Banyak Kepentingan di Balik Calon Dirut Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengendus adanya kepentingan di balik calon direktur utama (dirut) PT Pertamina pilihan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Seperti diketahui, muncul enam calon Dirut Pertamina dari eksternal yang diajukan Menteri BUMN. Di antaranya, Budi Gunadi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri).
Selain itu, Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muchtar (bekas Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (bekas Dirut Telkom).
"Kalau calon (Dirut Pertamina) dari Mandiri, Telkom itu ada bau-bau penguasa, saya enggak percaya mereka enggak ada kepentingan. Bisa saja mereka bawa kepentingan pemerintah ke Pertamina. Jadi, kita menolak," ujarnya di Gedung MPR, Jakarta, Senin (10/11/2014).
Dia mengatakan, cara yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika memilih menteri dengan melibatkan PPATK dan KPK harus dilakukan juga kepada calon Dirut Pertamina.
"Pak Jokowi pas pilih menteri pakai KPK dan PPATK. Yang ini juga harus pakai dua (KPK dan PPATK) itu. Kedua tetapkan kriteria yang harus dipenuhi misal tentang profesional, amanah, bebas korupsi, enggak mempan intervensi dari luar," jelasnya.
Menurutnya, calon pengganti Karen Agustiawan ini sedianya lebih baik berasal dari internal Pertamina. Sebab, dari sisi manajemen akan lebih baik dari internal.
Marwan menegaskan, calon dari eksternal tidak memiliki keistimewaan apapun untuk duduk di kursi tertinggi di BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut.
"Saya lihat enggak ada (keistimewaan eksternal). Saya enggak lihat itu, enggak ada pihak luar Pertamina yang istimewa, karena selama ini campur tangan penguasa ke manajemen sangat kuat," pungkas dia.
Seperti diketahui, muncul enam calon Dirut Pertamina dari eksternal yang diajukan Menteri BUMN. Di antaranya, Budi Gunadi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso, (Direksi Bank Mandiri).
Selain itu, Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muchtar (bekas Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (bekas Dirut Telkom).
"Kalau calon (Dirut Pertamina) dari Mandiri, Telkom itu ada bau-bau penguasa, saya enggak percaya mereka enggak ada kepentingan. Bisa saja mereka bawa kepentingan pemerintah ke Pertamina. Jadi, kita menolak," ujarnya di Gedung MPR, Jakarta, Senin (10/11/2014).
Dia mengatakan, cara yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika memilih menteri dengan melibatkan PPATK dan KPK harus dilakukan juga kepada calon Dirut Pertamina.
"Pak Jokowi pas pilih menteri pakai KPK dan PPATK. Yang ini juga harus pakai dua (KPK dan PPATK) itu. Kedua tetapkan kriteria yang harus dipenuhi misal tentang profesional, amanah, bebas korupsi, enggak mempan intervensi dari luar," jelasnya.
Menurutnya, calon pengganti Karen Agustiawan ini sedianya lebih baik berasal dari internal Pertamina. Sebab, dari sisi manajemen akan lebih baik dari internal.
Marwan menegaskan, calon dari eksternal tidak memiliki keistimewaan apapun untuk duduk di kursi tertinggi di BUMN minyak dan gas (Migas) tersebut.
"Saya lihat enggak ada (keistimewaan eksternal). Saya enggak lihat itu, enggak ada pihak luar Pertamina yang istimewa, karena selama ini campur tangan penguasa ke manajemen sangat kuat," pungkas dia.
(izz)