Geliat Kondominium Premium
A
A
A
SEIRING stabilnya perekonomian nasional dan dunia usaha yang terus berkembang, penjualan apartemen dan kondominium mewah masih terhitung tinggi.
Tidak hanya berada di pusat kota, pembangunan hunian vertikal ini merambah daerah pinggiran dengan fungsi untuk ditinggali maupun sebagai instrumen investasi kalangan elite.
Permintaan kondominium yang masih tinggi tak heran membuat sejumlah pengembang tak ragu menginvestasikan dananya untuk pembangunan hunian vertikal bagi kalangan berduit ini. PT Fajar Surya Perkasa (FASSA) misalnya, kini telah mencapai tahap akhir pembangunan apartemen Sky Terrace Lagoon Condo di kawasan kota Daan Mogot Baru, Jakarta Barat.
Juan Panca Wijaya, General Manager Daan Mogot Baru mengatakan, dari tiga tower yang ada, dua tower di antaranya sudah habis terjual. Kedua tower itu adalah Uluwatu dan Sanur. “Tower Uluwatu dan Sanur sudah sold out . Tower Pecatu tinggal 3% lagi yang masih tersedia,” jelasnya. Lokasi Sky Terrace Lagoon Condo sangat strategis, di Jalan Daan Mogot Raya KM 16, Jakarta Barat, dekat dengan JORR, Tol Jakarta Merak serta Tol menuju Bandara Soekarno Hatta.
Kelebihan lainnya, Kondominium Sky Terrace telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan Mal Matahari, Rumah Sakit Hermina, Sekolah Dian Harapan, dan pusat bisnis. Apartemen berkonsep Lagoon Condo ini terdiri dari tiga tower yang merangkum 500 unit hunian berbalut desain modern tropis.
Minat pembeli terhadap Sky Terrace tidak saja dari fasilitas, namun juga konsep desain interior yang mengusung desain kontemporer yang mana saat ini sedang digemari banyak orang. Desain Sky Terrace juga mengadopsi prinsip eco-green. Bangunan Ski Terrace memiliki banyak bukaan guna memudahkan masuknya udara dan cahaya alami ke dalam ruangan, serta dilengkapi sistem ventilasi silang pada seluruh koridor di setiap lantai. Selain nyaman dan sehat, konsumsi energi pun dapat diminimalisir.
Hunian berkonsep hijau tersebut memiliki sky lounge sebagai area sosialisasi di setiap tower. “Setiap unit yang tersedia dilengkapi dengan balkon sehingga penghuni memiliki pilihan untuk bersantai menikmati suasana sore hari yang menyenangkan,” jelas Juan. Sebagai kondominium terbaik di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Sky Terrace Lagoon Condo didesain dengan konsep minimalis yang mengedepankan fungsi ruang, Sky Terrace Lagoon Condo hadir dengan kombinasi material ultramodern yang megah.
Unit-unit setiap apartemen didesain untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan privasi yang tinggi. Apapun pilihannya, di setiap unit yang luas akan menghadirkan city skyline view yang menakjubkan. Sementara Tolaram Group, sebuah perusahaan konglomerasi yang memulai usaha pertama kali di Malang, Jawa Timur, pada tahun 1948 di bidang tekstil, fast moving consumer good , infrastruktur, distribusi, energi, layanan finansial, hingga real estate di mancanegara, melakukan ekspansi dengan membangun kondominium mewah Arzuria di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.
Menurut Group Executive Director Tolaram Group Sonny Aswani, Tolaram Group melalui anak usahanya di bidang properti, PT Arzu Utama Realty, mengembangkan proyek high rise pertamanya di Indonesia dengan alasan pasar kondominium masih sangat menjanjikan. “Maraknya ruang komersial seperti perkantoran dan ritel harus dibangun residensial sebagai penyeimbang. Oleh karena itu, milestone pertama kami di Indonesia berupa kondominium yang kami beri nama Arzuria,” katanya.
