Pemerintah Akan Sesuaikan Harga BBM Bersubsidi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan akan menyesuaikan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seiring kembali menurunnya harga minyak dunia.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Kementeriannya telah meminta Ditjen Migas, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina mengevaluasi kembali turunnya harga minyak dunia.
Menurutnya, hal tersebut agar jangan sampai harga keekonomian justru di bawah harga BBM bersubsidi.
"Tapi yang pasti begini, harga BBM bersubsidi harus di bawah harga keekonomian. Tapi jangan kemudian lantas menurunkan tapi sedang mengamati untuk menyesuaikan ke harga keekonomian," jelasnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Pemerintah, lanjut dia, tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait penurunan harga minyak dunia.
Pasalnya, keinginan pemerintah adalah menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan harga keekonomian agar disparitas tidak terlalu jauh.
"Dengan disparitas harga yang tidak jauh. Maka penyelundupan dan penyelewengan BBM bisa diminimalkan," tutur dia.
Sudirman mengatakan, pemerintah telah berjuang keras menaikkan harga BBM bersubsidi dengan proses yang tidak mudah.
Keinginan pemerintah dapat mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif melalui proses yang rumit dan panjang.
"Tidak lantas kemudian ekstrem menurunkan. Soalnya kita sudah mati-matian menyesuaikan ke harga keekonomian," ungkapnya.
Pihaknya berkeinginan masyarakat mengetahui kondisi nyata Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam rangka mencukupi kebutuhan subsidi BBM. Maka, masyarakat dapat belajar yang sesungguhnya.
"Masyarakat harus diajari memikul beban nyata, maka nanti kekuatan kita jadi nyata. Akhirnya mendorong masyarakat memiliki daya saing tangguh. Jadi kaitannya harus pelan-pelan menunjukkan biaya nyata," terang dia.
Sebagaimana diketahui, saat ini harga minyak mentah dunia Desember 2014 tercatat USD68,97 per barel. Adapun angka ini terus mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir.
Sementara, pemerintah diketahui pada 18 November telah menikam harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, Kementeriannya telah meminta Ditjen Migas, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina mengevaluasi kembali turunnya harga minyak dunia.
Menurutnya, hal tersebut agar jangan sampai harga keekonomian justru di bawah harga BBM bersubsidi.
"Tapi yang pasti begini, harga BBM bersubsidi harus di bawah harga keekonomian. Tapi jangan kemudian lantas menurunkan tapi sedang mengamati untuk menyesuaikan ke harga keekonomian," jelasnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Pemerintah, lanjut dia, tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait penurunan harga minyak dunia.
Pasalnya, keinginan pemerintah adalah menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan harga keekonomian agar disparitas tidak terlalu jauh.
"Dengan disparitas harga yang tidak jauh. Maka penyelundupan dan penyelewengan BBM bisa diminimalkan," tutur dia.
Sudirman mengatakan, pemerintah telah berjuang keras menaikkan harga BBM bersubsidi dengan proses yang tidak mudah.
Keinginan pemerintah dapat mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif melalui proses yang rumit dan panjang.
"Tidak lantas kemudian ekstrem menurunkan. Soalnya kita sudah mati-matian menyesuaikan ke harga keekonomian," ungkapnya.
Pihaknya berkeinginan masyarakat mengetahui kondisi nyata Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam rangka mencukupi kebutuhan subsidi BBM. Maka, masyarakat dapat belajar yang sesungguhnya.
"Masyarakat harus diajari memikul beban nyata, maka nanti kekuatan kita jadi nyata. Akhirnya mendorong masyarakat memiliki daya saing tangguh. Jadi kaitannya harus pelan-pelan menunjukkan biaya nyata," terang dia.
Sebagaimana diketahui, saat ini harga minyak mentah dunia Desember 2014 tercatat USD68,97 per barel. Adapun angka ini terus mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir.
Sementara, pemerintah diketahui pada 18 November telah menikam harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000.
(izz)