Minyak WTI Dekati Harga Terendah 3 Tahun
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati harga terendah dalam 3 tahun karena stok minyak Amerika Serikat (AS) diperkirakan mengalami kenaikan mingguan kelima didukung spekulasi bahwa volume pasokan di atas permintaan.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah jatuh untuk hari keempat kemarin, penurunan terpanjang sejak September.
Survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan Energy Information Administration bahwa stok minyak mentah di AS naik 2,35 juta barel menjadi 382,1 juta pada pekan lalu. Sedangkan American Petroleum Institute melaporkan bahwa stok minyak mentah menyusut 640.000 barel pekan lalu.
Minyak berjangka telah merosot karena produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas produksi. Persediaan minyak global meningkat karena produksi minyak di AS mengalami laju tercepat dalam lebih dari 30 tahun di tengah tanda-tanda melemahnya konsumsi.
"Tanpa goncangan geopolitik, permintaan akan cukup dipenuhi dari pasokan," kata analis di Fat Prophets David Lennox sepeerti dilansir dari Bloomberg, Rabu (4/11/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember berada di USD77,32 per barel, naik 13 sen pada pukul 09.56 pagi waktu Singapura. Kontrak jatuh USD1,59 ke USD77,19 kemarin, penutupan terendah sejak Oktober 2011.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 25% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 21% sepanjang tahun ini.
Sementara brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman Desember turun 7 sen menjadi USD82,75 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD5,42.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah jatuh untuk hari keempat kemarin, penurunan terpanjang sejak September.
Survei Bloomberg News menunjukkan sebelum laporan Energy Information Administration bahwa stok minyak mentah di AS naik 2,35 juta barel menjadi 382,1 juta pada pekan lalu. Sedangkan American Petroleum Institute melaporkan bahwa stok minyak mentah menyusut 640.000 barel pekan lalu.
Minyak berjangka telah merosot karena produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas produksi. Persediaan minyak global meningkat karena produksi minyak di AS mengalami laju tercepat dalam lebih dari 30 tahun di tengah tanda-tanda melemahnya konsumsi.
"Tanpa goncangan geopolitik, permintaan akan cukup dipenuhi dari pasokan," kata analis di Fat Prophets David Lennox sepeerti dilansir dari Bloomberg, Rabu (4/11/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember berada di USD77,32 per barel, naik 13 sen pada pukul 09.56 pagi waktu Singapura. Kontrak jatuh USD1,59 ke USD77,19 kemarin, penutupan terendah sejak Oktober 2011.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 25% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 21% sepanjang tahun ini.
Sementara brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman Desember turun 7 sen menjadi USD82,75 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD5,42.
(rna)