Pelindo III Terapkan Klasterisasi Pelabuhan
A
A
A
SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) menerapkan sistem klasterisasi dalam penataan bongkar muat (dedicated area) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Sistem ini diyakini akan mendongkrak pendapatan dari aktifitas bongkar muat kapal. Keinginan klasterisasi akan dijalankan sejumlah terminal di pelabuhan utama melalui Cabang Tanjung Perak dan dua anak usahanya, PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.
"Klasterisasi ini bisa meningkatkan pendapatan dengan percepatan pembongkaran," kata Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) Edi Priyanto, Jumat (28/11/2014).
Di antara terminal yang akan dilakukan klasterisasi pembongkaran adalah Terminal Jamrud, Nilam, Mirah dan Kalimas yang dioperasikan Pelindo III Cabang Tanjung Perak.
Sementara, Terminal Berlian oleh PT BJTI dan Terminal Petikemas Surabaya di operasikan PT TPS. Untuk Terminal Teluk Lamong diprediksi turut meningkatkan kapasitas dan kinerja bongkar muat Pelabuhan Tanjung Perak.
Selain itu, untuk mendukung roda perekonomian, Pelindo pada April 2015 juga akan mengoperasikan Dermaga Pelabuhan Manyar serta kawasan industrinya dengan nama JIIPE.
Bahkan, peningkatan infrastruktur dilakukan dengan melakukan penambahan peralatan bongkar muat seperti Container Crane (CC), Harbour Mobile Crane (HMC), RTG, Fixed Crane dan peralatan pendukung lainnya.
"Penataan tata ruang bongkar muat telah dilakukan Terminal Berlian yang khusus menangani kegiatan bongkar muat petikemas domestik," ujar Edi.
Menurutnya, dengan sistem klasterisasi, arus petikemas yang melalui terminal Berlin telah menembus angka 1 juta TEUs.
Jumlah yang signifikan diraih selama konsistensi 13 tahun pengoperasian Terminal Berlian oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.
Pencapaian ini merupakan salah satu bukti dari berhasilnya proses klasterisasi yang dilakukan Pelindo III.
Untuk itu, program klasterisasi terminal di Pelabuhan Tanjung Perak ditingkatkan. Selain dilakukan di Terminal Berlian, Terminal Jamrud Utara juga menerapkan sistem ini.
Terminal ini akan menangani kegiatan bongkar muat curah kering dan general cargo internasional, Terminal Jamrud Barat difungsikan untuk curah kering internasional, Jamrud Selatan untuk General Cargo dan curah kering domestik.
Terminal Mirah untuk kegiatan general cargo domestic, roro terminal dan project cargo. Terminal Nilam digunakan untuk petikemas domestic, curah cair dan general cargo.
"Ini luar biasa, pencapaian 1 Juta TEUs Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunjukan progres menarik," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto.
Djarwo meminta supaya dilakukan persaingan yang sehat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
"Silakan bersaing dalam kualitas pelayanan. Kami serahkan kepada pengguna jasa untuk langsung melakukan pembicaraan business to business dengan operator dermaga," jelasnya.
Djarwo menginginkan, pada 2014 ini proses transaksi bongkar muat yang dilakukan bisa mencapai 3 juta TEUs arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Saya ingin target 3 juta TEUs tercapai," ucap dia.
Sistem ini diyakini akan mendongkrak pendapatan dari aktifitas bongkar muat kapal. Keinginan klasterisasi akan dijalankan sejumlah terminal di pelabuhan utama melalui Cabang Tanjung Perak dan dua anak usahanya, PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.
"Klasterisasi ini bisa meningkatkan pendapatan dengan percepatan pembongkaran," kata Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) Edi Priyanto, Jumat (28/11/2014).
Di antara terminal yang akan dilakukan klasterisasi pembongkaran adalah Terminal Jamrud, Nilam, Mirah dan Kalimas yang dioperasikan Pelindo III Cabang Tanjung Perak.
Sementara, Terminal Berlian oleh PT BJTI dan Terminal Petikemas Surabaya di operasikan PT TPS. Untuk Terminal Teluk Lamong diprediksi turut meningkatkan kapasitas dan kinerja bongkar muat Pelabuhan Tanjung Perak.
Selain itu, untuk mendukung roda perekonomian, Pelindo pada April 2015 juga akan mengoperasikan Dermaga Pelabuhan Manyar serta kawasan industrinya dengan nama JIIPE.
Bahkan, peningkatan infrastruktur dilakukan dengan melakukan penambahan peralatan bongkar muat seperti Container Crane (CC), Harbour Mobile Crane (HMC), RTG, Fixed Crane dan peralatan pendukung lainnya.
"Penataan tata ruang bongkar muat telah dilakukan Terminal Berlian yang khusus menangani kegiatan bongkar muat petikemas domestik," ujar Edi.
Menurutnya, dengan sistem klasterisasi, arus petikemas yang melalui terminal Berlin telah menembus angka 1 juta TEUs.
Jumlah yang signifikan diraih selama konsistensi 13 tahun pengoperasian Terminal Berlian oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.
Pencapaian ini merupakan salah satu bukti dari berhasilnya proses klasterisasi yang dilakukan Pelindo III.
Untuk itu, program klasterisasi terminal di Pelabuhan Tanjung Perak ditingkatkan. Selain dilakukan di Terminal Berlian, Terminal Jamrud Utara juga menerapkan sistem ini.
Terminal ini akan menangani kegiatan bongkar muat curah kering dan general cargo internasional, Terminal Jamrud Barat difungsikan untuk curah kering internasional, Jamrud Selatan untuk General Cargo dan curah kering domestik.
Terminal Mirah untuk kegiatan general cargo domestic, roro terminal dan project cargo. Terminal Nilam digunakan untuk petikemas domestic, curah cair dan general cargo.
"Ini luar biasa, pencapaian 1 Juta TEUs Terminal Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menunjukan progres menarik," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto.
Djarwo meminta supaya dilakukan persaingan yang sehat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
"Silakan bersaing dalam kualitas pelayanan. Kami serahkan kepada pengguna jasa untuk langsung melakukan pembicaraan business to business dengan operator dermaga," jelasnya.
Djarwo menginginkan, pada 2014 ini proses transaksi bongkar muat yang dilakukan bisa mencapai 3 juta TEUs arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Saya ingin target 3 juta TEUs tercapai," ucap dia.
(izz)