Dari Terlilit Utang, Kini Sukses Bisnis Rental Mobil Gaul

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:57 WIB
Dari Terlilit Utang, Kini Sukses Bisnis Rental Mobil Gaul
Dari Terlilit Utang, Kini Sukses Bisnis Rental Mobil Gaul
A A A
Memulai bisnis saat ini bukan lagi soal modal uang, tapi ide dan kreativitas. Ide terbaik yang selalu datang di saat krisis, nampaknya masih terus mendominasi kelahiran entrepreneur baru.

Tersebab kegagalan usaha dan harus melunasi utang sebesar Rp40 juta, justru akhirnya melahirkan bisnis Driver Bdg di Bandung dengan keuntungan rata-rata setiap bulan di kisaran Rp46 juta hingga 78 juta.

“Awalnya usaha ini untuk melunasi utang karena gagal bisnis makanan. Usaha Driver Bdg telah mencetak profit tahun 2013 di angka Rp759 juta,” ujar Aldi Febian Mahabian yang merupakan pemilik dan pendiri jasa Driver Bdg saat dihubungi KORAN SINDO beberapa waktu lalu.

Aldi bercerita pengalaman pahitnya saat mengalami kegagalan bisnis kuliner dan memilih berhenti kuliah untuk melunasi utang. Dengan jujur dia mengisahkan, saat dulu dengan lugunya nekat berhutang kepada beberapa orang dan dikenakan bunga 5% per bulan. Dari uang pinjaman itu, dia pun melakoni berjualan beberapa usaha makanan hanya dalam tempo enam bulan.

”Saya berjualan macam-macam makanan dan hanya bertahan 6 bulan. Bangkrut,” ujar pria 24 tahun yang sempat berkuliah di Universitas Telkom ini. Namun dalam keadaan yang serba terjepit itulah muncul ide bisnisnya yang lain. Tepatnya dia mulai bekerja serabutan sebagai sopir mobil sewaan pada 2011.

Sebagai anak muda yang melek teknologi, maka dia pun mulai menyebarkan kabar pekerjaannya. Hanya dengan bermodalkan jejaring sosial, menyebarlah jasa sewa sopir tampan yang dirintisnya di Bandung.

“Tidak pakai modal, hanya lewat Twitter. Jasa sewa driver yang good looking ,” terangnya. Awal mula rencana bisnisnya ini ketika dia mendengar banyak kritikan masyarakat mengenai kualitas layanan seorang sopir. Berbagai kelemahan sopir mulai dari dandanan kurang rapi hingga lemahnya wawasan selalu menjadi topik bahasan. Dari rasa prihatin tersebut dia melihatnya sebagai peluang usaha.

Dia menekankan layanan yang bersahabat dari seorang sopir sehingga membuat klien nyaman. Komunikasi yang baik dan penampilan sopir yang menarik menjadi salah satu penekanannya. Ternyata pilihan bisnis ini tidak salah karena jumlah wisatawan ke Bandung tidak pernah surut. Bahkan, dari hanya satu orang, usahanya berkembang menjadi jasa penyewaan mobil atau rental.

”Saya melihat banyak teman yang memiliki banyak mobil dan kami bagi hasil. Jumlah sopir juga makin bertambah dengan memberdayakan kalangan mahasiswa yang tertarik. Ternyata, klien semakin luas dan usaha ini semakin berkembang,” terang pria kelahiran Cirebon ini. Bisnis tersebut semakin berkembang dari hanya melayani untuk keliling kota menjadi kebutuhan tur jarak jauh.

Tidak itu saja, usahanya juga melayani banyak permintaan lain yang unik seperti acara pernikahan, wisuda, atau acara promosi perusahaan. Bahkan, tidak jarang juga yang butuh layanan sopirnya hanya untuk sebagai teman ngobrol atau demi prestise dalam pergaulan.” Bahkan, ada yang butuh sopir kami hanya untuk pendamping wisuda mahasiswi,” ceritanya.

Usaha yang semakin berkembang ini mendorongnya membuat anak usaha. Unit usaha yang siap dikembangkannya akan menyasar layanan premium dan tur jarak jauh. Layanan premium disebutnya untuk melayani permintaan sewa mobil mewah seperti Toyota Alphard hingga Lamborgini.

Permintaan high class jenis ini datang dari kegiatan promosi perusahaan dan acara pernikahan. Jakarta dan Bali disebutnya sebagai lahan pengembangan yang lebih potensial selain Bandung. Sedangkan, pesanan dari Malaysia dan Singapura hampir rutin mengirimkan setidaknya lima email dari tour guide untuk klien personal untuk menempuh jarak jauh.

”Sementara, tur jarak jauh akan melayani tamu dari Malaysia. Banyak pesanan dari negara tetangga karena tahu info dari internet. Jadi, akan ada dua anak usaha kami di tahun depan,” ungkap pengusaha yang mempekerjakan delapan pengemudi ini. Tantangan dalam persaingan di segmen ini disebutnya cukup ketat. Namun sebagai pionir, dia mengaku belum ada pesaing yang mengkhawatirkan. Itulah mengapa dia ingin terus memenangkan hati pelanggan dengan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Hafid fuad
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3705 seconds (0.1#10.140)