Hadapi MEA 2015 Pedagang Bentuk Asosiasi
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 1.500 pedagang di Plaza Kenari Mas, Salemba, Jakarta Pusat, membentuk asosiasi Sekretariat Bersama Pemilik Kios Pedagang dan Pekerja Plaza Kenari Mas (Sekber PKP3KM).
Langkah tersebut dilakukan sebagai antisipasi atas semakin ketatnya persaingan bisnis di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
“Jika kami tidak bersatu dalam satu wadah perhimpunan, kami khawatir akan sulit menghadapi beratnya persaingan di era pasar bebas nanti,” ujar Ketua Sekber PKP3KM Arnold S di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Menurut Arnold, dengan terbentuknya wadah berhimpun pedagang dengan jumlah anggota yang cukup besar, mereka memiliki posisi tawar yang cukup kuat dengan para produsen barang. Misalnya, mereka bisa meminta harga yang lebih rendah di tingkat produsen, sehingga para pedagang di Plaza Kenari Mas akan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Selama ini, kata Arnold, memang ada pedagang tertentu yang memperoleh harga khusus dari produsen. Namun, jumlahnya hanya segelintir saja, sehingga menimbulkan persaingan yang kurang sehat di antara para pedagang. Termasuk di Plaza Kenari Mas.
“Kami berharap, pemberian insentif tersebut diberikan juga kepada pedagang lainnya, sehingga tidak terjadi saling mematikan di antara pedagang,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, setiap pemilik kios, atau pedagang memiliki tingkat kemampuan berbisnis yang sangat beragam. Ada pedagang yang memiliki jaringan yang kuat, lantaran telah menekuni usaha selama bertahun-tahun. Namun, ada pula pedagang yang baru mulai merintis, alias kurang memiliki pengalaman dan jaringan yang kuat.
“Pedagang semacam ini, tentu memerlukan dukungan dan bimbingan dari mereka yang telah memiliki banyak pengalaman,” ujarnya.
Arnold mengatakan bahwa dengan adanya perhimpunan, atau sekretariat bersama diharapkan mereka bisa saling mendukung. Apalagi, wadah berhimpun ini rencananya akan sering melakukan kegiatan, atau pertemuan yang banyak melibatkan anggota.
“Dengan adanya pertemuan itulah diharapkan mereka bisa saling berbagai pengalaman dan membina keakraban antarpedagang dan pemilik kios, sehingga akan lebih cekatan dalam menangkap peluang bisnis,” tambahnya.
Plaza Kenari Mas saat ini dikenal banyak menjual barang teknik dan elektrikal seperti kabel, lampu hias, furniture, peralatan komputer, peralatan rumah seperti aneka kunci, pegangan pintu, dan berbagai jenis barang lainnya. Pengunjungnya tidak sedikit yang berasal dari luar kota, mengingat namanya yang sudah cukup dikenal sejak 1960-an saat masih sebagai kaki lima.
Agar terlihat lebih modern, sejak 1998 kawasan ini dibangun Plaza Kenari Mas. Namun, karakter pedagang tidak mengalami perubahan jauh yakni kebanyakan menjual peralatan listrik.
“Ketika orang menyebut peralatan listrik, atau lampu hias biasanya akan langsung teringat dengan Pasar Kenari. Meski demikian, kita tidak boleh lengah mengingat persaingan ke depan akan semakin berat. Itulah sebabnya kami membentuk wadah berhimpun,” jelas Arnold.
Langkah tersebut dilakukan sebagai antisipasi atas semakin ketatnya persaingan bisnis di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
“Jika kami tidak bersatu dalam satu wadah perhimpunan, kami khawatir akan sulit menghadapi beratnya persaingan di era pasar bebas nanti,” ujar Ketua Sekber PKP3KM Arnold S di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Menurut Arnold, dengan terbentuknya wadah berhimpun pedagang dengan jumlah anggota yang cukup besar, mereka memiliki posisi tawar yang cukup kuat dengan para produsen barang. Misalnya, mereka bisa meminta harga yang lebih rendah di tingkat produsen, sehingga para pedagang di Plaza Kenari Mas akan memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Selama ini, kata Arnold, memang ada pedagang tertentu yang memperoleh harga khusus dari produsen. Namun, jumlahnya hanya segelintir saja, sehingga menimbulkan persaingan yang kurang sehat di antara para pedagang. Termasuk di Plaza Kenari Mas.
“Kami berharap, pemberian insentif tersebut diberikan juga kepada pedagang lainnya, sehingga tidak terjadi saling mematikan di antara pedagang,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, setiap pemilik kios, atau pedagang memiliki tingkat kemampuan berbisnis yang sangat beragam. Ada pedagang yang memiliki jaringan yang kuat, lantaran telah menekuni usaha selama bertahun-tahun. Namun, ada pula pedagang yang baru mulai merintis, alias kurang memiliki pengalaman dan jaringan yang kuat.
“Pedagang semacam ini, tentu memerlukan dukungan dan bimbingan dari mereka yang telah memiliki banyak pengalaman,” ujarnya.
Arnold mengatakan bahwa dengan adanya perhimpunan, atau sekretariat bersama diharapkan mereka bisa saling mendukung. Apalagi, wadah berhimpun ini rencananya akan sering melakukan kegiatan, atau pertemuan yang banyak melibatkan anggota.
“Dengan adanya pertemuan itulah diharapkan mereka bisa saling berbagai pengalaman dan membina keakraban antarpedagang dan pemilik kios, sehingga akan lebih cekatan dalam menangkap peluang bisnis,” tambahnya.
Plaza Kenari Mas saat ini dikenal banyak menjual barang teknik dan elektrikal seperti kabel, lampu hias, furniture, peralatan komputer, peralatan rumah seperti aneka kunci, pegangan pintu, dan berbagai jenis barang lainnya. Pengunjungnya tidak sedikit yang berasal dari luar kota, mengingat namanya yang sudah cukup dikenal sejak 1960-an saat masih sebagai kaki lima.
Agar terlihat lebih modern, sejak 1998 kawasan ini dibangun Plaza Kenari Mas. Namun, karakter pedagang tidak mengalami perubahan jauh yakni kebanyakan menjual peralatan listrik.
“Ketika orang menyebut peralatan listrik, atau lampu hias biasanya akan langsung teringat dengan Pasar Kenari. Meski demikian, kita tidak boleh lengah mengingat persaingan ke depan akan semakin berat. Itulah sebabnya kami membentuk wadah berhimpun,” jelas Arnold.
(dmd)