SKK Migas Pasok Gas Atasi Krisis Listrik Sumsel
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama para pemangku kepentingan lainnya berhasil menyepakati pasokan gas bagi Pembangkit Listrik tenaga Gas (PLTG) Borang untuk mengatasi krisis listrik di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Per 3 November 2014 PLTG Borang telah beroperasi dengan penyerapan gas sebesar 24 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), di mana 14 MMSCFD berasal dari Pertamina EP dan 10 MMSCFD dari Medco.
“Dengan demikian, krisis listrik di Sumsel bisa terselesaikan,” kata Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta kemarin. Dalam rapat koordinasi untuk mengatasi krisis listrik di Sumsel yang digelar SKK Migas, Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN (Persero), PT Pertamina EP, dan PT Medco E&P Indonesia diketahui bahwa krisis listrik di Sumsel diakibatkan oleh rusaknya pembangkit milik PT Asrigita. Karena itu, PLN meminta pihak-pihak berwenang menyalurkan gas ke PLTG Borang untuk menggantikan suplai listrik.
Setelah berhasil mendapatkan pasokan gas bagi PLTG Borang, SKK Migas selanjutnya mendorong amendemen perjanjian jual-beli gas antara PLN dan Medco, serta PLN dan Pertamina EP, untuk memastikan pasokan ke depan. Untuk jangka panjang, kata Rudianto, telah disepakati perjanjian antara Medco dan PLN untuk penyaluran gas dari Blok Lematang.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas PLTG Borang sebesar 100 MW telah memulihkan kondisi kelistrikan di wilayah Sumsel. PLTG Borang sudah masuk ke sistem kelistrikan sejak Minggu (12/11) dan sudah menormalkan kembali pasokan listrik di wilayah tersebut. Mardjoeki mengapresiasi upaya yang dilakukan Medco, Pertamina EP, dan SKK Migas, sehingga PLTG Borang mendapatkan gas dan dapat kembali beroperasi.
Dia menjelaskan, pasokan listrik di Sumsel terganggu akibat kerusakan PLTG milik pengembang swasta, PT Asrigita Prasarana, yang memiliki total daya 150 MW. Namun, dengan beroperasinya PLTG Borang, pasokan listrik dari pembangkit swasta itu bisa digantikan.
Krisis listrik di Sumsel terjadi sejak 31 Oktober 2014 setelah kerusakan pembangkit listrik milik PT Asrigita Prasarana. Kerusakan pembangkit itu menyebabkan berkurangnya pasokan listrik di wilayah Sumatera selatan hingga 100 megawatt (MW). Demi mengatasi krisis listrik tersebut, PLN memutuskan untuk mengoperasikan PLTG Borang yang sejak tanggal 13 Oktober 2014 tidak beroperasi karena berakhirnya perjanjian jual beli gas bumi dari Blok ;South Sumatera Medco ke PLTG Borang.
PLN menyampaikan permintaan pasokan gas agar PLTG Borang dapat beroperasi kembali hingga selesainya perbaikan pembangkit milik Asrigita yang diperkirakan memakan waktu sekitar dua bulan. Berdasarkan koordinasi dengan SKK Migas, Ditjen Migas, dan PLN, maka Medco ;dan Pertamina EP mulai menyalurkan gas ke PLTG Borang sejak 2 November 2014.
Nanang wijayanto
“Dengan demikian, krisis listrik di Sumsel bisa terselesaikan,” kata Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta kemarin. Dalam rapat koordinasi untuk mengatasi krisis listrik di Sumsel yang digelar SKK Migas, Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN (Persero), PT Pertamina EP, dan PT Medco E&P Indonesia diketahui bahwa krisis listrik di Sumsel diakibatkan oleh rusaknya pembangkit milik PT Asrigita. Karena itu, PLN meminta pihak-pihak berwenang menyalurkan gas ke PLTG Borang untuk menggantikan suplai listrik.
Setelah berhasil mendapatkan pasokan gas bagi PLTG Borang, SKK Migas selanjutnya mendorong amendemen perjanjian jual-beli gas antara PLN dan Medco, serta PLN dan Pertamina EP, untuk memastikan pasokan ke depan. Untuk jangka panjang, kata Rudianto, telah disepakati perjanjian antara Medco dan PLN untuk penyaluran gas dari Blok Lematang.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, pasokan gas PLTG Borang sebesar 100 MW telah memulihkan kondisi kelistrikan di wilayah Sumsel. PLTG Borang sudah masuk ke sistem kelistrikan sejak Minggu (12/11) dan sudah menormalkan kembali pasokan listrik di wilayah tersebut. Mardjoeki mengapresiasi upaya yang dilakukan Medco, Pertamina EP, dan SKK Migas, sehingga PLTG Borang mendapatkan gas dan dapat kembali beroperasi.
Dia menjelaskan, pasokan listrik di Sumsel terganggu akibat kerusakan PLTG milik pengembang swasta, PT Asrigita Prasarana, yang memiliki total daya 150 MW. Namun, dengan beroperasinya PLTG Borang, pasokan listrik dari pembangkit swasta itu bisa digantikan.
Krisis listrik di Sumsel terjadi sejak 31 Oktober 2014 setelah kerusakan pembangkit listrik milik PT Asrigita Prasarana. Kerusakan pembangkit itu menyebabkan berkurangnya pasokan listrik di wilayah Sumatera selatan hingga 100 megawatt (MW). Demi mengatasi krisis listrik tersebut, PLN memutuskan untuk mengoperasikan PLTG Borang yang sejak tanggal 13 Oktober 2014 tidak beroperasi karena berakhirnya perjanjian jual beli gas bumi dari Blok ;South Sumatera Medco ke PLTG Borang.
PLN menyampaikan permintaan pasokan gas agar PLTG Borang dapat beroperasi kembali hingga selesainya perbaikan pembangkit milik Asrigita yang diperkirakan memakan waktu sekitar dua bulan. Berdasarkan koordinasi dengan SKK Migas, Ditjen Migas, dan PLN, maka Medco ;dan Pertamina EP mulai menyalurkan gas ke PLTG Borang sejak 2 November 2014.
Nanang wijayanto
(bbg)