Harga Karet Tak Pengaruhi Sentra Souvenir

Sabtu, 06 Desember 2014 - 04:13 WIB
Harga Karet Tak Pengaruhi...
Harga Karet Tak Pengaruhi Sentra Souvenir
A A A
PALEMBANG - Harga karet di Sumsel yang belum stabil tidak memberi pengaruh signifikan bagi bahan baku kerajinan souvenir berbahan karet. Produksi diketahui tetap berjalan dan permintaan dari konsumen korporasi maupun umum tetap ada dalam satu tahun terakhir.

Ditemui di Sentra Souvenir Berbahan Baku Karet di Kampung Talang Kedondong TAA, salah satu pengrajin Ernawati Hariyanto mengatakan, produksi sovenir saat ini tidak terganggu pada penurunan atau kurangnya pasokan bahan. Sejauh ini, bahan baku sovenir berupa latex masih bisa didapat langsung dari Balitbangnovda Sumsel.

Seperti diketahui, Sentra Souvenir Berbahan Baku Karet Palembang ini merupakan binaan Balitbangnovda, Disperindag, Diskop dan UKM Sumsel, serta PT Bukit Asam (Persero). Kelompok pengrajin ini kerap menerima pesanan tematik di event nasional maupun internasional yang digelar di Palembang, seperti SEA GAMES 2011 atau ISG.

“Kalau ada permintaan sovenir, kami tinggal ‘ngebel’ Balitbangnovda untuk pesan latex. Satu liter latex bisa digunakan untuk membuat sekitar 100 sovenir. Jadi, kalau ada permintaan konsumen sampai 1000 sovenir tentu pesanan latex-nya lebih lagi,” ucap Erna kepada SINDO, Jumat (5/12/2014).

Adapun harga latex saat ini dipatok Rp60.000 dari sebelumnya hanya Rp40.000. Dia dan kelompok pengrajin memang tidak terlalu mempermasalahkan harga tersebut. Asalkan permintaan konsumen tetap ada, mereka sudah senang.

“Kalau untuk Festival Film Indonesia (FFI) tidak ada pesanan sampai hari ini (kemarin). Belum tahu di event ASEAN University Games nanti mungkin ada. Tapi, di luar event besar seperti itu, kami tetap memproduksi permintaan dari umum seperti perkawinan atau kampus, dengan modal latex Rp60.000 itu,” kata Erna.

Leader kelompok, Desi menjelaskan, mereka menjual sovenir berupa gantungan kunci ataupun aksesoris dari karet dengan desain berciri khas Palembang. Misalnya, gambar ikan belido, Masjid Agung, Pagoda Pulau Kemaro, Transmusi, rumah limas, Jembatan Ampera, dan lainnya. Selain bahan, alat-alat produksi juga disediakan sejak awal pembinaan, diantaranya kompor, tabung, plat, dan estalase.

“Kami juga mendisplay barang kalau diundang untuk ikut pameran industri kreatif. Tidak sedikit juga yang dipajang di beberapa restoran besar yang biasa mendatangkan tamu, seperti RM Riverside. Di ajang promosi seperti itu biasanya harga jualnya lebih tinggi, biasanya Rp2500 - Rp5000 perbuah bisa jadi Rp15.000-Rp25.000 perbuah,” tutur dia.

Diakuinya, SEA Games 2011 menjadi momen panen bagi kelompok pengrajinnya. Setiap harinya mereka bisa membuat lebih dari 500 sovenir. Sampai akhir event, tidak terhitung lagi jumlah sovenir yang diproduksi.

“Pastinya, saat ini kami sudah menggunakan sistem pengemasan yang baik. Pameran IKM sering ikut dan produksi tetap jalan tanpa pengaruh kondisi karetnya sendiri,” tutup Desi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8470 seconds (0.1#10.140)