AEPI Khawatir Pertamina Juga Terperangkap Utang Asing

Minggu, 30 November 2014 - 15:53 WIB
AEPI Khawatir Pertamina...
AEPI Khawatir Pertamina Juga Terperangkap Utang Asing
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menilai pengangkatan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto semakin membuktikan bahwa Pemerintahan Joko Widodo adalah kacung neoliberal.

Pasalnya, sosok yang diangkat untuk mengelola Pertamina merupakan sosok yang berprestasi membawa BUMN Semen dalam 'perangkap' utang luar negeri.

"Sebagaimana diketahui bahwa PT Semen Indonesia merupakan perusahaan yang sangat agresif ingin menjual BUMN ini ke pasar keuangan, dengan membuat utang di pasar keuangan global. Dwi Soetjipto Direktur Semen Indonesia rupanya selama ini banyak masuk TV menampilkan kemewahan Semen Indonesia di atas tumpukan hutang," kata Salamuddin Daeng melalui pesan elektroniknya, Sabtu (29/11/2014).

Secara gamblang Salamuddin mengatakan bahwa Jokowi nampaknya ingin menjual BUMN termasuk Pertamina dengan cara terselubung, bukan dengan menjual secara langsung maupun lewat bursa saham tapi dengan membuat Global Bond yang besar.

"Di mana dampaknya akan lebih dahsyat, karena jika perusahaan perusahaan negara ini ke depan tidak mampu bayar utang maka secara otomatis akan diambil alih oleh modal asing," ungkapnya.

Ia menambahkan, jika melihat latar belakang dan visi orang orang yang diangkat untuk mengurus Kementerian ESDM dan Pertamina ini, maka terlihat jelas Jokowi ingin mengabdikan negara ini pada rezim keuangan internasional yang sekarang ini sedang haus pasar dan ingin memgambil alih sumber-sumber strategis untuk menciptakan dasar bagi pembentukan pasar uang yang tengah mengalami pengempesan financial bubble.

"Padahal utang luar negeri swasta termasuk utang luar negeri BUMN Semen Indonesia dan Pertamina sekarang sudah mencekik. Secara makro akibat bunga utang yang besar telah menyebabkan defisit transaksi berjalan dalam ekonomi Indonesia," lanjutnya.

"Bangsa Indonesia harus semakin waspada dengan modus penjualan baru BUMN nasional oleh pemerintahan neoliberal yang bersembunyi dibalik blusukan yang semakin membusuk," tutupnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7472 seconds (0.1#10.140)