Dia mengungkapkan, Arzuria dibangun di atas lahan seluas tanah 6.800 meter persegi di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, di mana pembangunan ruang komersial sangat marak di kawasan tersebut. “Kondominium ini menyasar kelas menengah ke atas. Pemancangan tiang perdananya pada Februari 2015 dan serah terima ditargetkan akhir 2017,” tuturnya.
Namun, pihak pengembang belum mau menyebutkan nilai investasi proyek ini. Sonny hanya mengungkapkan bahwa sumber investasi diperoleh dari ekuitas perusahaan dan pinjaman dari bank. Kondominium Arzuria dibangun satu menara setinggi 39 lantai dengan jumlah 200 unit. Adapun, luas unitnya bermacam-macam, dari 90 meter persegi hingga 145 meter persegi, dengan harga Rp40-45 juta per meter persegi.
Dengan harga per meter sebesar itu, satu unit kondominum dengan luas 90 meter persegi dipatok senilai Rp3,6 miliar. Sedangkan, unit berukuran 145 meter persegi dibanderol dengan harga Rp5,8 miliar. Tolaram Group yang telah memiliki portofolio bisnis real estate di antaranya Hawaii Towers, 1A@International Business Park di Singapura, Tolaram Centre, Pagari One, Paldiski rd 96, Rimi Supermarket di Estonia tetap akan mengembangkan bisnis properti di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Tolaram akan menggandeng firma Architecs Singapura untuk menggarap desain kondominium. Sedangkan dalam segi penjualan, perusahaan menggandeng PT Cushman & Wakefield Indonesia. Head of Real Estate Tolaram Group Tan Swee Siong mengatakan, kondominium Arzuria merupakan proyek balik kandang Toleram Grop di Indonesia. Sebelumnya, selama 40 tahun, Tolaram Group mengembangkan real estate di Singapura, Eropa, dan Afrika.
“Sekarang adalah waktu yang tepat kembali ke Indonesia dan fokus menggarap proyek di sini untuk jangka waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tandasnya.
Rendra hanggara
Tidak hanya berada di pusat kota, pembangunan hunian vertikal ini merambah daerah pinggiran dengan fungsi untuk ditinggali maupun sebagai instrumen investasi kalangan elite.
Permintaan kondominium yang masih tinggi tak heran membuat sejumlah pengembang tak ragu menginvestasikan dananya untuk pembangunan hunian vertikal bagi kalangan berduit ini. PT Fajar Surya Perkasa (FASSA) misalnya, kini telah mencapai tahap akhir pembangunan apartemen Sky Terrace Lagoon Condo di kawasan kota Daan Mogot Baru, Jakarta Barat.
Juan Panca Wijaya, General Manager Daan Mogot Baru mengatakan, dari tiga tower yang ada, dua tower di antaranya sudah habis terjual. Kedua tower itu adalah Uluwatu dan Sanur. “Tower Uluwatu dan Sanur sudah sold out . Tower Pecatu tinggal 3% lagi yang masih tersedia,” jelasnya. Lokasi Sky Terrace Lagoon Condo sangat strategis, di Jalan Daan Mogot Raya KM 16, Jakarta Barat, dekat dengan JORR, Tol Jakarta Merak serta Tol menuju Bandara Soekarno Hatta.
Kelebihan lainnya, Kondominium Sky Terrace telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan Mal Matahari, Rumah Sakit Hermina, Sekolah Dian Harapan, dan pusat bisnis. Apartemen berkonsep Lagoon Condo ini terdiri dari tiga tower yang merangkum 500 unit hunian berbalut desain modern tropis.
Minat pembeli terhadap Sky Terrace tidak saja dari fasilitas, namun juga konsep desain interior yang mengusung desain kontemporer yang mana saat ini sedang digemari banyak orang. Desain Sky Terrace juga mengadopsi prinsip eco-green. Bangunan Ski Terrace memiliki banyak bukaan guna memudahkan masuknya udara dan cahaya alami ke dalam ruangan, serta dilengkapi sistem ventilasi silang pada seluruh koridor di setiap lantai. Selain nyaman dan sehat, konsumsi energi pun dapat diminimalisir.
