Inspirasi dari Luar Negeri, Lightcraft Bangun Bisnis Lampu Unik

Minggu, 09 November 2014 - 11:53 WIB
Inspirasi dari Luar...
Inspirasi dari Luar Negeri, Lightcraft Bangun Bisnis Lampu Unik
A A A
Maraknya pernak pernik lampu hias di pasaran, tak membuat susut minat pengusaha muda kelahiran Surabaya 33 tahun silam ini mengembangkan bisnis bernama Lightcraft.

Usaha Guntoro Rusli berawal pada April 2009 lalu, ketika dia pergi berlibur ke Eropa dan Thailand. Di sana, pria yang punya hobi lari dan travelling ini melihat lampu hias unik dan inovatif yang terbuat dari benang poliester. Karena tertarik, dia langsung membeli beberapa buah lampu tersebut. ”Setelah saya beli, sepertinya bagus untuk dijual di Indonesia. Kemudian saya coba buat kembali lampulampu itu, karena menarik, makanya saya coba produksi 500 lampu dulu,” kata Guntoro kepada KORAN SINDO beberapa waktu lalu.

Guntoro awalnya mencoba menitipkan lampu-lampu tersebut di salah satu gerai pusat perbelanjaan (mal) di Surabaya, Jawa Timur. Tidak disangka olehnya, respons dari masyarakat cukup bagus. Dari situlah Guntoro mulai serius menekuni usaha ini. Bersama temannya, Guntoro membentuk tim riset dan pengembangan.

Desain-desain baru menajdi perhatian utama Guntoro dan timnya.‎ Dia menjelaskan, lampu-lampu yang dijualnya bukan hanya untuk dekorasi rumah, tetapi untuk merayakan sejumlah momen dan hadiah yang unik, seperti saat Natal, wedding, birthday, serta corporate gift . Dia menjelaskan, selain produknya yang unik, alasan Guntoro memilih bisnis ini lantaran adanya peluang industri yang sangat bagus dan berkembang pada bisnis ini. Dari tangan terampilnya, sudah ada lebih dari 100 desain lampu dengan karakter princess , superhero , cotton ball light dan lainnya.

Guntoro mengungkap, Lightcraft juga pernah memproduksi pohon Natal, perlengkapan dekorasi rumah, souvenir wedding, serta aksesori. ”Kami mengevaluasi katalog-katalog produk kami setiap triwulan. Banyak produk-produk lama yang sudah tidak diproduksi diganti dengan produk baru, sesuai arah pemasaran kami,” ujarnya. Beberapa item produk yang dipasarkan Guntoro dijual dengan harga beragam. Untuk lampu dipatok pada kisaran harga Rp35.000 hingga Rp125.000.

Adapun lampu pohon natal mulai dari Rp125.000 hingga Rp2.700.000. Dengan keuletan dan kegigihannya, Guntoro sanggup memasarkan Lightcraft sampai ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, India, serta Italia. Dari usahanya ini, omzet yang diterima Guntoro sekitar Rp120 juta per bulan.

”Namun untuk job order, sangat bergantung pada season dan kontrak yang sedang berjalan,” kata dia. Dia memaparkan, saat ini penjualan retail Lightcraft banyak dijalankan para reseller, terutama reseller yang tersebar di berbagai media sosial. Selain itu, pihaknya juga menekankan pada E -marketing di website www.lightcraftindonesia.com.

”Dulu kami pernah memiliki gerai di Surabaya, Jakarta, Bali dan Lombok. Tetapi justru saat ini kami tidak melakukan penjualan di gerai-gerai lagi. Oleh karena itu, kami memiliki banyak reseller yang tersebar di seluruh media sosial,” ungkapnya. Hingga sekarang Lightcraft memiliki 18 orang staf tetap dan 25 orang staf borongan. Menurutnya, Lightcraft memiliki resep pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang diawali dengan proses merekrut karyawan yang benar dan kompeten dalam bidangnya masing-masing.

”Kita telah memiliki karyawan yang berkarakter baik dan kompeten dalam bidangnya masing- masing. Selanjutnya, bagian saya hanya men-support bagaimana mereka bisa maksimal dalam pekerjaannya,” terang dia. Guntoro juga menciptakan suasana kerja senyaman mungkin, membangun nilai-nilai kekeluargaan dalam bekerja, menikmati liburan bersama, training.

Kunthi fahmar sandy
(ars)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1326 seconds (0.1#10.24)