Harga Minyak WTI Turun untuk Hari Kedua
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari kedua karena investor menimbang kemungkinan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksi ketika melakukan pertemuan pada pekan depan di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan global.
Dikutip dari Bloomberg pada Selasa (18/11/2014), kontrak berjangka (futures) turun 0,4% di New York. Anggota utama OPEC, seperti Arab Saudi dan Kuwait menolak memangkas produksi, sementara Venezuela, Libya dan Ekuador mencari cara untuk mendukung penurunan harga minyak mentah menjelang pertemuan 27 November 2014 di Wina.
Sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri Venezuela menyebutkan, Venezuela sebagai salah satu anggota OPEC telah bertemu dengan Rusia untuk membahas langkah-langkah demi mendukung penurunan harga minyak.
Minyak telah menuju ke kondisi bearish karena produksi minyak di Amerika Serikat (AS) melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade, sehingga menambah kekhawatiran banjir pasokan di tengah berkurangnya permintaan global.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember berada di USD75,41 per barel pada pukul 10.56 siang waktu Sydney. Kontrak itu turun 23 sen dibanding kemarin di harga USD75,64.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 54% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 23% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak mentah brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman Januari turun 10 sen menjadi USD79,31 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,65 untuk bulan yang sama.
Menurut analis yang disurvei Bloomberg, stok minyak mentah AS kemungkinan menyusut sebanyak 1 juta barel pekan lalu menjadi 377,5 juta.
Jepang sebagai negara konsumen minyak terbesar ketiga di dunia secara mengejutkan tergelincir ke dalam resesi setelah ekonomi negara itu pada kuartal III tahun ini menyusut sebesar 1,6%, merupakan penurunan kedua berturut-turut.
Dikutip dari Bloomberg pada Selasa (18/11/2014), kontrak berjangka (futures) turun 0,4% di New York. Anggota utama OPEC, seperti Arab Saudi dan Kuwait menolak memangkas produksi, sementara Venezuela, Libya dan Ekuador mencari cara untuk mendukung penurunan harga minyak mentah menjelang pertemuan 27 November 2014 di Wina.
Sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri Venezuela menyebutkan, Venezuela sebagai salah satu anggota OPEC telah bertemu dengan Rusia untuk membahas langkah-langkah demi mendukung penurunan harga minyak.
Minyak telah menuju ke kondisi bearish karena produksi minyak di Amerika Serikat (AS) melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga dekade, sehingga menambah kekhawatiran banjir pasokan di tengah berkurangnya permintaan global.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember berada di USD75,41 per barel pada pukul 10.56 siang waktu Sydney. Kontrak itu turun 23 sen dibanding kemarin di harga USD75,64.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 54% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 23% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak mentah brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman Januari turun 10 sen menjadi USD79,31 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,65 untuk bulan yang sama.
Menurut analis yang disurvei Bloomberg, stok minyak mentah AS kemungkinan menyusut sebanyak 1 juta barel pekan lalu menjadi 377,5 juta.
Jepang sebagai negara konsumen minyak terbesar ketiga di dunia secara mengejutkan tergelincir ke dalam resesi setelah ekonomi negara itu pada kuartal III tahun ini menyusut sebesar 1,6%, merupakan penurunan kedua berturut-turut.
(rna)