RI Bisa Jadi Kiblat Ekonomi Syariah Dunia

Sabtu, 08 November 2014 - 17:02 WIB
RI Bisa Jadi Kiblat Ekonomi Syariah Dunia
RI Bisa Jadi Kiblat Ekonomi Syariah Dunia
A A A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) menilai Indonesia berpeluang jadi kiblat ekonomi syariah dunia. Namun, itu perlu persiapan antara lain mengajukan standar internasional pengelolaan zakat, infak, dan sedekah.

“Kita harap standar tersebut diakui internasional dan menjadi acuan bagi lembaga-lembaga pengelola dana kebaikan tersebut,” ujar Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah seusai acara Seminar Nasional Keuangan Inklusif dengan tema “Pentingnya Keuangan Inklusif dalam Meningkatkan Akses Masyarakat dan UMKM terhadap Fasilitas Jasa Keuangan Syariah” di Surabaya kemarin.

BI berharap pengelolaan dana kebaikan tersebut bisa masuk ke sistem perbankan sehingga membantu likuiditas perbankan syariah. Itu akan membantu mengurangi banyak biaya dana yang mahal untuk perbankan syariah dan memperbaiki pembiayaan. Namun, lanjut dia, standar tersebut masih perlu menunggu fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Otoritas juga masih terus berdiskusi dengan berbagai pihak tentang langkah tersebut.

Pengamat ekonomi syariah Adiwarman Azwar Karim optimistis Indonesia bisa menjadi kiblat ekonomi syariah dunia. Dia mencontohkan, meski penetrasi perbankan syariah secara aset masih di kisaran 5%, jumlah nasabah perbankan syariah telah mencapai sekitar 18 juta orang. Ini menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan ritel terbesar di dunia.

“Saya yakin Indonesia kiblat baru keuangan syariah dunia,” ujar Adiwarman. Adiwarman mengatakan, perkembangan perbankan syariah di Indonesia tak bisa hanya dibandingkan di sisi aset. Industri perbankan syariah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan perbankan syariah di negara Islam lain. Perbankan syariah di Indonesia banyak bergerak di bidang retail banking , sementara di Malaysia perbankan syariah banyak menggarap segmen korporasi.

Sedangkan di negara-negara Timur Tengah, perbankan syariah banyak menggarap segmen investment banking. “Karena itu, saya tidak setuju jika perkembangan ekonomi syariah hanya dilihat dari segi aset,” tambahnya. BI dalam rilisnya menyebutkan, pada 2013 perbankan syariah Indonesia telah menjadi perbankan ritel islami terbesar di dunia yang memiliki 17,3 juta nasabah, 2.990 kantor bank, 1.267 layanan syariah, dan 43.000 karyawan.

Bank syariah di Indonesia bahkan memiliki pangsa bagi hasil terbesar di dunia sebesar 30,1% pada pertengahan 2014. Bank syariah di Indonesia juga telah dikenal di seluruh dunia sebagai bank syariah yang tidak diragukan (undoubtful ) dan bisa diaplikasikan (applicable ) sehingga banyak digunakan sebagai contoh dan tempat belajar bagi bank-bank syariah negara-negara lain.

Predikat undoubtful karena fatwa-fatwa terkait operasi bank syariah dikeluarkan oleh komite fatwa nasional yang kredibel dan independen yaitu Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia atau DSN-MUI sehingga tidak diragukan kesyariahannya. Sementara penilaian applicable karena fatwa-fatwa DSN-MUI kemudian diterjemahkan menjadi Peraturan Bank Indonesia yang mudah diaplikasikan.

Selain itu, dari seluruh fatwa yang telah dikeluarkan, hampir semua mengatur kegiatan bank syariah yang berhubungan dengan sektor riil. Sejalan dengan itu, pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang menjadi the most advanced Islamic retail stock exchange di dunia karena Indonesia adalah negara pertama di dunia menerapkan sistem online trading syariah.

Indonesia juga telah menjadi penerbit sukuk global terkemuka di dunia karena negara ini telah menjadi penerbit sukuk terbesar kedua di dunia dengan rasio sukuk per produk domestik bruto (PDB) yang masih rendah sehingga memiliki potensi pengembangan yang besar.

Keuangan mikro syariah di Indonesia juga telah berkembang menjadi yang terbesar di dunia karena negara ini memiliki Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) paling bervariasi, jumlah paling besar dengan nasabah paling banyak (khususnya baitulmaalwa tamwil atau BMT) yang memiliki pedoman akad syariah (PAS) satusatunya di dunia. Indonesia juga memiliki jumlah nasabah keuangan syariah terbesar di dunia mencapai 37,3 juta, lebih besar dari jumlah penduduk Malaysia yang hanya 29,8 juta.

Ria martati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3009 seconds (0.1#10.140)