Dana Kelolaan Reksa Dana Capai Rp218 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Total dana kelolaan (asset under management /AUM) reksa dana per akhir November 2014 mencapai Rp218,43 triliun atau tumbuh 2,9% dibandingkan bulan sebelumnya senilai Rp212,27 triliun.
Sementara, jumlah unit penyertaan per akhir November mengalami peningkatan sekitar 2,1% dari 133,69 miliar menjadi 136,62 miliar. Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, reksa dana mengalami pertumbuhan yang positif dari bulan ke bulan. “Reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar untuk dana kelolaan,” paparnya, saat di-hubungi baru-baru ini.
Dia mengatakan, pada 2015 reksa dana diprediksi akan terus tumbuh. Sementara, menurut data yang terhimpun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per tanggal 30 November 2014 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp93,96 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Selain itu, reksa dana terproteksi sebesar Rp41,86 triliun, adapun reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp32,69 triliun.
Di peringkat keempat ada reksa dana mixed (campuran) sebesar Rp18,75 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp19,31 triliun dan reksa dana indeks sebesar Rp526,5 miliar. Di sisi lain, reksa dana nonkonvensional (syariah) dan reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi yakni sebesar Rp6,23 triliun.
Kemudian, reksa dana campuran sebesar Rp1,67 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,10 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp394,5 miliar, reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp361,5 miliar, dan reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp148,5 miliar. Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto mengatakan, kenaikan dana kelolaan pada akhir November 2014 dipengaruhi oleh kinerja IHSG tahun ini yang tumbuh secara signifikan dibandingkan tahun 2013.
“Artinya, kinerja IHSG yang positif berdampak pada minat masyarakat untuk berinvesatasi di sektor ini,” jelasnya. Dia menambahkan, faktor lain karena masyarakat yang memiliki investasi reksa dana saham tergolong di masyarakat yang relatif muda dan memiliki kesadaran untuk berinvestasi sejak dini.
“Mereka berpikir bahwa investasi itu tentu akan berdampak jangka panjang dan akan menghasilkan keuntungan lebih tinggi,” katanya. Guntur memproyeksikan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilanjutkan dengan kenaikan BI Rate akan memengaruhi optimisme pasar terhadap pembangunan Indonesia.
“Diharapkan, dengan adanya kenaikan BBM dan BI Rate akan mendorong investasi lebih tinggi, karena hal itu sebenarnya untuk perbaikan ekonomi yang mendasar seperti infrastruktur. Masyarakat menilai hal ini akan mendorong pertumbuhan Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Guntur memperkirakan, reksa dana akan tetap tumbuh pada tahun 2015. “Sebenarnya isu yang paling berpengaruh adalah kenaikan suku bunga The Fed, tapi ini tidak akan dinaikkan pada kuartal pertama tahun depan, “ ujarnya.
Arsy ani s
Sementara, jumlah unit penyertaan per akhir November mengalami peningkatan sekitar 2,1% dari 133,69 miliar menjadi 136,62 miliar. Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan, reksa dana mengalami pertumbuhan yang positif dari bulan ke bulan. “Reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar untuk dana kelolaan,” paparnya, saat di-hubungi baru-baru ini.
Dia mengatakan, pada 2015 reksa dana diprediksi akan terus tumbuh. Sementara, menurut data yang terhimpun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per tanggal 30 November 2014 dana kelolaan reksa dana saham masih memberikan kontribusi terbesar senilai Rp93,96 triliun dibandingkan dengan reksa dana lain. Selain itu, reksa dana terproteksi sebesar Rp41,86 triliun, adapun reksa dana fixed income (pendapatan tetap) mencapai Rp32,69 triliun.
Di peringkat keempat ada reksa dana mixed (campuran) sebesar Rp18,75 triliun, kemudian reksa dana pasar uang sebesar Rp19,31 triliun dan reksa dana indeks sebesar Rp526,5 miliar. Di sisi lain, reksa dana nonkonvensional (syariah) dan reksa dana syariah berbasis saham masih mendominasi yakni sebesar Rp6,23 triliun.
Kemudian, reksa dana campuran sebesar Rp1,67 triliun, syariah berbasis terproteksi sebesar Rp1,10 triliun, reksa dana syariah fixed income sebesar Rp394,5 miliar, reksa dana syariah berbasis pasar uang sebesar Rp361,5 miliar, dan reksa dana syariah berbasis indeks sebesar Rp148,5 miliar. Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto mengatakan, kenaikan dana kelolaan pada akhir November 2014 dipengaruhi oleh kinerja IHSG tahun ini yang tumbuh secara signifikan dibandingkan tahun 2013.
“Artinya, kinerja IHSG yang positif berdampak pada minat masyarakat untuk berinvesatasi di sektor ini,” jelasnya. Dia menambahkan, faktor lain karena masyarakat yang memiliki investasi reksa dana saham tergolong di masyarakat yang relatif muda dan memiliki kesadaran untuk berinvestasi sejak dini.
“Mereka berpikir bahwa investasi itu tentu akan berdampak jangka panjang dan akan menghasilkan keuntungan lebih tinggi,” katanya. Guntur memproyeksikan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilanjutkan dengan kenaikan BI Rate akan memengaruhi optimisme pasar terhadap pembangunan Indonesia.
“Diharapkan, dengan adanya kenaikan BBM dan BI Rate akan mendorong investasi lebih tinggi, karena hal itu sebenarnya untuk perbaikan ekonomi yang mendasar seperti infrastruktur. Masyarakat menilai hal ini akan mendorong pertumbuhan Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Guntur memperkirakan, reksa dana akan tetap tumbuh pada tahun 2015. “Sebenarnya isu yang paling berpengaruh adalah kenaikan suku bunga The Fed, tapi ini tidak akan dinaikkan pada kuartal pertama tahun depan, “ ujarnya.
Arsy ani s
(ars)