Harga Minyak Brent Lanjutkan Penurunan
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah brent melanjutkan penurunan untuk hari kedua karena Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak (OPEC) dianggap membebaskan tiga anggota dari pemangkasan produksi ketika bertemu pekan ini. Kontrak berjangka (futures) turun sebanyak 0,4% di London.
Menurut sumber, Irak, Iran dan Libya tidak perlu memangkas pasokan jika OPEC setuju untuk mengurangi produksinya. Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan di Wina kemarin, jika pasar kelebihan pasokan, itu bukan merupakan pertama kalinya.
Data Bloomberg menunjukkan, ketiga negara tersebut menghasilkan hampir 7 juta barel per hari pada bulan lalu. Sementara puncak produksi tertinggi terjadi pada 1970, yakni mencapai lebih dari 10 juta.
Minyak telah menuju ke tren penurunan di tengah laju tercepat produksi Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari tiga dekade, bahkan saat melambatnya pertumbuhan ekonomi global mengindikasikan melemahnya permintaan.
OPEC, yang memproduksi sekitar 40% minyak mentah dunia telah mempertahankan kuota resminya sebanyak 30 juta barel per hari sejak Januari 2012. Data Bloomberg menujukan, OPEC memproduksi 30,97 juta barel per hari pada bulan Oktober, melampaui target produksi kolektif untuk bulan kelima berturut-turut.
Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi menuturkan, diperlukan upaya untuk meningkatkan harga karena harga saat ini tidak bisa diterima.
"Kami sebelumnya telah melihat kelebihan pasokan, tetapi AS berbeda. Kita harus melihat pemangkasan hingga di bawah 30 juta barel untuk meningkatkan harga," kata analis di Fat Prophets David Lennox seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (25/11/2014).
Brent di Loncon ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun 30 sen menjadi USD79,38 per barel dan berada di USD79,46 pada pukul 12.58 siang waktu Sydney.
Kontrak turun 68 sen menjadi USD79,68, kemarin. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,75.
Sementara minyak West Texas Intermediate (WYI) stabil di New York. WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun 5 sen menjadi USD75,73 per barel dibanding kemarin sebesar USD75,78.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 48% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 23% sepanjang tahun ini.
Menurut sumber, Irak, Iran dan Libya tidak perlu memangkas pasokan jika OPEC setuju untuk mengurangi produksinya. Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan di Wina kemarin, jika pasar kelebihan pasokan, itu bukan merupakan pertama kalinya.
Data Bloomberg menunjukkan, ketiga negara tersebut menghasilkan hampir 7 juta barel per hari pada bulan lalu. Sementara puncak produksi tertinggi terjadi pada 1970, yakni mencapai lebih dari 10 juta.
Minyak telah menuju ke tren penurunan di tengah laju tercepat produksi Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari tiga dekade, bahkan saat melambatnya pertumbuhan ekonomi global mengindikasikan melemahnya permintaan.
OPEC, yang memproduksi sekitar 40% minyak mentah dunia telah mempertahankan kuota resminya sebanyak 30 juta barel per hari sejak Januari 2012. Data Bloomberg menujukan, OPEC memproduksi 30,97 juta barel per hari pada bulan Oktober, melampaui target produksi kolektif untuk bulan kelima berturut-turut.
Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi menuturkan, diperlukan upaya untuk meningkatkan harga karena harga saat ini tidak bisa diterima.
"Kami sebelumnya telah melihat kelebihan pasokan, tetapi AS berbeda. Kita harus melihat pemangkasan hingga di bawah 30 juta barel untuk meningkatkan harga," kata analis di Fat Prophets David Lennox seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (25/11/2014).
Brent di Loncon ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun 30 sen menjadi USD79,38 per barel dan berada di USD79,46 pada pukul 12.58 siang waktu Sydney.
Kontrak turun 68 sen menjadi USD79,68, kemarin. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,75.
Sementara minyak West Texas Intermediate (WYI) stabil di New York. WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun 5 sen menjadi USD75,73 per barel dibanding kemarin sebesar USD75,78.
Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 48% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 23% sepanjang tahun ini.
(rna)