Kredit bagi Pedagang Pasar Perlu Dipermudah

Rabu, 26 November 2014 - 11:03 WIB
Kredit bagi Pedagang...
Kredit bagi Pedagang Pasar Perlu Dipermudah
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta perbankan memberi kemudahan bagi para pedagang pasar dalam mengakses kredit.

Pemerintah berharap para pedagang kecil bisa memperoleh kredit dengan jaminan yang ringan atau bahkan tanpa jaminan. “Kita harap bank membantu akses (kredit) yang mudah dan tanpa jaminan. Bank yang sudah menyalurkan juga kita minta melanjutkan program yang baik ini,” ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel di sela-sela peresmian Pasar Lokasi Binaan Meruya Ilir, Jakarta Barat, kemarin.

Sejumlah bank seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara bertahap memang telah menyalurkan kredit bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di mana para pedagang pasar termasuk di dalamnya. Untuk pasar lokasi binaan Meruya saja nilai kredit mikro yang disalurkan mencapai Rp1,6 miliar dan tambahan Rp85 juta untuk tiga debitor.

Direktur Bisnis UMKM Bank BRI Djarot Kusumayakti mengatakan, salah satu keringanan kredit bagi pedagang pasar adalah mereka bisa menggunakan surat izin usaha dan lokasi tempat berdagang sebagai jaminan. Pemberian kredit ini juga menunjukkan bahwa pelaku UMKM atau pedagang pasar pun bisa mengakses perbankan. Ke depan, pihaknya berencana menerapkan program ini di seluruh Indonesia.

“Tapi dengan catatan ada dukungan dari pemerintah daerah setempat. Pasalnya, ada juga beberapa daerah yang belum tertib mengatur pasarnya,” imbuhnya. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengatakan, Kemendag bekerja sama dengan BRI telah menerapkan program kredit bagi pedagang pasar di enam lokasi pasar yang menjadi percontohan. “Ini (lokasi pasar) yang ke-7 kerja sama dengan BRI,” sebutnya.

Lebih lanjut Srie menambahkan, pemerintah menargetkan untuk merevitalisasi 1.000 pasar pada 2015. Dana revitalisasi pasar antara lain bersumber dari dana Tugas Perbantuan Kemendag yang nilainya sekitar Rp670 miliar, ditambah dana alokasi khusus (DAK) yang langsung disalurkan dari Kementerian Keuangan ke kabupaten/ kota. Selebihnya tersebar di sejumlah kementerian/lembaga terkait, di antaranya Kementerian Pertanian (program Pasar Tani), Kementerian Kesehatan (program Pasar Sehat), Kementerian Kelautan dan Perikanan (program Pasar Ikan), Kementerian Koperasi dan UMKM (program untuk pasar di tingkat kecamatan).

“Rencananya kita akan mengintegrasikan sumber dana dari berbagai kementerian/ lembaga itu, sehingga total jumlah pasar yang kita bantu atau revitalisasi menjadi 1.000 pasar,” tandasnya. Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Provinsi DKI Joko Kundaryo mengatakan, revitalisasi pasar lokasi binaan Meruya Ilir dilakukan dalam rangka mewujudkan pasar percontohan di Ibu Kota. Pascarevitalisasi, terjadi kenaikan omzet pedagang yang sebelumnya Rp164 juta menjadi Rp556,6 juta.

“Ini contoh model pasar tradisional, tapi dengan suasana lebih modern. Kita juga sudah melengkapi dengan 12 CCTV dan timbangan yang akan ditera ulang secara berkala,” ujarnya. Revitalisasi Pasar Meruya Ilir menelan dana sekitar Rp7,5 miliar yang bersumber dari APBD DKI sekitar Rp2,5 miliar dan sisanya dari Kemendag.

Dengan investasi yang cukup besar itu, Mendag mengingatkan Pemda DKI dan pengelola pasar untuk tetap memantau dan menjaga keberlanjutan pasar.

Inda susanti
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3802 seconds (0.1#10.140)