BPS Klaim Inflasi Oktober Masih Terkendali
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengklaim, angka inflasi Oktober 2014 masih terkendali di bawah 0,5%.
"Inflasi pada Oktober terkendali di bawah 0,5%, inflasi tahun kalender mencapai 4,19%. Itu baik ya, artinya target bisa terpenuhi," ujarnya di Jakarta, Senin (3/10/2014).
Dia juga menyebutkan, penyebab Oktober terjadi inflasi adalah tarif kenaikan listrik dan elpiji yang mengalami kenaikan sebesar 4,42%.
"Hal tersebut seperti yang kita tahu merupakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi listrik dan elpiji secara bertahap," kata dia.
Kemudian, untuk komoditi cabai merah juga menyumbangkan andil dalam inflasi. Harga cabai merah naik 40,52% karena produksi berkurang di beberapa daerah karena terjadi kekeringan.
Kenaikan harga cabai merah terjadi di 74 kota, tertinggi di Banyuwangi sebesar 106% dan Sumenep 81%.
"Selain cabai merah, beras pun menyumbang inflasi dengan perubahan harga 0,78%. Ini karena mulai masuki masa paceklik di beberapa daerah. Terjadi di 46 kota, tertinggi di Pare-pare sampai 6% dan Cilacap 5%," ujarnya.
Untuk rumah tangga, tarif angkutan udara juga menyumbang inflasi, dengan perubahan harga sebesar 3,4%. Penyebabnya adalah peningkatan jasa angkutan udara. Inflasi terjadi di 28 kota, tertinggi di Palembang 29%, dan Samarinda 28%.
Sementara, beberapa komoditas lain yang menjadi faktor penghambat inflasi antara lain, daging ayam ras. Penurunan harga 9,65%, karena pasokan yang banyak.
Telur ayam ras yang harganya menurun 2,9%. Penyebabnya, permintaan sudah normal karena melewati Lebaran dan puasa.
(Baca: Inflasi Oktober Naik Tertekan TDL dan Elpiji)
"Inflasi pada Oktober terkendali di bawah 0,5%, inflasi tahun kalender mencapai 4,19%. Itu baik ya, artinya target bisa terpenuhi," ujarnya di Jakarta, Senin (3/10/2014).
Dia juga menyebutkan, penyebab Oktober terjadi inflasi adalah tarif kenaikan listrik dan elpiji yang mengalami kenaikan sebesar 4,42%.
"Hal tersebut seperti yang kita tahu merupakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi listrik dan elpiji secara bertahap," kata dia.
Kemudian, untuk komoditi cabai merah juga menyumbangkan andil dalam inflasi. Harga cabai merah naik 40,52% karena produksi berkurang di beberapa daerah karena terjadi kekeringan.
Kenaikan harga cabai merah terjadi di 74 kota, tertinggi di Banyuwangi sebesar 106% dan Sumenep 81%.
"Selain cabai merah, beras pun menyumbang inflasi dengan perubahan harga 0,78%. Ini karena mulai masuki masa paceklik di beberapa daerah. Terjadi di 46 kota, tertinggi di Pare-pare sampai 6% dan Cilacap 5%," ujarnya.
Untuk rumah tangga, tarif angkutan udara juga menyumbang inflasi, dengan perubahan harga sebesar 3,4%. Penyebabnya adalah peningkatan jasa angkutan udara. Inflasi terjadi di 28 kota, tertinggi di Palembang 29%, dan Samarinda 28%.
Sementara, beberapa komoditas lain yang menjadi faktor penghambat inflasi antara lain, daging ayam ras. Penurunan harga 9,65%, karena pasokan yang banyak.
Telur ayam ras yang harganya menurun 2,9%. Penyebabnya, permintaan sudah normal karena melewati Lebaran dan puasa.
(Baca: Inflasi Oktober Naik Tertekan TDL dan Elpiji)
(izz)