Perusahaan Benih Ditunjuk Langsung
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan penunjukan langsung kepada perusahaan pemasok benih. Pemerintah khawatir petani akan kehilangan waktu tanam jika harus menunggu proses tender.
“Proses tender bisa satu bulan, bila tender selesai, benih baru sampai ke petani dua bulan mendatang, sehingga ketinggalan masa tanam. Oleh karena itu, penunjukan langsung tidak apa-apa selama tidak ada korupsi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di sela-sela Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2014 di Kantor Kementan Jakarta, kemarin.
Sofyan mengatakan, pemerintah segera membuat payung hukum untuk melaksanakan kebijakan tersebut di tingkat kabinet. Dalam keadaan normal, seharusnya pemerintah melakukan tender sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 80 Tahun 2003. Namun, pemerintah bisa melakukan penunjukan langsung dalam kondisikondisi tertentu.
Menurutnya, kondisi tahun ini dinilai spesifik, sehingga pemerintah akan melakukan penunjukan langsung. Mekanisme penunjukan langsung itu juga segera dibahas. “Mekanismenya nanti kita bikin, kemudian tentukan kualitas, tentukan harga standar,” tambahnya. Penundaan masa tanam ditambah dengan musim kemarau diperkirakan akan menurunkan produktivitas pertanian.
Oleh karena itu, ia meminta para pegawai Kementan untuk mengubah mindset (pola pikir) dengan sering turun kelapangan. Dia meminta Kementan meningkatkan produktivitas pertanian dengan melakukan intensifikasi. Dengan langkahlangkah itu, dia berharap produktivitas padi rata-rata nasional yang saat ini 5,1 ton per hektare (ha) bisa dinaikkan menjadi 6 ton per ha dalam jangka pendek.
“Saya ingin semua orang turun ke lapangan. Saya ingin semua bekerja detail, dengan demikian produksi pertanian bisa ditingkatkan baik irigasi maupun pemberian bibit tepat waktu. Insya Allah tahun depan produktifitas pertanian meningkat,” tambah Sofyan. Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, penunjukan langsung pengadaan benih akan mengutamakan perusahaan BUMN yaitu PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (SHS).
“Kita upayakan BUMN, supaya clear,” kata dia dalam kesempatan yang sama. Kementan akan meningkatkan produktivitas pertanian dengan fokus pada perluasan irigasi, distribusi pupuk, distribusi benih, pengadaan alat dan mesin pertanian. Akselerasi produktivitas pertanian itu dalam rangka mencapai swasembada pangan tiga hingga empat tahun ke depan.
Menurut Amran, Kementan akan melakukan perluasan irigasi seluas 460.000 ha, pengadaan benih 50.000 ton, serta pengadaan traktor 7.000 unit. Kementan mengklaim beberapa komoditas seperti padi dan jagung tahun ini telah surplus. Capaian produksi pertanian lima komoditas utama tahun ini berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II Badan Pusat Statistik (BPS) adalahpadisebesar70,61jutaton Gabah Kering Giling (GKG), jagung 19,13 juta ton pipilan kering, kedelai 921.340 ton biji kering, tebu 2,79 juta ton (angka sementara Ditjen Perkebunan), dan daging sapi 460.000 ton.
Dengan capaian produksi tersebut, pada 2014 surplus beras diperkirakan 8,07 juta ton. Produksi mencapai 70,61 juta ton GKG atau 39,54 juta ton beras, sementara kebutuhan beras hanya 31,47 juta ton dengan asumsi tingkat konsumsi 124,89 kg/kapita/tahun. Kementan juga memaparkan bahwa produk jagung tahun ini surplus 4,03 juta ton pipilan kering.
Sedangkan, kedelai, tebu dan daging sapi masih mengalami defisit. Produk kedelai tahun ini mengalami defisit 1,31 juta ton biji kering.
Ria martati
“Proses tender bisa satu bulan, bila tender selesai, benih baru sampai ke petani dua bulan mendatang, sehingga ketinggalan masa tanam. Oleh karena itu, penunjukan langsung tidak apa-apa selama tidak ada korupsi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di sela-sela Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2014 di Kantor Kementan Jakarta, kemarin.
Sofyan mengatakan, pemerintah segera membuat payung hukum untuk melaksanakan kebijakan tersebut di tingkat kabinet. Dalam keadaan normal, seharusnya pemerintah melakukan tender sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 80 Tahun 2003. Namun, pemerintah bisa melakukan penunjukan langsung dalam kondisikondisi tertentu.
Menurutnya, kondisi tahun ini dinilai spesifik, sehingga pemerintah akan melakukan penunjukan langsung. Mekanisme penunjukan langsung itu juga segera dibahas. “Mekanismenya nanti kita bikin, kemudian tentukan kualitas, tentukan harga standar,” tambahnya. Penundaan masa tanam ditambah dengan musim kemarau diperkirakan akan menurunkan produktivitas pertanian.
Oleh karena itu, ia meminta para pegawai Kementan untuk mengubah mindset (pola pikir) dengan sering turun kelapangan. Dia meminta Kementan meningkatkan produktivitas pertanian dengan melakukan intensifikasi. Dengan langkahlangkah itu, dia berharap produktivitas padi rata-rata nasional yang saat ini 5,1 ton per hektare (ha) bisa dinaikkan menjadi 6 ton per ha dalam jangka pendek.
“Saya ingin semua orang turun ke lapangan. Saya ingin semua bekerja detail, dengan demikian produksi pertanian bisa ditingkatkan baik irigasi maupun pemberian bibit tepat waktu. Insya Allah tahun depan produktifitas pertanian meningkat,” tambah Sofyan. Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, penunjukan langsung pengadaan benih akan mengutamakan perusahaan BUMN yaitu PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (SHS).
“Kita upayakan BUMN, supaya clear,” kata dia dalam kesempatan yang sama. Kementan akan meningkatkan produktivitas pertanian dengan fokus pada perluasan irigasi, distribusi pupuk, distribusi benih, pengadaan alat dan mesin pertanian. Akselerasi produktivitas pertanian itu dalam rangka mencapai swasembada pangan tiga hingga empat tahun ke depan.
Menurut Amran, Kementan akan melakukan perluasan irigasi seluas 460.000 ha, pengadaan benih 50.000 ton, serta pengadaan traktor 7.000 unit. Kementan mengklaim beberapa komoditas seperti padi dan jagung tahun ini telah surplus. Capaian produksi pertanian lima komoditas utama tahun ini berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II Badan Pusat Statistik (BPS) adalahpadisebesar70,61jutaton Gabah Kering Giling (GKG), jagung 19,13 juta ton pipilan kering, kedelai 921.340 ton biji kering, tebu 2,79 juta ton (angka sementara Ditjen Perkebunan), dan daging sapi 460.000 ton.
Dengan capaian produksi tersebut, pada 2014 surplus beras diperkirakan 8,07 juta ton. Produksi mencapai 70,61 juta ton GKG atau 39,54 juta ton beras, sementara kebutuhan beras hanya 31,47 juta ton dengan asumsi tingkat konsumsi 124,89 kg/kapita/tahun. Kementan juga memaparkan bahwa produk jagung tahun ini surplus 4,03 juta ton pipilan kering.
Sedangkan, kedelai, tebu dan daging sapi masih mengalami defisit. Produk kedelai tahun ini mengalami defisit 1,31 juta ton biji kering.
Ria martati
(ars)