Ekspektasi OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Naik
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah brent naik di tengah spekulasi bahwa menurunnya harga ke bawah USD80 per barel untuk kali pertama dalam empat tahun terakhir meningkatkan ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengurangi produksi.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik paling tinggi lebih dari dua bulan. Kontrak berjangka (futures) naik 2,5% di London dan 2,2% di New York.
Menteri OPEC telah meningkatkan kunjungan diplomatik mereka sebelum 27 November 2014 untuk merespon harga minyak yang telah jatuh ke level terendah dalam empat tahun. Badan Energi Internasional menyatakan, harga minyak dapat meluncur lebih dalam beberapa bulan mendatang karena melemahnya permintaan.
Minyak telah masuk ke kondisi bearish setelah anggota utama OPEC menolak memangkas produksi di tengah meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat (AS) ke laju tertinggi dalam tiga dekade.
Sementara brent membukukan penurunan mingguan kedelapan, koreksi terpanjang sejak kontrak mulai diperdagangkan pada 1988.
"Brent jatuh ke bawah USD80, kemarin dan WTI jatuh di bawah USD74, sehingga mendapat perhatian OPEC. Kami mencermati penurunan harga minyak membuat OPEC panik, sehingga mereka segera mencari kesepakatan bersama, tapi saya masih skeptis apakah mereka akan mengurangi produksi," kata mitra di Again Capital LLC John Kilduff seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (15/11/2014).
Brent di ICE Futures Europe exchange untuk pengiriman Januari naik USD1,92 ke USD79,41 per barel. Kontrak Desember yang berakhir kemarin di USD77,92, penutupan terendah sejak September 2010. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sebesar 4,1% di bawah rata-rata 100-hari pada pukul 02.52 siang di New York.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember naik USD1,61 ke USD75,82 per barel. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 3 September 2014. Volume berjangka yang diperdagangakan 22% lebih tinggi dari rata-rata 100-hari. Kontrak WTI untuk Januari ditutup dengan premi USD3,59 terhadap Brent untuk pengiriman bulan yang sama.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik paling tinggi lebih dari dua bulan. Kontrak berjangka (futures) naik 2,5% di London dan 2,2% di New York.
Menteri OPEC telah meningkatkan kunjungan diplomatik mereka sebelum 27 November 2014 untuk merespon harga minyak yang telah jatuh ke level terendah dalam empat tahun. Badan Energi Internasional menyatakan, harga minyak dapat meluncur lebih dalam beberapa bulan mendatang karena melemahnya permintaan.
Minyak telah masuk ke kondisi bearish setelah anggota utama OPEC menolak memangkas produksi di tengah meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat (AS) ke laju tertinggi dalam tiga dekade.
Sementara brent membukukan penurunan mingguan kedelapan, koreksi terpanjang sejak kontrak mulai diperdagangkan pada 1988.
"Brent jatuh ke bawah USD80, kemarin dan WTI jatuh di bawah USD74, sehingga mendapat perhatian OPEC. Kami mencermati penurunan harga minyak membuat OPEC panik, sehingga mereka segera mencari kesepakatan bersama, tapi saya masih skeptis apakah mereka akan mengurangi produksi," kata mitra di Again Capital LLC John Kilduff seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (15/11/2014).
Brent di ICE Futures Europe exchange untuk pengiriman Januari naik USD1,92 ke USD79,41 per barel. Kontrak Desember yang berakhir kemarin di USD77,92, penutupan terendah sejak September 2010. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sebesar 4,1% di bawah rata-rata 100-hari pada pukul 02.52 siang di New York.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember naik USD1,61 ke USD75,82 per barel. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 3 September 2014. Volume berjangka yang diperdagangakan 22% lebih tinggi dari rata-rata 100-hari. Kontrak WTI untuk Januari ditutup dengan premi USD3,59 terhadap Brent untuk pengiriman bulan yang sama.
(rna)