Pasca Kenaikan BBM Harga Sembako Naik
A
A
A
DENPASAR - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar melakukan pemantuan harga kebutuhan bahan pokok pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pasar Kreneng dan Pasar Badung Kamis (20/11/2014).
Pemantuan ini dilaksanakan untuk mengetahui berapa persen kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan, yang diakibatkan dari kenaikan harga BBM beberapa hari lalu.
”Pemantauan harus kami lakukan untuk mengetahui stok barang dan berapa persen harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan,” kata Kepala Bidang Kerjasama dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi, Kamis (20/11/2014).
Dari hasil pemantauan yang dilakukan tim Disperindag, Jarot mengatakan, kenaikan harga BBM tidak berdampak banyak pada kebutuhan bahan pokok karena harganya masih stabil.
Meskipun beberapa harga masih stabil, tapi ada juga kebutuhan bahan pokok yang sudah mengalami kenaikan sebelum harga BBM naik.
Kebutuhan bahan pokok yang harganya yang masih stabil di antaranya, telur, daging babi, daging sapi dan daging ayam. Sedangkan bahan pokok yang mengalami kenaikan sebelum BBM naik di antaranya, sayur hijau dari harga Rp4 ribu menjadi Rp8 ribu, beras putri sejati dari Rp9.500 menjadi Rp10 ribu per kg, bawang merah dari Rp12 menjadi Rp15 ribu dan cabai rawit dari Rp44 ribu menjadi Rp55 ribu.
“Bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan telah naik sebelum BBM naik hal itu diakibatkan karena musim kemarau,” ungkapnya.
Lebih lanjut Jarot mengatakan, dalam pemantauan ini pihaknya tidak menemukan pedagang yang melakukan spekulasi harga meskipun harga BBM mengalami kenaikan.
Meskipun demikian pihaknya tetap menghimbau kepada para pedagang agar tidak melakukan spekulasi harga. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya akan melakukan pematauan harga setiap hari, disamping juga untuk mengetahui stock sembako di pasar.
Sementara salah satu pedagang rempah-rempah di Pasar Badung, Made Mertiasih mengatakan, kenaikan harga BBM memang tidak berdampak signifikan kepada kenaikan bahan kebutuhan pokok.
Karena harga kebutuhan bahan pokok seperti cabe, bawang merah, bawah, ikan sudah mengalami kenaikan sebelum BBM naik. Meskipun tidak banyak harga barang yang mengalami kenaikan, namun sangat berdampak kepada pendapatan yang didapatkan, karena jumlah pembeli semakin sedikit. Biasanya setiap hari ia bisa menjual 20 kg cabai, namun hanya bisa menjual maksimal 10 kg saja.
Pedagang Telur, Wayan Muriati mengatakan, harga telur tidak mengalami kenaikan. Meskipun harga telur tidak mengalami kenaikan tapi pembeli semakin sepi. Biasanya setiap hari ia bisa berjualan Rp200 ribu namun untuk sekarang paling banyak Rp100 ribu.
Pemantuan ini dilaksanakan untuk mengetahui berapa persen kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan, yang diakibatkan dari kenaikan harga BBM beberapa hari lalu.
”Pemantauan harus kami lakukan untuk mengetahui stok barang dan berapa persen harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan,” kata Kepala Bidang Kerjasama dan Perlindungan Disperindag Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi, Kamis (20/11/2014).
Dari hasil pemantauan yang dilakukan tim Disperindag, Jarot mengatakan, kenaikan harga BBM tidak berdampak banyak pada kebutuhan bahan pokok karena harganya masih stabil.
Meskipun beberapa harga masih stabil, tapi ada juga kebutuhan bahan pokok yang sudah mengalami kenaikan sebelum harga BBM naik.
Kebutuhan bahan pokok yang harganya yang masih stabil di antaranya, telur, daging babi, daging sapi dan daging ayam. Sedangkan bahan pokok yang mengalami kenaikan sebelum BBM naik di antaranya, sayur hijau dari harga Rp4 ribu menjadi Rp8 ribu, beras putri sejati dari Rp9.500 menjadi Rp10 ribu per kg, bawang merah dari Rp12 menjadi Rp15 ribu dan cabai rawit dari Rp44 ribu menjadi Rp55 ribu.
“Bahan kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan telah naik sebelum BBM naik hal itu diakibatkan karena musim kemarau,” ungkapnya.
Lebih lanjut Jarot mengatakan, dalam pemantauan ini pihaknya tidak menemukan pedagang yang melakukan spekulasi harga meskipun harga BBM mengalami kenaikan.
Meskipun demikian pihaknya tetap menghimbau kepada para pedagang agar tidak melakukan spekulasi harga. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya akan melakukan pematauan harga setiap hari, disamping juga untuk mengetahui stock sembako di pasar.
Sementara salah satu pedagang rempah-rempah di Pasar Badung, Made Mertiasih mengatakan, kenaikan harga BBM memang tidak berdampak signifikan kepada kenaikan bahan kebutuhan pokok.
Karena harga kebutuhan bahan pokok seperti cabe, bawang merah, bawah, ikan sudah mengalami kenaikan sebelum BBM naik. Meskipun tidak banyak harga barang yang mengalami kenaikan, namun sangat berdampak kepada pendapatan yang didapatkan, karena jumlah pembeli semakin sedikit. Biasanya setiap hari ia bisa menjual 20 kg cabai, namun hanya bisa menjual maksimal 10 kg saja.
Pedagang Telur, Wayan Muriati mengatakan, harga telur tidak mengalami kenaikan. Meskipun harga telur tidak mengalami kenaikan tapi pembeli semakin sepi. Biasanya setiap hari ia bisa berjualan Rp200 ribu namun untuk sekarang paling banyak Rp100 ribu.
(gpr)