Kuntoro: Hadapi MEA, Bahasa Inggrisnya Musti Benar

Kamis, 06 November 2014 - 07:04 WIB
Kuntoro: Hadapi MEA, Bahasa Inggrisnya Musti Benar
Kuntoro: Hadapi MEA, Bahasa Inggrisnya Musti Benar
A A A
JAKARTA - Pasar ekonomi bebas ASEAN (MEA) yang akan dimulai 2015 mendatang tidak hanya membuka perdagangan barang atau jasa, akan tetapi juga menyasar pasar tenaga profesional.

Mantan Kepala Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengingatkan agar Indonesia dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar ekonomi bebas ASEAN 2015 ini. Indonesia, lanjutnya harus mempersiapkan sumber daya manusianya agar dapat bersaing dengan negara lain di ASEAN.

”Aspek pertama itu adalah manusia-manusianya harus siap, bahasa Inggrisnya musti benar,” kata Kuntoro disela-sela penyelenggaraan 2nd International Seminar & Conference on Learning Organization (ISCLO) di Hotel Ritz Carlton Kuningan Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Yang kedua, lanjutnya, sumber daya manusia Indonesia harus bisa meyakinkan bisa bekerja dengan sistem yang baik.

”Dia musti jelas dulu apa yang mau dikerjasamakan, saya kira ini penting sekali karena kerjasama ini bukan hanya kerjasama tetapi pasti ujung-ujungnya ada sesuatu yang dikerjasamakan, apakah ini berhubungan dengan hasil research atau yang berhubungan dengan product atau yang berhubungan dengan jasa. Saya kira itu yang pokok,” terangnya.

Yang ketiga, menurut Kuntoro yang perlu mendapat perhatian adalah adalah organisasi dan koordinasi antar lembaga. Ia khawatir sistem organisasi dan koordinasi di Indonesia saat ini tidak membuat Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.

”Gaya organisasi kayak begini pasti kita tidak bisa bersaing dengan negara lainnya karena negara lainnya lebih siap dari kita berkenaan dengan informasi. Selain itu juga masalah koordinasi, kita buruk sekali kalau bicara masalah koordinasi antar lembaga,” kritiknya.

Dalam pandangannnya, Kuntoro melihat sumber daya manusia Indonesia belum siap dalam menghadapi pasar ekonomi bebas ASEAN 2015.

”Cara kita menangani persoalan juga tidak terkoordinasi tidak synchronize, satu kementerian tidak mengerti apa yang dilakukan kementerian lain, ini tantangan kita,” tegasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4927 seconds (0.1#10.140)