OPEC Butuh Bantuan Negara Lain Stabilkan Harga Minyak
A
A
A
KUWAIT - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai tergantung pada produsen non-anggota, seperti Norwegia, Meksiko dan Rusia, untuk membantu menstabilkan harga minyak.
Mantan Menteri Perminyakan Qatar, Abdullah Bin Hamad Al Attiyah mengemukakan, lebihnya pasokan minyak mentah global memberikan kontribusi terhadap penurunan harga sebesar 30% sejak 19 Juni lalu.
"OPEC tidak bisa menyeimbangkan pasar sendiri," kata Al Attiyah, yang berpartisipasi dalam pertemuan kebijakan OPEC pada 1992-2011, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (24/11/2014).
"Kali ini Rusia, Norwegia dan Meksiko semua harus datang ke meja. OPEC dapat membuat luka, tapi apa yang akan terjadi adalah pasokan non-OPEC akan terus tumbuh. Lalu, apa yang akan pasar lakukan?" ujarnya.
Badan Energi Internasional mengatakan, permintaan global setidaknya dalam lima tahun terakhir meningkat menjadi 92,4 juta barel per hari, sebelum mengambil kecepatan pada 2015 seiring pemulihan ekonomi dunia.
Produksi minyak di AS telah menempatkan ekonomi terbesar dunia itu di jalur menuju kemandirian energi. Administrasi Informasi Energi AS menyebutkan output AS diperkirakan tumbuh 12% pada tahun depan ke level tertinggi sejak 1970.
OPEC telah mendapatkan manfaat dari harga rata-rata USD108 per barel sejak Desember 2011, saat kelompok tersebut berganti target produksi sebesar 30 juta barel per hari.
Harga mulai meluncur pada Juni, dan patokan minyak mentah Brent turun di bawah USD80 bulan ini, mengancam Venezuela dan Iran.
Diketahui, pasar minyak global saat ini kelebihan pasokan sebesar 2 juta barel per hari, di tengah pertumbuhan ekonomi di bawah ekspektasi. Hal ini yang diduga membuat harga minyak dunia anjlok.
Mantan Menteri Perminyakan Qatar, Abdullah Bin Hamad Al Attiyah mengemukakan, lebihnya pasokan minyak mentah global memberikan kontribusi terhadap penurunan harga sebesar 30% sejak 19 Juni lalu.
"OPEC tidak bisa menyeimbangkan pasar sendiri," kata Al Attiyah, yang berpartisipasi dalam pertemuan kebijakan OPEC pada 1992-2011, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (24/11/2014).
"Kali ini Rusia, Norwegia dan Meksiko semua harus datang ke meja. OPEC dapat membuat luka, tapi apa yang akan terjadi adalah pasokan non-OPEC akan terus tumbuh. Lalu, apa yang akan pasar lakukan?" ujarnya.
Badan Energi Internasional mengatakan, permintaan global setidaknya dalam lima tahun terakhir meningkat menjadi 92,4 juta barel per hari, sebelum mengambil kecepatan pada 2015 seiring pemulihan ekonomi dunia.
Produksi minyak di AS telah menempatkan ekonomi terbesar dunia itu di jalur menuju kemandirian energi. Administrasi Informasi Energi AS menyebutkan output AS diperkirakan tumbuh 12% pada tahun depan ke level tertinggi sejak 1970.
OPEC telah mendapatkan manfaat dari harga rata-rata USD108 per barel sejak Desember 2011, saat kelompok tersebut berganti target produksi sebesar 30 juta barel per hari.
Harga mulai meluncur pada Juni, dan patokan minyak mentah Brent turun di bawah USD80 bulan ini, mengancam Venezuela dan Iran.
Diketahui, pasar minyak global saat ini kelebihan pasokan sebesar 2 juta barel per hari, di tengah pertumbuhan ekonomi di bawah ekspektasi. Hal ini yang diduga membuat harga minyak dunia anjlok.
(dmd)