Pasar Konstruksi Pracetak Prospektif
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah optimistis pasar konstruksi pracetak dan prategang di dalam negeri akan semakin berkembang seiring tumbuhnya industri konstruksi.
Sebab saat ini industri konstruksi yang menggunakan beton pracetak dan prategang baru menyerap 23% dari total konstruksi. “Padahal dalam jangka panjang, penggunaan beton pracetak dan prategang pada industri konstruksi nasional ditargetkan bisa mencapai 50%,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA) Waskito Pandu kepada KORAN SINDOdi Jakarta, pekan lalu.
Untuk mendorong penggunaan beton pracetak prategang ini, kata Waskito, kualitasnya perlu ditingkatkan melalui penelitian- penelitian. Selain itu juga perlu dilakukan sertifikasi berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI). Ketua Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3BI) Wilfred Singkali mengatakan, pasar beton pracetak prategang di Indonesia masih sangat prospektif, mengingat Indonesia terus membangun konstruksi-konstruksi besar di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
“Pasar kita masih sangat prospektif karena adanya pembangunan konstruksi berskala besar,” ujar dia. Penggunaan beton pracetak dan prategang, kata Wilfred, akan lebih masif jika pembangunan secara nasional lebih merata. Kendalanya saat ini, penggunaan beton pracetak lebih banyak terpusat di sentrasentra ekonomi dan bisnis, terutama di Pulau Jawa.
Ichsan amin
Sebab saat ini industri konstruksi yang menggunakan beton pracetak dan prategang baru menyerap 23% dari total konstruksi. “Padahal dalam jangka panjang, penggunaan beton pracetak dan prategang pada industri konstruksi nasional ditargetkan bisa mencapai 50%,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA) Waskito Pandu kepada KORAN SINDOdi Jakarta, pekan lalu.
Untuk mendorong penggunaan beton pracetak prategang ini, kata Waskito, kualitasnya perlu ditingkatkan melalui penelitian- penelitian. Selain itu juga perlu dilakukan sertifikasi berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI). Ketua Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3BI) Wilfred Singkali mengatakan, pasar beton pracetak prategang di Indonesia masih sangat prospektif, mengingat Indonesia terus membangun konstruksi-konstruksi besar di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
“Pasar kita masih sangat prospektif karena adanya pembangunan konstruksi berskala besar,” ujar dia. Penggunaan beton pracetak dan prategang, kata Wilfred, akan lebih masif jika pembangunan secara nasional lebih merata. Kendalanya saat ini, penggunaan beton pracetak lebih banyak terpusat di sentrasentra ekonomi dan bisnis, terutama di Pulau Jawa.
Ichsan amin
(ars)