Pertamina Kecolongan Nelayan Jual Solar Subsidi di Warung
A
A
A
TANGERANG - PT Pertamina (Persero) selama ini terus melakukan upaya untuk mencegah terjadinya penimbunan, serta penjualan bahan bakar minyak (BBM) secara berlebihan.
Namun, BUMN minyak dan gas (migas) ini masih saja kecolongan, dengan ditemukannya penjualan solar subsidi untuk nelayan di beberapa warung kelontong.
Ditemui Sindonews di Pelelangan Ikan Tanjung Pasir, Ahmad yang berprofesi sebagai nelayan mengakui masih ada penjualan solar subsidi di beberapa warung.
"Ada yang jual, kalau di sini abis kadang-kadang pada jual," ujarnya, Selasa (11/11/2014).
Tak tanggung-tanggung, Ahmad menyebutkan bahwa terdapat tiga hingga empat warung yang menjajakan solar subsidi secara ecer.
Perbedaan harganya pun tipis, jika di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dijual dengan harga Rp5.600 per liter, di warung kelontong dijual dengan harga Rp6.500 per liter.
"Beda harganya. Di warung Rp6.500 satu liter, Kalau di SPBU Rp5.600. Ya ringanlah," ucap doa.
Ketua KUD Nelayan Minadarma Sukhardi berdalih bahwa penjualan eceran tersebut dilakukan untuk keperluan nelayan sendiri.
"Ya itu buat nelayan juga. Kalau nelayan enggak minta kita enggak sediakan," ungkapnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya membantah kabar tersebut.
Kalaupun tindakan itu benar adanya, Hanung menegaskan bahwa tindakan penjualan solar subsidi eceran tersebut tidak dibenarkan dan merugikan pihaknya.
"Kalau ada itu enggak benar. Saya Pikir pengawasan di sini ketat juga. Enggak mungkinlah," kata dia.
Namun, BUMN minyak dan gas (migas) ini masih saja kecolongan, dengan ditemukannya penjualan solar subsidi untuk nelayan di beberapa warung kelontong.
Ditemui Sindonews di Pelelangan Ikan Tanjung Pasir, Ahmad yang berprofesi sebagai nelayan mengakui masih ada penjualan solar subsidi di beberapa warung.
"Ada yang jual, kalau di sini abis kadang-kadang pada jual," ujarnya, Selasa (11/11/2014).
Tak tanggung-tanggung, Ahmad menyebutkan bahwa terdapat tiga hingga empat warung yang menjajakan solar subsidi secara ecer.
Perbedaan harganya pun tipis, jika di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dijual dengan harga Rp5.600 per liter, di warung kelontong dijual dengan harga Rp6.500 per liter.
"Beda harganya. Di warung Rp6.500 satu liter, Kalau di SPBU Rp5.600. Ya ringanlah," ucap doa.
Ketua KUD Nelayan Minadarma Sukhardi berdalih bahwa penjualan eceran tersebut dilakukan untuk keperluan nelayan sendiri.
"Ya itu buat nelayan juga. Kalau nelayan enggak minta kita enggak sediakan," ungkapnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya membantah kabar tersebut.
Kalaupun tindakan itu benar adanya, Hanung menegaskan bahwa tindakan penjualan solar subsidi eceran tersebut tidak dibenarkan dan merugikan pihaknya.
"Kalau ada itu enggak benar. Saya Pikir pengawasan di sini ketat juga. Enggak mungkinlah," kata dia.
(izz)