Jonan Akan Siapkan Liner untuk Transportasi Maritim
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menjelaskan, untuk pembangunan transportasi maritim (tol laut), sebetulnya membutuhkan liner agar jadwal transportasi laut berjalan dengan baik.
Pasalnya, segala jenis perhubungan, jika liner-nya baik, maka semua bisa berjalan dengan baik dari mulai jadwal keberangkatan transportasi, kepulangan, jarak dan jadwal transitnya.
"Kalau tol laut, itu sebenarnya kita membutuhkan liner untuk angkutan penumpang, supaya perjalanan laut terjadwal dengan baik. Sekarang kalau ada Pelni dan dia itu liner, dia punya jadwal penumpang laut untuk penumpang. Itu ada jadwalnya. Ya kalau terlambat itu tergantung cuaca lah ya," ujar dia di Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Jonan berjanji akan mempersiapkan segalanya untuk mendukung perhubungan maritim ini. Dia menegaskan, tidak ingin menunggu APBN untuk pendanaan tersebut.
"Kita persiapakan tanpa harus menunggu APBN karena anggaran perintis ada di kami. Jadi enggak usah nunggu APBN untuk punya fright liner. Kita mau coba lagi buat itu. Kalau nunggu kapal dulu kelamaan. Kalau Pelni punya, siap, saya kasih," ujarnya.
Jonan berencana akan sesegera mungkin merealisasikan itu karena akan sangat membantu jalannya ekonomi dari Aceh sampai Papua.
"Jadi misalnya di Aceh itu ada jadwal mau ke Papua, itu ada jadwalnya, mau turun di mana, transit di mana, ada jadwalnya. Ini membantu banyak. Tujuannya supaya harga barang di Indonedia timur, tengah dan barat, tidak beda banyak. Kami sedang nunggu keputusan presiden yang rencananya mau bangun 24 pelabuhan," tandasnya.
Pasalnya, segala jenis perhubungan, jika liner-nya baik, maka semua bisa berjalan dengan baik dari mulai jadwal keberangkatan transportasi, kepulangan, jarak dan jadwal transitnya.
"Kalau tol laut, itu sebenarnya kita membutuhkan liner untuk angkutan penumpang, supaya perjalanan laut terjadwal dengan baik. Sekarang kalau ada Pelni dan dia itu liner, dia punya jadwal penumpang laut untuk penumpang. Itu ada jadwalnya. Ya kalau terlambat itu tergantung cuaca lah ya," ujar dia di Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Jonan berjanji akan mempersiapkan segalanya untuk mendukung perhubungan maritim ini. Dia menegaskan, tidak ingin menunggu APBN untuk pendanaan tersebut.
"Kita persiapakan tanpa harus menunggu APBN karena anggaran perintis ada di kami. Jadi enggak usah nunggu APBN untuk punya fright liner. Kita mau coba lagi buat itu. Kalau nunggu kapal dulu kelamaan. Kalau Pelni punya, siap, saya kasih," ujarnya.
Jonan berencana akan sesegera mungkin merealisasikan itu karena akan sangat membantu jalannya ekonomi dari Aceh sampai Papua.
"Jadi misalnya di Aceh itu ada jadwal mau ke Papua, itu ada jadwalnya, mau turun di mana, transit di mana, ada jadwalnya. Ini membantu banyak. Tujuannya supaya harga barang di Indonedia timur, tengah dan barat, tidak beda banyak. Kami sedang nunggu keputusan presiden yang rencananya mau bangun 24 pelabuhan," tandasnya.
(gpr)