Bhirawa Steel Investasi Rp60 Miliar untuk Produksi WRG
A
A
A
SURABAYA - PT Bhirawa Steel salah satu produsen baja tulangan melakukan investasi sebesar Rp60 miliar. Investasi dikeluarkan untuk mengembangkan produk baru Welded Reinforcement Grid (WRG).
Presiden Direktur Bhirawa Steel, Harry Budi Prasetya mengatakan WRG merupakan produk baru di Indonesia yang difungsikan untuk pengganti besi anyaman (wiremesh) sebagai bahan penguat beton. Di Indonesia, besi wiremesh banyak diaplikasikan sebagai penguat struktur beton bangunan seperti gedung bertingkat, rumah hingga jalan.
“Setelah melakukan penelitiah ditemukan bahwa sesungguhnya besi wiremesh tidak layak digunakan sebagai bahan penguat beton untuk konstruksi structural, seperti gedung bertingkat,” katanya, Rabu (26/11/2014).
Harry mengatakan, pihaknya mengembangkan produk baru ini untuk menggantikan wiremesh khususnya di proyek kontruksi yang membutuhkan kekuatan struktural dengan performa tinggi.
Dengan penggunaan produk ini bisa diperoleh efisiensi dari sisi biaya dan waktu pengerjaan karena besi tulangan jenis ini lebih presisi dan bisa disesuaikan ukurannya sesuai permintaan konsumen.
Dari hitungan awal, paling tidak bisa didapat efisiensi dari sisi biaya sekitar 9%-14% dari penggunaan besi wiremesh biasa. Efisiensi tersebut belum termasuk dari sisi tenaga kerja yang penggunaannya bisa ditekan.
Produk WRG ini dikembangkan Bhirawa Steel bersama dengan produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk yang menjadi pemasok bahan bakunya. Saat ini produksi WRG milik Bhirawa Steel mencapai 1.000 ton per bulan. Jumlah ini masih minim jika dibandingkan kapasitas produksi maksimal yang diharapkan bisa mencapai 5.000 ton per bulan.
“Saat ini kami sedang melakukan sejumlah penyesuaian dalam proses produksi agar bisa mendapatkan produk yang sempurna dan melebihi yang ada,” papar Harry.
saat ini, total produksi Bhirawa Steel sendiri selama tahun 2014 ini tercatat sebesar 150 ribu ton, hanya separuh dari kapasitas produksi terpasang yang mencapai 300 ribu ton per tahun. Banyaknya penundaan proyek konstruksi akibat adanya momen Pemilu tahun ini menjadi hambatan utama perseroan untuk memasarkan produknya.
Presiden Direktur Bhirawa Steel, Harry Budi Prasetya mengatakan WRG merupakan produk baru di Indonesia yang difungsikan untuk pengganti besi anyaman (wiremesh) sebagai bahan penguat beton. Di Indonesia, besi wiremesh banyak diaplikasikan sebagai penguat struktur beton bangunan seperti gedung bertingkat, rumah hingga jalan.
“Setelah melakukan penelitiah ditemukan bahwa sesungguhnya besi wiremesh tidak layak digunakan sebagai bahan penguat beton untuk konstruksi structural, seperti gedung bertingkat,” katanya, Rabu (26/11/2014).
Harry mengatakan, pihaknya mengembangkan produk baru ini untuk menggantikan wiremesh khususnya di proyek kontruksi yang membutuhkan kekuatan struktural dengan performa tinggi.
Dengan penggunaan produk ini bisa diperoleh efisiensi dari sisi biaya dan waktu pengerjaan karena besi tulangan jenis ini lebih presisi dan bisa disesuaikan ukurannya sesuai permintaan konsumen.
Dari hitungan awal, paling tidak bisa didapat efisiensi dari sisi biaya sekitar 9%-14% dari penggunaan besi wiremesh biasa. Efisiensi tersebut belum termasuk dari sisi tenaga kerja yang penggunaannya bisa ditekan.
Produk WRG ini dikembangkan Bhirawa Steel bersama dengan produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk yang menjadi pemasok bahan bakunya. Saat ini produksi WRG milik Bhirawa Steel mencapai 1.000 ton per bulan. Jumlah ini masih minim jika dibandingkan kapasitas produksi maksimal yang diharapkan bisa mencapai 5.000 ton per bulan.
“Saat ini kami sedang melakukan sejumlah penyesuaian dalam proses produksi agar bisa mendapatkan produk yang sempurna dan melebihi yang ada,” papar Harry.
saat ini, total produksi Bhirawa Steel sendiri selama tahun 2014 ini tercatat sebesar 150 ribu ton, hanya separuh dari kapasitas produksi terpasang yang mencapai 300 ribu ton per tahun. Banyaknya penundaan proyek konstruksi akibat adanya momen Pemilu tahun ini menjadi hambatan utama perseroan untuk memasarkan produknya.
(gpr)