Inflasi Sulsel 1,41% Dipicu Kenaikan Harga Komoditas
A
A
A
MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada November mencapai 1,41% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 113,75.
Dari 82 kota IHK, semuanya dinyatakan mengalami inflasi. Di mana, posisi tertinggi terjadi di Padang sekitar 3,44% dengan IHK 122,76 dan terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,07% dengan IHK sebesar 110,36.
Kepala BPS Sulsel Nursam Salam menjelaskan, inflasi di Sulsel terjadi karena adanya kenaikan harga oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan 2,98%, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,15%, kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15%.
Tak hanya itu, inflasi juga dipicu kelompok kesehatan 0,19%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02% serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sekitar 3,84%. Sedangkan, kelompok sandang mengalami defisit 0,21%.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November, seperti bensin, cabai rawit, angkutan dalam kota, ikan bandeng, cabai merah, tarif listrik dan kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.
Nursam Salam mengatakan, meski terjadi kenaikan di beberapa kebutuhan pokok, namun ditemukan pula komoditas yang mengalami penurunan, seperti pada produk perikanan ikan, cumi-cumi, ada pula produk emas perhiasan, bawang merah, sabun detergen, telur ayam dan ikan asin belah.
Dia menjelaskan, kelompok komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok bahan makanan sebesar 0,6516%, makanan jadi dan tembaka sebesar 0,0232%, kebutuhan perumahan, air, listrik dan bahan bakar sekitar 0,0356%.
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2010-2014 Sulsel mengalami inflasi pada November 2014 sebesar 1,41%, sedangkan dua tahun sebelumnya mengalami deflasi yakni 2012 sebesar 0,13% dan 2013 sebesar 0,67%. Sementara, di 2010 mengalami inflasi 0,32% dan di 2011 mengalami inflasi 0,22%," paparnya.
Laju inflasi tahun kalender Sulsel sebesar 5,70% lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu sebesar 5,40%. Demikian pula, pada laju inflasi year on year November terhadap November tahun lalu lebih tinggi 6,54% dibandingkan 2010-2013.
Dari 82 kota IHK, semuanya dinyatakan mengalami inflasi. Di mana, posisi tertinggi terjadi di Padang sekitar 3,44% dengan IHK 122,76 dan terendah terjadi di Manokwari sebesar 0,07% dengan IHK sebesar 110,36.
Kepala BPS Sulsel Nursam Salam menjelaskan, inflasi di Sulsel terjadi karena adanya kenaikan harga oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan 2,98%, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,15%, kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15%.
Tak hanya itu, inflasi juga dipicu kelompok kesehatan 0,19%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02% serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sekitar 3,84%. Sedangkan, kelompok sandang mengalami defisit 0,21%.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November, seperti bensin, cabai rawit, angkutan dalam kota, ikan bandeng, cabai merah, tarif listrik dan kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.
Nursam Salam mengatakan, meski terjadi kenaikan di beberapa kebutuhan pokok, namun ditemukan pula komoditas yang mengalami penurunan, seperti pada produk perikanan ikan, cumi-cumi, ada pula produk emas perhiasan, bawang merah, sabun detergen, telur ayam dan ikan asin belah.
Dia menjelaskan, kelompok komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok bahan makanan sebesar 0,6516%, makanan jadi dan tembaka sebesar 0,0232%, kebutuhan perumahan, air, listrik dan bahan bakar sekitar 0,0356%.
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2010-2014 Sulsel mengalami inflasi pada November 2014 sebesar 1,41%, sedangkan dua tahun sebelumnya mengalami deflasi yakni 2012 sebesar 0,13% dan 2013 sebesar 0,67%. Sementara, di 2010 mengalami inflasi 0,32% dan di 2011 mengalami inflasi 0,22%," paparnya.
Laju inflasi tahun kalender Sulsel sebesar 5,70% lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu sebesar 5,40%. Demikian pula, pada laju inflasi year on year November terhadap November tahun lalu lebih tinggi 6,54% dibandingkan 2010-2013.
(izz)