Hunian berkonsep hijau tersebut memiliki sky lounge sebagai area sosialisasi di setiap tower. “Setiap unit yang tersedia dilengkapi dengan balkon sehingga penghuni memiliki pilihan untuk bersantai menikmati suasana sore hari yang menyenangkan,” jelas Juan. Sebagai kondominium terbaik di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Sky Terrace Lagoon Condo didesain dengan konsep minimalis yang mengedepankan fungsi ruang, Sky Terrace Lagoon Condo hadir dengan kombinasi material ultramodern yang megah.
Unit-unit setiap apartemen didesain untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan privasi yang tinggi. Apapun pilihannya, di setiap unit yang luas akan menghadirkan city skyline view yang menakjubkan. Sementara Tolaram Group, sebuah perusahaan konglomerasi yang memulai usaha pertama kali di Malang, Jawa Timur, pada tahun 1948 di bidang tekstil, fast moving consumer good , infrastruktur, distribusi, energi, layanan finansial, hingga real estate di mancanegara, melakukan ekspansi dengan membangun kondominium mewah Arzuria di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.
Menurut Group Executive Director Tolaram Group Sonny Aswani, Tolaram Group melalui anak usahanya di bidang properti, PT Arzu Utama Realty, mengembangkan proyek high rise pertamanya di Indonesia dengan alasan pasar kondominium masih sangat menjanjikan. “Maraknya ruang komersial seperti perkantoran dan ritel harus dibangun residensial sebagai penyeimbang. Oleh karena itu, milestone pertama kami di Indonesia berupa kondominium yang kami beri nama Arzuria,” katanya.
Dia mengungkapkan, Arzuria dibangun di atas lahan seluas tanah 6.800 meter persegi di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, di mana pembangunan ruang komersial sangat marak di kawasan tersebut. “Kondominium ini menyasar kelas menengah ke atas. Pemancangan tiang perdananya pada Februari 2015 dan serah terima ditargetkan akhir 2017,” tuturnya.
Namun, pihak pengembang belum mau menyebutkan nilai investasi proyek ini. Sonny hanya mengungkapkan bahwa sumber investasi diperoleh dari ekuitas perusahaan dan pinjaman dari bank. Kondominium Arzuria dibangun satu menara setinggi 39 lantai dengan jumlah 200 unit. Adapun, luas unitnya bermacam-macam, dari 90 meter persegi hingga 145 meter persegi, dengan harga Rp40-45 juta per meter persegi.
Dengan harga per meter sebesar itu, satu unit kondominum dengan luas 90 meter persegi dipatok senilai Rp3,6 miliar. Sedangkan, unit berukuran 145 meter persegi dibanderol dengan harga Rp5,8 miliar. Tolaram Group yang telah memiliki portofolio bisnis real estate di antaranya Hawaii Towers, 1A@International Business Park di Singapura, Tolaram Centre, Pagari One, Paldiski rd 96, Rimi Supermarket di Estonia tetap akan mengembangkan bisnis properti di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Tolaram akan menggandeng firma Architecs Singapura untuk menggarap desain kondominium. Sedangkan dalam segi penjualan, perusahaan menggandeng PT Cushman & Wakefield Indonesia. Head of Real Estate Tolaram Group Tan Swee Siong mengatakan, kondominium Arzuria merupakan proyek balik kandang Toleram Grop di Indonesia. Sebelumnya, selama 40 tahun, Tolaram Group mengembangkan real estate di Singapura, Eropa, dan Afrika.
“Sekarang adalah waktu yang tepat kembali ke Indonesia dan fokus menggarap proyek di sini untuk jangka waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tandasnya.
Rendra hanggara
(ars)