Defisit Anggaran Ditekan ke 2%

Kamis, 27 November 2014 - 12:50 WIB
Defisit Anggaran Ditekan ke 2%
Defisit Anggaran Ditekan ke 2%
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan menekan defisit anggaran tahun ini di kisaran 2%. Tercatat, dalam APBN 2015 defisit anggaran terhadap produk domestik bruto (PDB) ditetapkan sebesar 2,21%.

“Ya nanti kita lihat, perkiraannya kita mau push ke arah 2 (%),” kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro seusai acara Euromoney Indonesia Investment Forum di Jakarta kemarin. Pemerintah tahun ini menargetkan defisit fiskal 2,4% dari PDB atau sebesar Rp241,5 triliun.

Defisit fiskal tahun ini dinilai masih berjalan sesuai target. Pencapaian defisit fiskal sesuai target merupakan fokus utama pemerintah yang antara lain akan dicapai melalui penghematan anggaran.

Meski dalam RAPBN-P 2014 disepakati penghematan anggaran mencapai Rp43 triliun, namun Kementerian Keuangan tetap menghimbau kementerian dan lembaga negara (K/L) menghemat belanja lebih jauh. Upaya menjaga defisit fiskal itu juga sebagai upaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan terkait tantangan eksternal yang makin besar tahun depan.

Pemerintah memang diperkirakan akan memiliki ruang fiskal yang lebih lebar karena realokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) serta penghematan anggaran lainnya, seperti anggaran biaya perjalanan dinas. Seperti diketahui, pemerintah memperkirakan penyesuaian harga BBM sebesar Rp2.000 per liter bisa menghemat anggaran APBN 2015 sebesar Rp110 triliun hingga Rp140 triliun.

Sementara, penghematan selama kurang lebih 1,5 bulan dalam tahun ini diperkirakan mencapai Rp9-9,5 triliun. Penghematan Rp110 triliun hingga Rp140 triliun itu akan tercapai dengan asumsi harga minyak dunia di bawah level USD100 per barel dan nilai tukar Rp11.900 per dolar AS. Sementara, Deputy Country Director Asian Development Bank Edimon Ginting mengatakan, hasil realokasi anggaran sebaiknya dialokasikan pada pospos produktif agar mendorong pertumbuhan.

“Kalau ada saving, jangan semuanya mengurangi defisit, dialihkan ke hal yang lebih produktif, infrastruktur, dan lain-lain untuk mendukung ekonomi karena ini sudah slowing down . Moneter sudah ketat, fiskal juga ketat,” kata Edimon. Dia mengatakan, defisit fiskal di kisaran 2% memang bagus, dan pasar tidak akan bereaksi negatif. Tapi, pasar juga akan bereaksi lebih baik jika pemerintah peduli pada pertumbuhan jangka panjang.

Sementara, ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan, penghematan hasil realokasi subsidi BBM bisa dialokasikan 20% untuk defisit APBN, 20% untuk program bulanan penanganan kemiskinan, dan 60% untuk proyek infrastruktur. “Bisa 20% untuk defisit APBN, 20% untuk program bulanan kemiskinan, 60% untuk proyek infrastruktur, itu pas alokasinya,” kata dia.

Sebelumnya Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, langkah penghematan harus terus dilakukan ke depan. Pasalnya, dalam APBN 2015 disebutkan defisit anggaran tahun depan ditargetkan lebih rendah dari tahun ini yaitu 2,21%. Askolani mengatakan, setiap pengurangan defisit 0,1 % maka pemerintah bisa mengurangi utang senilai Rp27 triliun.

Sebelumnya, Menteri PPN/ Kepala Bappenas Adrinof Chaniago mengatakan, jika seluruh hasil penghematan subsidi BBM digunakan untuk mengurangi defisit APBN, yang dipertahankan 2,2% dari PDB, maka dapat digunakan untuk pendanaan program pembangunan.

Penggunaan dana penghematan subsidi itu digunakan untuk mengamankan atau memperkuat perlindungan sosial melalui peluncuran Kartu Indonesia Pintar untuk memperkuat wajib belajar 12 tahun, Kartu Indonesia Sehat untuk memperkuat pelaksanaan SJSN, dan Kartu Keluarga Sejahtera untuk mengamankan pelaksanaan untuk periode setahun.

Selain mengamankan perlindungan sosial, penghematan bisa digunakan untuk memperkuat upaya membangun dari pinggiran dengan menambah dana desa dan untuk penguatan prioritas nasional seperti sektor infrastruktur kemaritiman, kedaulatan pangan, ketahanan energi, dan pariwisata.

Ria martati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5951 seconds (0.1#10.140)