Brent dan WTI Menuju Kenaikan Mingguan Pertama
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah brent dan West Texas Intermediate (WTI) menuju kenaikan mingguan pertama sejak September 2014 setelah analis memperkirakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksi untuk menopang harga yang berada dalam tren penurunan.
Setengah dari 20 analis yang disurvei oleh Bloomberg News pekan ini memperkirakan bahwa OPEC akan memangkas produksi, dan separuh analis lainnya mengharapkan ada perubahan.
Pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut menyebutkan bahwa sebagian dari anggota OPEC memperkirakan bahwa permintaan minyak mentah yang susut pada tahun depan.
Minyak telah turun sekitar 30% dari harga tertinggi pada Juni setelah Amerika Serikat (AS) memproduksi minyak pada laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan.
Anggota utama OPEC menolak mengurangi pasokan, sementara lainnya, termasuk Venezuela berupaya menaikkan harga sebelum pertemuan 27 November di Wina.
"Hanya tinggal menghitung mundur menuju pertemuan OPEC. Pasti ada pendapat yang berbeda di pertemeuan tersebut, ada yang menginginkan pemangkasan produksi dan ada yang tidak," kata Kepala Investasi di Ayers Alliance Securities Jonathan Barratt seeprti dilansir dari Bloomberg, Jumat (21/11/2014).
Menurut dia, Arab Saudi akan berupaya dan melindungi pangsa pasarnya dengan memberikan diskon penjualan, sehingga akan terjadi perang harga.
Kontrak berjangka (futures) naik 0,8% di London dan 1,3% di New York. Minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari naik 67 sen menjadi USD80 per barel dan berada di USD79,80 pada pukul 09.46 pagi di Singapura.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 35% di atas rata-rata 100-hari. Harga minyak brent telah naik 0,5% sepanjang pekan ini.
Sementara minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari naik 95 sen menjadi USD76,80 per barel. Kontrak berjangka Desember yang berakhir kemarin naik USD1 menjadi USD75,58.
Premi minyak WTI terhadap brent diperdagangan sebesar USD3,35, turun dibanding 14 November sebesar USD3,59.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, OPEC yang memasok sekitar 40% minyak dunia, memproduksi 30,97 juta barel per hari pada Oktober. Volume itu melebihi target produksi kolektif sebanyak 30 juta sehari selama satu bulan dalam lima kali berturut-turut.
Sementara Menteri Perminyakan Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, Iran akan melindungi pangsa pasar global dan akan menggandakan ekspor dalam dua bulan jika sanksi dicabut.
Setengah dari 20 analis yang disurvei oleh Bloomberg News pekan ini memperkirakan bahwa OPEC akan memangkas produksi, dan separuh analis lainnya mengharapkan ada perubahan.
Pejabat yang hadir dalam pertemuan tersebut menyebutkan bahwa sebagian dari anggota OPEC memperkirakan bahwa permintaan minyak mentah yang susut pada tahun depan.
Minyak telah turun sekitar 30% dari harga tertinggi pada Juni setelah Amerika Serikat (AS) memproduksi minyak pada laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade di tengah tanda-tanda melemahnya permintaan.
Anggota utama OPEC menolak mengurangi pasokan, sementara lainnya, termasuk Venezuela berupaya menaikkan harga sebelum pertemuan 27 November di Wina.
"Hanya tinggal menghitung mundur menuju pertemuan OPEC. Pasti ada pendapat yang berbeda di pertemeuan tersebut, ada yang menginginkan pemangkasan produksi dan ada yang tidak," kata Kepala Investasi di Ayers Alliance Securities Jonathan Barratt seeprti dilansir dari Bloomberg, Jumat (21/11/2014).
Menurut dia, Arab Saudi akan berupaya dan melindungi pangsa pasarnya dengan memberikan diskon penjualan, sehingga akan terjadi perang harga.
Kontrak berjangka (futures) naik 0,8% di London dan 1,3% di New York. Minyak brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari naik 67 sen menjadi USD80 per barel dan berada di USD79,80 pada pukul 09.46 pagi di Singapura.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 35% di atas rata-rata 100-hari. Harga minyak brent telah naik 0,5% sepanjang pekan ini.
Sementara minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari naik 95 sen menjadi USD76,80 per barel. Kontrak berjangka Desember yang berakhir kemarin naik USD1 menjadi USD75,58.
Premi minyak WTI terhadap brent diperdagangan sebesar USD3,35, turun dibanding 14 November sebesar USD3,59.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, OPEC yang memasok sekitar 40% minyak dunia, memproduksi 30,97 juta barel per hari pada Oktober. Volume itu melebihi target produksi kolektif sebanyak 30 juta sehari selama satu bulan dalam lima kali berturut-turut.
Sementara Menteri Perminyakan Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, Iran akan melindungi pangsa pasar global dan akan menggandakan ekspor dalam dua bulan jika sanksi dicabut.
(rna)