Garuda Penyebab Setoran Dividen 2014 Tak Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, setoran dividen BUMN tahun 2014 tidak tercapai, salah satunya lantaran PT Garuda Indonesia (Persero) yang tidak memenuhi setoran dividennya.
Sekadar informasi, setoran dividen BUMN untuk tahun 2014 baru mencapai Rp38,2 triliun. Angka ini dipastikan tidak akan mencapai target tahun ini yang sebesar Rp40 triliun.
"Pada 2014 memang kita tidak bisa mencapai target dividen karena target dividen 2014 itu sebesar Rp40 triliun, dengan kerugian di beberapa tempat, paling besar adalah Garuda, dan juga beberapa tempat yang lain seperti Antam, kita sekarang kalau tidak salah Rp36,2 triliun, kami sudah laporkan ini juga untuk Kementerian Keuangan," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, setoran dividen yang tidak mampu dibayarkan Garuda tersebut lantaran hampir 90% utangnya dalam dolar, sementara pendapatannya yang dalam dolar hanya 30% hingga 45%.
"Garuda sendiri seperti itu, utangnya hampir besar sekali bisa 90 persen dalam dolar, pendapatan dalam dolar 30-45 persen. Itu yang membuat mereka sangat berat. Pada dasarnya operasinya sendiri garuda sedang mengalami penurunan, jadi dobel kalau Garuda," jelas dia.
Sementara itu, Rini menambahkan, belum ada keputusan akankah target dividen untuk tahun 2015 yang mencapai Rp43 triliun juga turut mengalami pemangkasan.
"Tahun depan masih belum final. Tapi sudah ada beberapa hal kami sudah kemukakan kepada Kementerian Keuangan," tandasnya.
Sekadar informasi, setoran dividen BUMN untuk tahun 2014 baru mencapai Rp38,2 triliun. Angka ini dipastikan tidak akan mencapai target tahun ini yang sebesar Rp40 triliun.
"Pada 2014 memang kita tidak bisa mencapai target dividen karena target dividen 2014 itu sebesar Rp40 triliun, dengan kerugian di beberapa tempat, paling besar adalah Garuda, dan juga beberapa tempat yang lain seperti Antam, kita sekarang kalau tidak salah Rp36,2 triliun, kami sudah laporkan ini juga untuk Kementerian Keuangan," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, setoran dividen yang tidak mampu dibayarkan Garuda tersebut lantaran hampir 90% utangnya dalam dolar, sementara pendapatannya yang dalam dolar hanya 30% hingga 45%.
"Garuda sendiri seperti itu, utangnya hampir besar sekali bisa 90 persen dalam dolar, pendapatan dalam dolar 30-45 persen. Itu yang membuat mereka sangat berat. Pada dasarnya operasinya sendiri garuda sedang mengalami penurunan, jadi dobel kalau Garuda," jelas dia.
Sementara itu, Rini menambahkan, belum ada keputusan akankah target dividen untuk tahun 2015 yang mencapai Rp43 triliun juga turut mengalami pemangkasan.
"Tahun depan masih belum final. Tapi sudah ada beberapa hal kami sudah kemukakan kepada Kementerian Keuangan," tandasnya.
(gpr)