SMBC Pesan 80 Pesawat Boeing
A
A
A
TOKYO - Raksasa leasing pesawat asal Jepang, SMBC Aviation Capital, berencana membeli 80 pesawat Boeing dalam kesepakatan senilai USD8,7 miliar.
Harian bisnis Jepang, Nikkei, melaporkan hal itu kemarin. Perusahaan yang telah memiliki lebih dari 370 pesawat itu membuat kesepakatan karena kuatnya pertumbuhan di sektor maskapai bertarif murah. “SMBC Aviation yang dimiliki Sumitomo Mitsui Financial Group dan raksasa trading Sumitomo Corp akan membeli sekitar 80 pesawat jenis 737 MAX 8 dengan kapasitas 200 kursi dengan satu lorong dan hemat bahan bakar pada 2022,” ungkap laporan Nikkei tanpa menyebut sumbernya.
Kesepakatan itu bernilai USD8,7 miliar sesuai daftar harga. Presiden Sumitomo Mitsui Koichi Miyata dan Presiden Boeing Commercial Airplanes Ray Conner menyatakan hal itu dalam pernyataan bersama tanpa memberi rincian lebih lanjut. Juli lalu SMBC Aviation mengumumkan pesanan untuk 115 pesawat berlorong satu A320 produksi Airbus dalam kesepakatan senilai USD11,7 miliar sesuai daftar harga. Pengumuman kemarin muncul kurang dari sepekan setelah pengusaha properti Asia, Li Kashing, mengumumkan berencana membeli hingga 60 pesawat penumpang dalam serangkaian transaksi senilai lebih dari USD2,5 miliar.
Sementara, Surplus neraca berjalan Jepang pada Agustus meningkat 82,7% dari tahun sebelumnya karena bertambahnya keuntungan dari investasi asing. Kementerian Keuangan Jepang menyebutkan, negara itu membukukan surplus USD2,7 miliar pada neraca berjalan, yang menjadi ukuran perdagangan Jepang dengan seluruh dunia, pada Agustus. Defisit perdagangan meningkat karena bertambahnya impor bahan bakar minyak sementara pendapatan juga meningkat dari ekuitas dan investasi langsung lainnya, serta dari investasi di sektor keuangan.
Neraca berjalan tidak hanya mengukur perdagangan barang tapi juga jasa, pariwisata, dan keuntungan investasi asing. “Surplus neraca berjalan saat ini menguat pada Agustus dan mungkin terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena penurunan yen terhadap dolar,” demikian analisis Capital Economics, dikutip kantor berita AFP.
Yen melemah terhadap dolar sejak Agustus karena adanya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS) meningkatkan keuntungan perusahaan-perusahaan Jepang di luar negeri saat dikirim kembali ke Negeri Sakura. Sementara, kepercayaan bisnis Jepang membaik pada kuartal III/2014 setelah kebijakan kenaikan pajak penjualan pada April lalu. Hasil survei itu dirilis Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ). Survei Tankan itu menunjukkan kepercayaan di antara manufaktur besar tetap berada pada plus 13, naik satu poin dari kuartal sebelumnya.
Data tersebut lebih baik dari proyeksi pasar plus 10. Indeks sentimen bisnis itu menunjukkan perbedaan antara persentase perusahaan-perusahaan yang membaik dan yang kondisinya memburuk. “Data Tankan untuk perusahaan-perusahaan besar di sektor nonmanufaktur melemah menjadi plus 13 dari plus 19 pada kuartal II/2014,” ungkap laporan BoJ, dikutip kantor berita AFP.
Syarifudin
Harian bisnis Jepang, Nikkei, melaporkan hal itu kemarin. Perusahaan yang telah memiliki lebih dari 370 pesawat itu membuat kesepakatan karena kuatnya pertumbuhan di sektor maskapai bertarif murah. “SMBC Aviation yang dimiliki Sumitomo Mitsui Financial Group dan raksasa trading Sumitomo Corp akan membeli sekitar 80 pesawat jenis 737 MAX 8 dengan kapasitas 200 kursi dengan satu lorong dan hemat bahan bakar pada 2022,” ungkap laporan Nikkei tanpa menyebut sumbernya.
Kesepakatan itu bernilai USD8,7 miliar sesuai daftar harga. Presiden Sumitomo Mitsui Koichi Miyata dan Presiden Boeing Commercial Airplanes Ray Conner menyatakan hal itu dalam pernyataan bersama tanpa memberi rincian lebih lanjut. Juli lalu SMBC Aviation mengumumkan pesanan untuk 115 pesawat berlorong satu A320 produksi Airbus dalam kesepakatan senilai USD11,7 miliar sesuai daftar harga. Pengumuman kemarin muncul kurang dari sepekan setelah pengusaha properti Asia, Li Kashing, mengumumkan berencana membeli hingga 60 pesawat penumpang dalam serangkaian transaksi senilai lebih dari USD2,5 miliar.
Sementara, Surplus neraca berjalan Jepang pada Agustus meningkat 82,7% dari tahun sebelumnya karena bertambahnya keuntungan dari investasi asing. Kementerian Keuangan Jepang menyebutkan, negara itu membukukan surplus USD2,7 miliar pada neraca berjalan, yang menjadi ukuran perdagangan Jepang dengan seluruh dunia, pada Agustus. Defisit perdagangan meningkat karena bertambahnya impor bahan bakar minyak sementara pendapatan juga meningkat dari ekuitas dan investasi langsung lainnya, serta dari investasi di sektor keuangan.
Neraca berjalan tidak hanya mengukur perdagangan barang tapi juga jasa, pariwisata, dan keuntungan investasi asing. “Surplus neraca berjalan saat ini menguat pada Agustus dan mungkin terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena penurunan yen terhadap dolar,” demikian analisis Capital Economics, dikutip kantor berita AFP.
Yen melemah terhadap dolar sejak Agustus karena adanya ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS) meningkatkan keuntungan perusahaan-perusahaan Jepang di luar negeri saat dikirim kembali ke Negeri Sakura. Sementara, kepercayaan bisnis Jepang membaik pada kuartal III/2014 setelah kebijakan kenaikan pajak penjualan pada April lalu. Hasil survei itu dirilis Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ). Survei Tankan itu menunjukkan kepercayaan di antara manufaktur besar tetap berada pada plus 13, naik satu poin dari kuartal sebelumnya.
Data tersebut lebih baik dari proyeksi pasar plus 10. Indeks sentimen bisnis itu menunjukkan perbedaan antara persentase perusahaan-perusahaan yang membaik dan yang kondisinya memburuk. “Data Tankan untuk perusahaan-perusahaan besar di sektor nonmanufaktur melemah menjadi plus 13 dari plus 19 pada kuartal II/2014,” ungkap laporan BoJ, dikutip kantor berita AFP.
Syarifudin
(ars)