Hingga Oktober Pharmacon Raih Penjualan Bersih Rp1,18 T
A
A
A
JAKARTA - PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) hingga akhir Oktober 2014 berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,183 triliun atau meningkat 9,34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya diangka Rp1,082 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/12/2014), meningkatnya penjualan neto dalam 10 bulan pertama tahun ini didukung dengan pertumbuhan farmasi di Indonesia sebesar 10%.
Meski demikian, hingga akhir Oktober 2014 laba bersih emiten farmasi tersebut merosot hingga 53%. Pharmacon hanya mampu mencatat laba bersih diangka Rp4,874 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan membukan laba bersih sebesar Rp10,43 miliar.
Hal ini disebabkan meningkatnya suku bunga bank yang mengakibatkan biaya keuangan meningkat sebesar 87%. Biaya operasional perseroan hingga Oktober 2014 mencapai Rp83,32 miliar atau naik 10,72% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,25 miliar.
Sementara laba usaha hingga 10 bulan pertama tahun ini naik tipis diangka 3,85% menjadi Rp24,298 miliar dari Rp23,398 miliar.
Dengan meningkatnya biaya operasional perusahaan sebesar 10,7%, terutama disebabkan dengan adanya kenaikan UMR/UMP, dan bahan bakar, namun laba usaha perusahaan masih meningkat sebesar 4%.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/12/2014), meningkatnya penjualan neto dalam 10 bulan pertama tahun ini didukung dengan pertumbuhan farmasi di Indonesia sebesar 10%.
Meski demikian, hingga akhir Oktober 2014 laba bersih emiten farmasi tersebut merosot hingga 53%. Pharmacon hanya mampu mencatat laba bersih diangka Rp4,874 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan membukan laba bersih sebesar Rp10,43 miliar.
Hal ini disebabkan meningkatnya suku bunga bank yang mengakibatkan biaya keuangan meningkat sebesar 87%. Biaya operasional perseroan hingga Oktober 2014 mencapai Rp83,32 miliar atau naik 10,72% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,25 miliar.
Sementara laba usaha hingga 10 bulan pertama tahun ini naik tipis diangka 3,85% menjadi Rp24,298 miliar dari Rp23,398 miliar.
Dengan meningkatnya biaya operasional perusahaan sebesar 10,7%, terutama disebabkan dengan adanya kenaikan UMR/UMP, dan bahan bakar, namun laba usaha perusahaan masih meningkat sebesar 4%.
(gpr)