Susi Minta Industri Tangkap Ikan Nol Investasi Asing
Susi Minta Industri Tangkap Ikan Nol Investasi Asing
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meminta agar industri ikan tangkap di Indonesia "nol" atau negatif asing.
Dirinya berkeinginan, industri ikan tangkap hanya difokuskan untuk pelaku usaha dalam negeri. Dia mencontohkan ZEE Indonesia yang luasnya 2,7 kilometer (km) jika dimanfaatkan dengan bijak, maka akan menghasilkan pendapatan yang besar.
"Intinya kita ingin untuk industri tangkap itu negatif asing. Jadi hanya perusahaan lokal yang boleh bermain," kata dia di Pullman Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Susi menjelaskan, pemerintah hanya akan mengizinkan pihak asing di sektor penanaman modal, itu pun hanya pada pembeliannya saja. Mengenai pemasarannya tidak diperbolehkan di industri tangkap.
"Di sini akan terbuka bisnis kelautan. Kita bayangkan 1 kapal tangkap eks asing itu 200-300 gross ton itu 600-800 ton per tahun. Kalau kita kalikan 5 dolar sudah berapa. Sudah 10 tahun diambil dari kita. Bukan bayangan. Satu potensi yang menganggumkan," tambahnya.
Bos Susi Air ini juga meminta pelaku usaha melakukan ekspansi di wilayah pesisir Indonesia. Sebab menurutnya, potensi besar masih tersimpan di laut Indonesia, oleh karena itu butuh fasilitas penunjang untuk memamfaatkan potensi tersebut, melalui pembangunan infrastruktur.
"Kalau kita lihat Maldives bisa menyumbangkan miliaran dolar, dari pariwisata pulau kecil yang mungkin seperseribu-nya wilayah kita kenapa kita enggak bisa buat 10% dari itu. 10 persennya dari 10 maldives its still good money, and big," tandasnya.
(Baca: Bodohi Menteri Lulusan SMP, Siup Pengusaha Kapal Dicabut)
Dirinya berkeinginan, industri ikan tangkap hanya difokuskan untuk pelaku usaha dalam negeri. Dia mencontohkan ZEE Indonesia yang luasnya 2,7 kilometer (km) jika dimanfaatkan dengan bijak, maka akan menghasilkan pendapatan yang besar.
"Intinya kita ingin untuk industri tangkap itu negatif asing. Jadi hanya perusahaan lokal yang boleh bermain," kata dia di Pullman Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Susi menjelaskan, pemerintah hanya akan mengizinkan pihak asing di sektor penanaman modal, itu pun hanya pada pembeliannya saja. Mengenai pemasarannya tidak diperbolehkan di industri tangkap.
"Di sini akan terbuka bisnis kelautan. Kita bayangkan 1 kapal tangkap eks asing itu 200-300 gross ton itu 600-800 ton per tahun. Kalau kita kalikan 5 dolar sudah berapa. Sudah 10 tahun diambil dari kita. Bukan bayangan. Satu potensi yang menganggumkan," tambahnya.
Bos Susi Air ini juga meminta pelaku usaha melakukan ekspansi di wilayah pesisir Indonesia. Sebab menurutnya, potensi besar masih tersimpan di laut Indonesia, oleh karena itu butuh fasilitas penunjang untuk memamfaatkan potensi tersebut, melalui pembangunan infrastruktur.
"Kalau kita lihat Maldives bisa menyumbangkan miliaran dolar, dari pariwisata pulau kecil yang mungkin seperseribu-nya wilayah kita kenapa kita enggak bisa buat 10% dari itu. 10 persennya dari 10 maldives its still good money, and big," tandasnya.
(Baca: Bodohi Menteri Lulusan SMP, Siup Pengusaha Kapal Dicabut)
(gpr)
Explore More