Cara Inovatif Menjual Produk Inovatif
A
A
A
Inovasi tidak boleh berhenti. Tanpa inovasi, kita akan ketinggalan dari orang lain yang terus menerus berinovasi.
Oleh karena itu, kita harus mengantisipasi dan memaksimalkan inovasi produk kita agar tetap dicari konsumen. Dengan inovasi, produk atau jasa kita akan memiliki durasi lebih lama sehingga memiliki kepastian ROII (return on investment of innovation) dengan tingkat keuntungan lebih besar karena bertahan lebih lama di pasar. Inovasi merupakan breakthrough ( terobosan) yang disertai banyak kelebihan.
Langkah ini berpeluang lebih besar dibandingkan inovasi yang sekadar memperbaiki produk yang sudah ada atau hanya sekadar berbeda sedikit dari produk di pasar. Inovasi produk atau jasa layanan akan lebih maksimal ketika perusahaan juga melakukan inovasi langsung atau tidak langsung berkaitan dengan penjualan. Contohnya, model dan proses bisnis, mata rantai suplai, pemasaran dan penjualan.
Dengan kata lain, setiap tahap arus keluar barang dari pabrik sampai tiba di pasar dan kembalinya arus balik uang dari pasar ke pabrik perlu harus mendapat sentuhan inovasi. Itulah yang disarankan oleh Paul Sloane, penulis buku The Innovative Leader (Kogan-Page) dan editor pada kolom A Guide to Open Innovation and Crowdsourcing.
Sebagai contoh, dalam penetapan harga dan mendorong penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang lebih inovatif seperti:
a . Turning product into service. Produk secara fisik dibatasi dengan bentuk, features, desain dan bahan yang dapat diukur dan mudah diperbandingkan antara satu produk dengan yang lain. Servis bersifat subjektif, individual, dan harus menyentuh perasaan dan kepuasan pembeli atau pemakai.
b . Demand-driven pricing. Penawaran happy-hour atau weekend rate adalah salah satu cara untuk menarik minat orang membeli pada saat permintaan cenderung rendah atau turun. Ada pula penawaran sale pada musim hari raya tertentu. Sale ini memang ada yang betulbetul menghabiskan stok-cuci gudang atau sekadar memancing calon pembeli.
c. Auction pricing (harga lelang).Pada jam atau waktu tertentu mengadakan semacam lelang atas produk-produk di mana pembeli berlomba untuk memperoleh produk tersebut, biasanya yang unik dan stok terbatas. Contoh Balai Lelang Christy sangat berhasil mengangkat harga dari produk-produk yang terbilang langka dengan harga yang terbilang sangat tinggi; irrational.
d. Razor and blades. Gillette menerapkan polisi menjual gagang pisau cukur murah namun orang harus terus menerus membeli pisau siletnya. Dulu kita pernah mengalami zaman kamera dijual murah namun kita harus membeli filmnya terus menerus. Sekarang printer komputer relatif murah namun tintanya mahal dan kita harus terus memakai merek tinta printer tersebut.
e. Bundle or Unbundle. Strategi ini dipakai agen perjalanan untuk menjual paket tur. Konsumen bisa memilih paket tertentu disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Pay what you can. Layanan bertahap. Misal laptop atau notepad tipis, tanpa hard-drive harus membeli terpisah. Kafe yang menjual kopi hitam pahit berbeda harga dengan kopi ditambahgula, danberbedalagidengan kopi ditambah gula dan susu, dan berbeda lagi bila ingin ditambah dengan krem di atasnya.
g. Get someone else to pay for you. Pembayaran secara kredit dengan cicilan memakai kartu kredit, di mana kita bisa langsung membawa produknya tanpa harus menunggu lunas;
h. Membayar dengan voucher. Banyak dipraktekkan di department store. Kita bisa membeli vouche r atau voucher diberikan dengan jumlah pembelian tertentu, karena bukan berbentuk uang ada dorongan untuk memanfaatkannya;
i. Mengimingi dengan promosi free-of-charge. Membeli berbagai produk seharga tertentu lalu mendapat produk yang sama atau yang berbeda secara gratis. Di Rusia, ada kafé yang memberikan kopi secara gratis sepuasnya akan tetapi membebankan sewa kursi per jam yang cukup tinggi.
Hal ini rupanya untuk mencegah pembeli hanya membeli satu cangkir kopi dan menduduki kursi sepanjang hari turn over per kursi betulbetul diperhitungkan.
