Investasi Properti di Timur Jakarta Prospektif

Rabu, 12 November 2014 - 10:16 WIB
Investasi Properti di Timur Jakarta Prospektif
Investasi Properti di Timur Jakarta Prospektif
A A A
Analis properti menyebutkan investasi properti di timur Jakarta, terutama koridor Cikarang, Jawa Barat, sangat prospektif bahkan mengalahkan kawasan barat Jakarta seperti Serpong, Tangerang.

“Investasi properti di timur Jakarta ke depannya lebih menguntungkan karena kawasan ini memiliki basis ekonomi lebih kuat dibandingkan kawasan lain di Jabodetabek,” kata analis Indonesia PropertyWatchAli Tranghanda di Jakarta kemarin.

Ali mengatakan, meskipun barat dan timur Jakarta sama-samamemiliki basis ekonomi kuat karena memiliki kawasan industri, properti di Barat saat ini justru tengah mengalami perlambatan pertumbuhan karena harga properti sudah terlalu tinggi (over value). Alimenunjuk harga tanah di Serpong, Tangerang, pada periode 2009–2011 mengalami kenaikan sangat tinggi 50 sampai 60% , harga tanah pada tahun 2014 sudah mencapai Rp17 juta permeter persegi.

“Harga tanah sebesar itu lebih cocok dibangun rumah bersusun (apartemen), kalau untuk rumah landed (tapak) akan sulit untukmenjualnya,” kata Ali. Berbeda dengan Cikarang, peluang investasi di koridor ini sangat menjanjikan, di samping harga tanah belum over value, juga ditunjang banyaknya ekspatriat terutama dari Jepang dan Korea di kawasan ini.

“Ada dua keuntungan investasi properti di kawasan ini yakni harga tanahmasih terjangkau kelas menengah, Rp12–13 juta permeter persegi, juga peluang untuk menyewakan properti kepada ekspatriat yang bekerja di kawasan ini sangat besar,” kata Ali. Basis ekonomi di koridor timur Jakartamasih kuat karena didukung ketersediaan lahan yang sangat luas seperti di kawasan industri Jababeka, Lippo Cikarang, Deltamas, sertamasih akan masuk lagi Delta Silicon.

Ali jugamemperlihatkan, penyerapan lahan di Cikarang masih sangat besar 125 sampai 130 hektare (ha) per tahun, di Serpong 35 sampai 90 ha per tahun, dan Bekasi 25 sampai 56 ha. “Sebagai investasi di Cikarang sangat menjanjikan apalagi ada rencana pembangunan bandar udara di selatan Karawang dan pembangunan pelabuhan laut di Cilamaya,” kata Ali.Head of Business Development RayWhite Indonesia Erwin Karya mengungkapkan, perkembangan Kota Jakartamemang saat ini mengarah ke Barat dan Timur.

Namun jika ingin membeli properti untuk investasi dengan keuntungan tinggi, disarankan untuk membeli di timur Jakarta. Erwin mengatakan, properti di barat Jakartamengalami kenaikan lebih cepat dikarenakan kawasan ini didukung infrastruktur yang lebih baik di antaranya sudah tersedia Bandara Soetta dan jaringan jalan tol. Erwinmenyatakan keyakinannya, pelabuhan laut di Cilamaya akan segera direalisasikan karena akan memangkas biaya ekonomi sangat signifikan.

”Selama ini kapal besar tidak bisa langsung mengirim barang ke Tanjung Priok, tetapi harus ke Singapura setelah itu dipindahkan ke kapal lebih kecil agar bisa sandar, sedangkan kehadiran pelabuhan Cilamaya sangat dimungkinkan untuk disandari kapal-kapal besar,” ujar Erwin. Erwinmengatakan, sebagai investasi, Cikarang sangat menguntungkan. Sebagai contoh, yield yang dapat diraih untuk sewa mencapai 15–20%, bandingkan dengan CBD yang hanya 7–12%.

“Harga sewa satu unit hunian di apartemen untuk ekspatriat di Cikarang bisa 1.000 sampai 1.200 dolar AS per bulan, tentu sangat menarik,” kata Erwin. Sementara di Surabaya, demi menjadi kota ramah lingkungan, saat ini pengembangan properti menjadikan sebagian lahan sebagai fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau. Konsep pembangunan yang seperti ini dapat mengakomodasi pesatnya perkembangan zaman. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam Pertemuan Nasional IV Komunitas Pecinta Pencakar Langit atau Ski Scraper City Indonesia (SSCI) beberapa waktu lalu mengatakan, kebutuhan membangun properti baik untuk perumahan rakyat, fasilitas publik, infrastruktur, maupun fasilitas komersial butuh lahan yang luas.

Dia juga mengingatkan, di masa mendatang sudah tidak memungkinkan pembangunan dilakukan secara horizontal di Surabaya yang dikarenakan lahan semakin sempit. “Mau tidakmau pembangunan properti harus dilakukan secara vertikal”, ujarnya.

Anton c/
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5369 seconds (0.1#10.140)