OPEC Siap Perang Harga, Brent Lanjutkan Koreksi
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah brent melanjutkan koreksi ke level terendah empat tahun karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) siap untuk perang harga dengan Amerika Serikat (AS) setelah bertahan tidak memangkas produksinya.
Kontrak berjangka (futures) turun 0,5% di London, menyebabkan koreksi sepanjang bulan ini sebesar 16%.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan, OPEC akan mempertahankan target produksi kolektif di volume 30 juta barel per hari. Wakil Presiden Lukoil (Rusia) Leonid Fedun menuturkan, kebijakan OPEC ini melukai industri minyak negara Paman Sam.
Minyak mentah telah jatuh ke dalam tren penurunan di tengah produksi minyak AS, yang mengalami laju tercepat dalam tiga dekade dan tanda-tanda melemahnya permintaan global.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla El-Badri mengatakan, OPEC tidak mengirimkan sinyal apa pun untuk siapa pun dan hanya ingin harga yang adil. OPEC berencana akan kembali mengadakan pertemuan lanjutan pada 5 Juni di Austria, setelah pada 27 November kemarin menggelar pertemuan di Wina.
"Selamat datang di dunia baru minyak," kata Kepala riset komoditas untuk Asia di Societe Generale SA Mark Keenan seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (28/11/2014).
Menurut dia, OPEC telah melepaskan perannya untuk menyeimbangkan pasar. Pasalnya, jika OPEC memangkas produksi dan harga meningkat, maka OPEC akan kehilangan pangsa pasarnya.
"Karena itu, mereka akan mendorong dan mendukung produksi minyak dilanjutkan. Bagi mereka, kerugian jangka pendek adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang," imbuh dia.
Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun 34 sen menjadi USD72,24 per barel dan berada di USD72,31 pada pukul 12.48 siang waktu Sydney. Kontrak jatuh USD5,17 menjadi USD72,58 kemarin, penutupan terendah sejak Agustus 2010.
Jumlah volume yang diperdagangkan adalah tiga kali rata-rata 100 hari. Harga minyak ini telah turun 35% sepanjang 2014.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menuju penurunan mingguan terbesar sejak 2011. WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun USD5,94, atau 8,1% ke USD67,75.
Goldman Sachs Group Inc mengatakan dalam laporannya bahwa keputusan OPEC tidak mengurangi produksi menciptakan potensi penurunan lebih lanjut pada harga minyak. Hal itu mengingat perkiraan bahwa akan terjadi surplus besar pada semester I tahun depan. Goldman memproyeksikan minyak brent tahun depan di USD80-USD85 dan WTI pada harga USD7-USD75 per barel.
Kontrak berjangka (futures) turun 0,5% di London, menyebabkan koreksi sepanjang bulan ini sebesar 16%.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan, OPEC akan mempertahankan target produksi kolektif di volume 30 juta barel per hari. Wakil Presiden Lukoil (Rusia) Leonid Fedun menuturkan, kebijakan OPEC ini melukai industri minyak negara Paman Sam.
Minyak mentah telah jatuh ke dalam tren penurunan di tengah produksi minyak AS, yang mengalami laju tercepat dalam tiga dekade dan tanda-tanda melemahnya permintaan global.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla El-Badri mengatakan, OPEC tidak mengirimkan sinyal apa pun untuk siapa pun dan hanya ingin harga yang adil. OPEC berencana akan kembali mengadakan pertemuan lanjutan pada 5 Juni di Austria, setelah pada 27 November kemarin menggelar pertemuan di Wina.
"Selamat datang di dunia baru minyak," kata Kepala riset komoditas untuk Asia di Societe Generale SA Mark Keenan seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (28/11/2014).
Menurut dia, OPEC telah melepaskan perannya untuk menyeimbangkan pasar. Pasalnya, jika OPEC memangkas produksi dan harga meningkat, maka OPEC akan kehilangan pangsa pasarnya.
"Karena itu, mereka akan mendorong dan mendukung produksi minyak dilanjutkan. Bagi mereka, kerugian jangka pendek adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang," imbuh dia.
Brent di London ICE Futures Europe Exchange untuk pengiriman Januari turun 34 sen menjadi USD72,24 per barel dan berada di USD72,31 pada pukul 12.48 siang waktu Sydney. Kontrak jatuh USD5,17 menjadi USD72,58 kemarin, penutupan terendah sejak Agustus 2010.
Jumlah volume yang diperdagangkan adalah tiga kali rata-rata 100 hari. Harga minyak ini telah turun 35% sepanjang 2014.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menuju penurunan mingguan terbesar sejak 2011. WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Januari turun USD5,94, atau 8,1% ke USD67,75.
Goldman Sachs Group Inc mengatakan dalam laporannya bahwa keputusan OPEC tidak mengurangi produksi menciptakan potensi penurunan lebih lanjut pada harga minyak. Hal itu mengingat perkiraan bahwa akan terjadi surplus besar pada semester I tahun depan. Goldman memproyeksikan minyak brent tahun depan di USD80-USD85 dan WTI pada harga USD7-USD75 per barel.
(rna)