Jika Anda ingin menjual lebih mahal dan menjual lebih banyak atau lebih cepat maka Anda harus mengadopsi cara-cara yang lebih inovatif, tidak hanya produknya yang inovatif. ●
DR. Eliezer H. Hardjo PH.D., CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
Oleh karena itu, kita harus mengantisipasi dan memaksimalkan inovasi produk kita agar tetap dicari konsumen. Dengan inovasi, produk atau jasa kita akan memiliki durasi lebih lama sehingga memiliki kepastian ROII (return on investment of innovation) dengan tingkat keuntungan lebih besar karena bertahan lebih lama di pasar. Inovasi merupakan breakthrough ( terobosan) yang disertai banyak kelebihan.
Langkah ini berpeluang lebih besar dibandingkan inovasi yang sekadar memperbaiki produk yang sudah ada atau hanya sekadar berbeda sedikit dari produk di pasar. Inovasi produk atau jasa layanan akan lebih maksimal ketika perusahaan juga melakukan inovasi langsung atau tidak langsung berkaitan dengan penjualan. Contohnya, model dan proses bisnis, mata rantai suplai, pemasaran dan penjualan.
Dengan kata lain, setiap tahap arus keluar barang dari pabrik sampai tiba di pasar dan kembalinya arus balik uang dari pasar ke pabrik perlu harus mendapat sentuhan inovasi. Itulah yang disarankan oleh Paul Sloane, penulis buku The Innovative Leader (Kogan-Page) dan editor pada kolom A Guide to Open Innovation and Crowdsourcing.
Sebagai contoh, dalam penetapan harga dan mendorong penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang lebih inovatif seperti:
a . Turning product into service. Produk secara fisik dibatasi dengan bentuk, features, desain dan bahan yang dapat diukur dan mudah diperbandingkan antara satu produk dengan yang lain. Servis bersifat subjektif, individual, dan harus menyentuh perasaan dan kepuasan pembeli atau pemakai.
b . Demand-driven pricing. Penawaran happy-hour atau weekend rate adalah salah satu cara untuk menarik minat orang membeli pada saat permintaan cenderung rendah atau turun. Ada pula penawaran sale pada musim hari raya tertentu. Sale ini memang ada yang betulbetul menghabiskan stok-cuci gudang atau sekadar memancing calon pembeli.
c. Auction pricing (harga lelang).Pada jam atau waktu tertentu mengadakan semacam lelang atas produk-produk di mana pembeli berlomba untuk memperoleh produk tersebut, biasanya yang unik dan stok terbatas. Contoh Balai Lelang Christy sangat berhasil mengangkat harga dari produk-produk yang terbilang langka dengan harga yang terbilang sangat tinggi; irrational.
d. Razor and blades. Gillette menerapkan polisi menjual gagang pisau cukur murah namun orang harus terus menerus membeli pisau siletnya. Dulu kita pernah mengalami zaman kamera dijual murah namun kita harus membeli filmnya terus menerus. Sekarang printer komputer relatif murah namun tintanya mahal dan kita harus terus memakai merek tinta printer tersebut.
e. Bundle or Unbundle. Strategi ini dipakai agen perjalanan untuk menjual paket tur. Konsumen bisa memilih paket tertentu disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Pay what you can. Layanan bertahap. Misal laptop atau notepad tipis, tanpa hard-drive harus membeli terpisah. Kafe yang menjual kopi hitam pahit berbeda harga dengan kopi ditambahgula, danberbedalagidengan kopi ditambah gula dan susu, dan berbeda lagi bila ingin ditambah dengan krem di atasnya.
g. Get someone else to pay for you. Pembayaran secara kredit dengan cicilan memakai kartu kredit, di mana kita bisa langsung membawa produknya tanpa harus menunggu lunas;
h. Membayar dengan voucher. Banyak dipraktekkan di department store. Kita bisa membeli vouche r atau voucher diberikan dengan jumlah pembelian tertentu, karena bukan berbentuk uang ada dorongan untuk memanfaatkannya;
i. Mengimingi dengan promosi free-of-charge. Membeli berbagai produk seharga tertentu lalu mendapat produk yang sama atau yang berbeda secara gratis. Di Rusia, ada kafé yang memberikan kopi secara gratis sepuasnya akan tetapi membebankan sewa kursi per jam yang cukup tinggi.
Hal ini rupanya untuk mencegah pembeli hanya membeli satu cangkir kopi dan menduduki kursi sepanjang hari turn over per kursi betulbetul diperhitungkan.
Jika Anda ingin menjual lebih mahal dan menjual lebih banyak atau lebih cepat maka Anda harus mengadopsi cara-cara yang lebih inovatif, tidak hanya produknya yang inovatif. ●
DR. Eliezer H. Hardjo PH.D., CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional Managers (ICPM)
(ars)