsi masyarakat. “Nah, perlambatan ini yang memicu perlambatan pada kuartal III tahun ini dibandingkan kuartal sebelumnya,” ucap dia saat dihubungi.
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi akan sedikit mengalami peningkatan yakni berada pada angka 5,2% pada kuartal IV tahun ini. Ini didorong oleh perayaan hari besar Natal dan Tahun Baru 2015 sehingga membuat konsumsi masyarakat meningkat. Belanja pemerintah juga akan meningkat serta dari sisieksporjugaakansedikitmembaik. Di sisi lain juga ada kemungkinan pemerintahan baru memberikan stimulus ekonomi pada kuartal IV. “Jadi secara keseluruhan pertumbuhan kita akan ada di angka 5,16%,” kata dia.
Kunthi fahmar sandy
“Pertumbuhan ekonomi kita perkirakan 5,1%. Tapi, kita lihat saja. Minggu depan kan dirilis oleh BPS,” ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta kemarin.
Perry menjelaskan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan adalah membaiknya ekspor, khususnya di sektor manufaktur dan komoditas, ke India, dan negara lainnya. Sementara, ekspor ke China sejauh ini masih mengalami penurunan. “Nah, setiap 1% penurunan (ekspor) China, dampaknya sekitar 0,5% ke kita,” ujar dia.
Namun, BI optimistis pada kuartal IV akan ada perbaikan. Pertumbuhan di kuartal tersebut diperkirakan mencapai 5,2%. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut adalah konsumsi pemerintah yang semakin membaik dan adanya perbaikan dari sisi ekspor dan investasi.
Sementara, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh stabil di tingkat 5,8%. Sementara, pada 2014 pertumbuhan ekonomi melambat meski masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara setingkat.
Lebih lanjut Agus mengatakan, ekspor yang melemah dan penghematan belanja pemerintah akan menekan pertumbuhan menuju batas bawah di kisaran 5,1–5,5%. Dia memaparkan, pada akhir kuartal IV konsumsi rumah tangga berada pada level 5,2%, sementara konsumsi pemerintah pada angka 0,5%. Sedangkan, pada 2015 diprediksi pertumbuhan ekonomi membaik pada kisaran 5,4–5,8%.
Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan menuturkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan akan melambat di kisaran 5%. Kenaikan suku bunga jangka pendek oleh Bank Sentral Amerika Serikat serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.
Dia memperkirakan, akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi akan menyentuh level 5,3%, sedangkan kenaikan harga BBM serta kenaikan suku bunga Amerika mendorong BI untuk melakukan kenaikan suku bunga acuan BI Rate sekira 100 basis poin (bps). “Kenaikan harga BBM serta kenaikan BI Ratediperlukan untuk mempersempit defisit transaksi berjalan,” paparnya.
Kepala Ekonom BII Juniman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini akan berada pada angka 5,08%. Angka ini sedikit melambat dibandingkan kuartal II/2014. Perlambatan ini dipicu belanja pemerintah, ekspor, serta konsumsi masyarakat. “Nah, perlambatan ini yang memicu perlambatan pada kuartal III tahun ini dibandingkan kuartal sebelumnya,” ucap dia saat dihubungi.
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi akan sedikit mengalami peningkatan yakni berada pada angka 5,2% pada kuartal IV tahun ini. Ini didorong oleh perayaan hari besar Natal dan Tahun Baru 2015 sehingga membuat konsumsi masyarakat meningkat. Belanja pemerintah juga akan meningkat serta dari sisieksporjugaakansedikitmembaik. Di sisi lain juga ada kemungkinan pemerintahan baru memberikan stimulus ekonomi pada kuartal IV. “Jadi secara keseluruhan pertumbuhan kita akan ada di angka 5,16%,” kata dia.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)