Susi Ungkapkan Kekesalannya pada Kemendag dan Kemenperin
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mengaku sangat kesal dengan sifat egoisme sektoral kementerian yang terjadi di era pemerintahan sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Susi, pada pemerintahan dulu, ego sektoral kementerian sangat tinggi dan malah saling membunuh satu sama lain, saling memusnahkan satu sama lain.
Salah satu yang menjadi kekesalan Susi adalah kebijakan yang ada di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian yang hampir setiap saat membuka keran impor, khususnya garam.
Pasalnya, dengan dibukanya impor garam dari luar negeri, maka akan membuat mati petani garam Indonesia dan mereka akan sia-sia serta tetap miskin dalam menjadi petani garam.
"Portofolio di KKP saat ini adalah bagaimana menghidupkan petani garam dengan dana miliaran rupiah. Ketika KKP berusaha menghidupkan mereka, Kementerian Perindustrian membuka impor garam, gimana petani garam bisa sejahtera?" ujar Susi dalam acara dialog di KKP, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Melihat kenyataan seperti ini, Susi mengaku telah menemui Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Perindustrian Saleh Husain. Susi tidak mau kejadian seperti itu kembali terulang dan hanya mematikan petani.
"Saya bilang sama mereka berdua, saya mau menghidupkan petani garam kemudian bapak Gobel buka keran impor. Kemudian dana untuk petani saya kasih saja ke bapak. Terserah bapak mau gimana, kasih mati atau hidup itu petani garam kita," ungkapnya kesal.
Namun, saat ini Susi mengaku lega dengan pemerintahan Jokowi-JK yang sekarang karena telah menghapus egoisme sektoral kementerian. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan dua kementerian itu agar keran impor garam tidak sembarangan dibuka.
"Pak Rachmat Gobel sudah mau dan meminta apa yang kita inginkan. Saya senang. Jadi petani garam kita bisa maju," tandasnya.
(Baca: Susi: Wajar Kalau KKP Mau Dibubarkan)
Menurut Susi, pada pemerintahan dulu, ego sektoral kementerian sangat tinggi dan malah saling membunuh satu sama lain, saling memusnahkan satu sama lain.
Salah satu yang menjadi kekesalan Susi adalah kebijakan yang ada di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian yang hampir setiap saat membuka keran impor, khususnya garam.
Pasalnya, dengan dibukanya impor garam dari luar negeri, maka akan membuat mati petani garam Indonesia dan mereka akan sia-sia serta tetap miskin dalam menjadi petani garam.
"Portofolio di KKP saat ini adalah bagaimana menghidupkan petani garam dengan dana miliaran rupiah. Ketika KKP berusaha menghidupkan mereka, Kementerian Perindustrian membuka impor garam, gimana petani garam bisa sejahtera?" ujar Susi dalam acara dialog di KKP, Jakarta, Selasa (11/11/2014).
Melihat kenyataan seperti ini, Susi mengaku telah menemui Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Perindustrian Saleh Husain. Susi tidak mau kejadian seperti itu kembali terulang dan hanya mematikan petani.
"Saya bilang sama mereka berdua, saya mau menghidupkan petani garam kemudian bapak Gobel buka keran impor. Kemudian dana untuk petani saya kasih saja ke bapak. Terserah bapak mau gimana, kasih mati atau hidup itu petani garam kita," ungkapnya kesal.
Namun, saat ini Susi mengaku lega dengan pemerintahan Jokowi-JK yang sekarang karena telah menghapus egoisme sektoral kementerian. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan dua kementerian itu agar keran impor garam tidak sembarangan dibuka.
"Pak Rachmat Gobel sudah mau dan meminta apa yang kita inginkan. Saya senang. Jadi petani garam kita bisa maju," tandasnya.
(Baca: Susi: Wajar Kalau KKP Mau Dibubarkan)
(gpr)