Gapmmi Bantah Industri Mamin Terpukul Kenaikan BBM
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) membantah industri makanan dan minuman (mamin) terpukul dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang ditetapkan pemerintah.
Sekretaris Jenderal Gapmmi Franky Sibarani menuturkan, sebagian besar industri mamin di Indonesia telah menggunakan BBM dengan harga internasional. Sehingga kenaikan tersebut tidak akan terlalu berpengaruh.
"Kalau industri mamin kan kita pertama, bahwa sebagian besar kita sudah menggunakan BBM dengan harga internasional. Jadi dengan harga internasional itu, kita tidak terpengaruh," tutur dia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Lebih lanjut dia menyebutkan, efek yang akan dirasakan kemungkinan hanya pada proses distribusi. Namun, persentase biaya pendistribusian terhadap total produk hanya sekitar 2%-5%.
"Nah, jadi katakanlah 2% rata-rata. Jadi dari 2% itu kemudian distribusi biaya komponen BBM, itu kira-kira sekitar 30%. Jadi komponen dari 2% itu, katakanlah 30%. Jadi dengan demikian, 30% dari Rp2.000 terhadap Rp6.000 sekian, maka kira2 1%. Jadi 1% terhadap total, itu kecil sekali. Itu dalam konteks distribusi," jelasnya.
(Baca: Apindo Klaim Kenaikan Harga Hanya di Produk Mamin)
Sekretaris Jenderal Gapmmi Franky Sibarani menuturkan, sebagian besar industri mamin di Indonesia telah menggunakan BBM dengan harga internasional. Sehingga kenaikan tersebut tidak akan terlalu berpengaruh.
"Kalau industri mamin kan kita pertama, bahwa sebagian besar kita sudah menggunakan BBM dengan harga internasional. Jadi dengan harga internasional itu, kita tidak terpengaruh," tutur dia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Lebih lanjut dia menyebutkan, efek yang akan dirasakan kemungkinan hanya pada proses distribusi. Namun, persentase biaya pendistribusian terhadap total produk hanya sekitar 2%-5%.
"Nah, jadi katakanlah 2% rata-rata. Jadi dari 2% itu kemudian distribusi biaya komponen BBM, itu kira-kira sekitar 30%. Jadi komponen dari 2% itu, katakanlah 30%. Jadi dengan demikian, 30% dari Rp2.000 terhadap Rp6.000 sekian, maka kira2 1%. Jadi 1% terhadap total, itu kecil sekali. Itu dalam konteks distribusi," jelasnya.
(Baca: Apindo Klaim Kenaikan Harga Hanya di Produk Mamin)
(gpr)