Kolaborasi Anak Bangsa Penerima SATU Indonesia Awards Lawan COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru menunjukkan pukul 5.00 WITA. Matahari pun belum muncul. Namun, deru suara mesin jahit sayup-sayup mulai terdengar dari salah satu rumah penjahit yang biasa mengawali pekerjaannya. Bukan menjahit baju, melainkan menjahit masker.
Muhammad Aripin lah yang mencetuskan ide untuk menjahit masker kain. Sejak munculnya pandemi COVID-19, Aripin menginisiasi pembuatan masker kain dan dibagikan secara gratis untuk mereka yang membutuhkan. Sampai saat ini sudah lebih dari 15.000 masker kain Ia bagikan. Harapannya pun bergantung pada para penjahit binaannya.
"Kami bagikan masker kain ke keluarga pasien rumah sakit, petugas kebersihan, pengemudi ojek online, wartawan, kepolisian, dan siapapun yang perlu. Alhamdulillah, sehari bisa lebih dari 400 masker kain dibagikan," ujar Aripin, salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2016 kategori Kewirausahaan.
Aripin mendirikan Rumah Kreatif dan Pintar, sebuah yayasan yang fokus pada pemberdayaan kaum marjinal, termasuk penjahit penyandang disabilitas tuna rungu.
Serupa dengan gerakan Aripin, ada pemuda bernama Trisno (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 kategori Lingkungan) di kaki Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang juga membuat gerakan mencegah penyebaran COVID-19 agar tidak masuk ke desanya.
Trisno, yang merupakan penggerak Kampung Berseri Astra Desa Wisata Tanon, gencar bergerak membuat program edukasi warga untuk mencegah penyebaran COVID-19 baik di tingkat masyarakat maupun jajaran pemerintah daerah. Edukasinya meliputi bagaimana menghitung kekuatan dan kebutuhan logistik masyarakat, termasuk mengedukasi perencanaan keuangan jika terjadi kondisi yang betul-betul darurat.
Dia juga menyebarkan informasi dan mengumpulkan data masyarakat dengan menggunakan teknologi terkini seperi link Google Forms dan voice notes yang mudah disebar melalui aplikasi Whatsapp. Program relawan juga Ia buka dan sampai saat ini telah terkumpul lebih dari 20 orang untuk satu desa.
Sejalan dengan Trisno, ada juga anak muda lainnya dari Jawa Tengah seperti Triana Rahmawati (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 kategori Kesehatan) yang fokus pada pemberian sembako untuk panti jompo di wilayah asalnya, Solo.
Ada juga Resika Caesaria di Banyumas (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 kategori Kewirausahaan) yang membagikan masker dan hazmat secara gratis kepada rumah sakit dan siapapun yang membutuhkan. Saat ini sudah lebih dari 13.000 masker dan 1.000 hazmat yang dibagikan, hasil sumbangan dari para donatur dan usaha cimol milik Resika.
Di Jawa Timur, beberapa pemuda-pemudi penerima SATU Indonesia Awards juga tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Yoga Andika (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2016 kategori Pendidikan) memberikan edukasi kepada masyarakat di Pasar Tosari, Kabupaten Probolinggo, karena saat ini pasar masih beroperasi seperti biasa dan masyarakat belum peduli akan bahayanya COVID-19.
Muhammad Aripin lah yang mencetuskan ide untuk menjahit masker kain. Sejak munculnya pandemi COVID-19, Aripin menginisiasi pembuatan masker kain dan dibagikan secara gratis untuk mereka yang membutuhkan. Sampai saat ini sudah lebih dari 15.000 masker kain Ia bagikan. Harapannya pun bergantung pada para penjahit binaannya.
"Kami bagikan masker kain ke keluarga pasien rumah sakit, petugas kebersihan, pengemudi ojek online, wartawan, kepolisian, dan siapapun yang perlu. Alhamdulillah, sehari bisa lebih dari 400 masker kain dibagikan," ujar Aripin, salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2016 kategori Kewirausahaan.
Aripin mendirikan Rumah Kreatif dan Pintar, sebuah yayasan yang fokus pada pemberdayaan kaum marjinal, termasuk penjahit penyandang disabilitas tuna rungu.
Serupa dengan gerakan Aripin, ada pemuda bernama Trisno (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 kategori Lingkungan) di kaki Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang juga membuat gerakan mencegah penyebaran COVID-19 agar tidak masuk ke desanya.
Trisno, yang merupakan penggerak Kampung Berseri Astra Desa Wisata Tanon, gencar bergerak membuat program edukasi warga untuk mencegah penyebaran COVID-19 baik di tingkat masyarakat maupun jajaran pemerintah daerah. Edukasinya meliputi bagaimana menghitung kekuatan dan kebutuhan logistik masyarakat, termasuk mengedukasi perencanaan keuangan jika terjadi kondisi yang betul-betul darurat.
Dia juga menyebarkan informasi dan mengumpulkan data masyarakat dengan menggunakan teknologi terkini seperi link Google Forms dan voice notes yang mudah disebar melalui aplikasi Whatsapp. Program relawan juga Ia buka dan sampai saat ini telah terkumpul lebih dari 20 orang untuk satu desa.
Sejalan dengan Trisno, ada juga anak muda lainnya dari Jawa Tengah seperti Triana Rahmawati (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 kategori Kesehatan) yang fokus pada pemberian sembako untuk panti jompo di wilayah asalnya, Solo.
Ada juga Resika Caesaria di Banyumas (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 kategori Kewirausahaan) yang membagikan masker dan hazmat secara gratis kepada rumah sakit dan siapapun yang membutuhkan. Saat ini sudah lebih dari 13.000 masker dan 1.000 hazmat yang dibagikan, hasil sumbangan dari para donatur dan usaha cimol milik Resika.
Di Jawa Timur, beberapa pemuda-pemudi penerima SATU Indonesia Awards juga tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Yoga Andika (penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2016 kategori Pendidikan) memberikan edukasi kepada masyarakat di Pasar Tosari, Kabupaten Probolinggo, karena saat ini pasar masih beroperasi seperti biasa dan masyarakat belum peduli akan bahayanya COVID-19.