Anak Usaha Garuda Ekspansi di Bintan

Selasa, 09 Desember 2014 - 10:40 WIB
Anak Usaha Garuda Ekspansi di Bintan
Anak Usaha Garuda Ekspansi di Bintan
A A A
JAKARTA - Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yaitu PT GMF AeroAsia (GMF) menjalin kerja sama dengan Bintan Aviation Investment (BAI) membangun perusahaan perawatan pesawat di Bintan, Kepulauan Riau.

Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengatakan, total investasi pembangunan perawatan pesawat atau layanan maintenance, repair and overhaul (MRO) tersebut mencapai USD135 juta atau setara Rp1,62 triliun (Rp12.000/USD).

GMF akan menyewa fasilitas hanggar pesawat selama 30 tahun untuk layanan MRO di Bintan. “Porsi GMF dalam kerja sama ini mayoritas atau lebih dari 50%. Pada tahap pertama akan dibangun hanggar dengan dua bay dan hanggar painting . Hanggar ini akan dibangun tahun depan dan ditargetkan beroperasi akhir 2016,” kata Richard kepada sejumlah media di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, perusahaan MRO tersebut akan dibangun di Commercial International Private Airport atau bandar udara komersial internasional pertama di Indonesia yang dikelola swasta dan Aerospace Park pertama di Indonesia. Bandara Bintan juga merupakan bandara pertama swasta di Indonesia yang memiliki fasilitas untuk pesawat berbada lebar (wide body aircraft).

“Perusahaan patungan tersebut akan menjadi anak perusahaan pertama GMF. Nantinya pembangunan infrastruktur hanggar serta perawatan-perawatan suku cadang dan pesawat dibiayai dan disediakan oleh BAI,” tambahnya. Bintan Aviation Invenstment adalah anak perusahaan Gallant Venture Ltd. Pada 11 Februari 2014 Garuda dan Gallant Venture telah menandatangani MoU untuk mengembangkan Bintan sebagai hub penerbangan dan pariwisata.

Nantinya pusat perawatan pesawat akan menjadi bagian dari 177 hektare Bintan Aerospace Industrial Park yang berlokasi di dalam Kawasan Industri Bintan berdekatan dengan runway Bandara Bintan. Perusahaan patungan GMF dan BAI akan melayani perawatan pesawat berbadan lebar seperti B747,B777 dan A330. Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan berencana membidik pasar perawatan khususnya berbadan lebar.

Garuda Indonesia sudah mengoperasikan pesawat B777 yang akan bertambah menjadi 10 unit, pesawat A330 berjumlah 16 unit yang ditambah menjadi 30 unit serta pesawat B747. “Tahun depan kami menargetkan pendapatan sebesar USD300 juta atau naik 16% dibandingkan target tahun ini. Potensi market share bisnis MRO di Indonesia masih besar, karena 60% perawatan pesawat nasional masih dilakukan di luar negeri,” jelas Richard.

Sementara, Bupati Bintan Ansar Ahmad menjelaskan, Bintan merupakan daerah remote area yang secara khusus dikembangkan sebagai kawasan feri trade zone . Selain dikembangkan sebagai kawasan industri dan jasa, Bintan sebagai kawasan strategis nasional berencana untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata.

“Data 2013 menyatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bintan mencapai 416.000 orang, dalam waktu tiga tahun ke depan bisa mencapai 1 juta wisatawan, di Bintan juga terdapat 30 industri termasuk komponen industri pesawat Boeing,” kata Ansar.

Heru febrianto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5322 seconds (0.1#10.140)